Warga Polandia mulai ancang-ancang melakukan latihan militer. Hal itu ternyata dilakukan warga jika Polandia diinvasi Rusia.
Dilansir BBC Indonesia, Senin (6/5/2025), di suatu lapangan latihan militer dekat Kota Wroclaw, warga sipil Polandia mengantre untuk diberikan senjata dan diajari cara menembak. Seorang instruktur dengan wajah penuh coretan cat kamuflase meneriakkan cara menggunakan senjata.
"Setelah peluru terisi, senjata siap ditembakkan," bentak tentara Polandia itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Barisan warga biasa itu terdiri dari tua dan muda, laki-laki dan perempuan, orang tua dan anak-anak. Semuanya hanya punya satu tujuan: belajar menyelamatkan diri dari serangan bersenjata.
Sesi di lapangan tembak itu merupakan bagian dari program Berlatih dengan Tentara yang diadakan Sabtu (03/05) pagi. Warga sipil juga memperoleh pelatihan pertarungan jarak dekat, pertolongan pertama, dan cara memakai masker gas.
"Situasinya berbahaya sekarang, kita perlu siaga," tutur koordinator pelatihan, Kapten Adam Sielicki.
"Kita menghadapi ancaman militer dari Rusia, dan kita sedang bersiap untuk itu."
Kapten Sielicki mengatakan program ini sangat diminati. Pemerintah Polandia kini berencana untuk memperluas program agar setiap pria dewasa di negara itu menerima pelatihan.
Polandia, yang berbatasan dengan Rusia dan Ukraina, mengatakan akan menghabiskan hampir 5% dari PDB untuk pertahanan tahun ini.
Angka itu merupakan yang tertinggi di NATO.
Pekan lalu, Perdana Menteri Donald Tusk mengatakan Polandia berniat membangun "tentara terkuat di kawasan".
Ilustrasi militer. (Dikhy Sasra/detikcom)
Dariusz, salah satu peserta kursus di Wroclaw, mengaku siap menjadi orang "pertama" yang sukarela jika Polandia diserang. "
Sejarah telah mengajarkan kita bahwa kita harus siap membela diri sendiri. Kita tidak bisa mengandalkan siapa pun. Hari ini aliansi ada, dan besok aliansi itu bisa rusak."
Peserta lain, Bartek, mengatakan sebagian besar warga Polandia "akan mengangkat senjata" jika diserang "dan siap membela negara."
Sementara Agata, yang datang bersama temannya, mengatakan terpilihnya Donald Trump membuat orang-orang semakin khawatir.
"Dia ingin menarik diri [dari Eropa]. Itu sebabnya kami merasa semakin tidak aman. Jika kami tidak siap dan Rusia menyerang kami, kami akan menjadi tahanan mereka," terangnya.
Berbagai pernyataan Donald Trump dan para pejabatnya telah memicu kekhawatiran mendalam di kalangan petinggi Warsawa.
Pada Februari, Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth dalam kunjungannya ke Warsawa mengatakan bahwa Eropa tidak boleh berasumsi bahwa kehadiran pasukan AS di benua itu "akan bertahan selamanya".
Sekarang ini, AS memiliki sekitar 10.000 tentara yang ditempatkan di Polandia. Akan tetapi, bulan lalu Washington mengumumkan rencana penarikan pasukan dari pangkalan militer utama di kota Rzeszow di timur Polandia.
Para pejabat mengatakan pasukan tersebut akan ditempatkan kembali di Polandia, tetapi langkah ini semakin menimbulkan keresahan di negara tersebut.
Sikap bermusuhan Donald Trump yang tampak jelas terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, dan pujiannya untuk Presiden Rusia Vladimir Putin, makin menambah kekhawatiran ini.
Dalam beberapa hari mendatang, Polandia dijadwalkan menandatangani perjanjian pertahanan dengan Prancis. Adapun pakta lain dengan Kerajaan Bersatu (United Kingdom/UK) sedang dalam tahap perencanaan.
Kedua langkah ini memperkuat indikasi Warsawa menjauh dari hubungan militer yang secara historis kuat dengan Washington.
Selatin itu, ada juga pembicaraan mengenai Polandia yang akan berada di bawah "payung nuklir" militer Prancis.
"Saya rasa [Trump] tentu saja telah mendorong kami untuk berpikir lebih kreatif tentang keamanan kami," ujar Tomasz Szatkowski, perwakilan tetap Polandia untuk NATO dan penasihat presiden bidang pertahanan.
"Sepertinya AS tidak mampu kehilangan Polandia, karena itu akan menjadi pertanda... bahwa Anda tidak dapat mengandalkan AS. Namun, kami harus memikirkan opsi lain dan mengembangkan kemampuan kami sendiri."
"Jika Rusia melanjutkan niat agresif terhadap Eropa, kami akan menjadi yang pertamapenjaga gerbang," kata Szatkowski.
Menurut dia, pembangunan militer Polandia yang pesat terkait dengan "situasi geopolitik. Itu yang pertama. Tapi ada ada juga faktor pengalaman sejarah."
(whn/rfs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini