Jakarta -
Daftar 10 orang terkaya di Indonesia tahun 2024 ini masih diisi nama-nama lawas. Terdapat nama-nama besar yang telah lama menguasai sektor tertentu. Beberapa di antaranya adalah pengusaha properti, tambang, hingga pemilik perusahaan media.
Laman ekonomi Forbes, seperti biasa telah membuat daftar 50 orang terkaya di Indonesia setiap akhir tahun. Para miliarder ini tidak hanya dikenal di tingkat nasional, tetapi juga diakui secara global sebagai pelaku bisnis yang berpengaruh.
Di balik geliat ekonomi Indonesia, terdapat sejumlah individu yang berhasil mengumpulkan kekayaan luar biasa dari berbagai sektor bisnis, mulai dari properti, perbankan, hingga media. Kekayaan mereka tidak hanya mencerminkan keberhasilan individu, tetapi juga mencerminkan perkembangan sektor bisnis yang mereka geluti.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Daftar 10 Orang Terkaya di Indonesia
Forbes menyusun daftar berdasar informasi kepemilikan saham dan keuangan yang diperoleh dari keluarga dan individu, bursa saham, laporan tahunan, dan analis. Secara total, harta kesepuluh konglomerat ini mencapai US$172,5 miliar (Rp2.753,1 triliun) atau meningkat dari periode yang sama tahun lalu, US$168,85 (Rp2.622,07 triliun). Berikut daftarnya, dilansir dari laman Forbes:
1. R. Budi & Michael Hartono
Kekayaan Hartono bersaudara terus meningkat setiap tahunnya. Tahun ini, R. Budi dan Michael mengantongi harta sebanyak US$50,3 miliar atau Rp802,78 triliun.
Kekayaan Keluarga Hartono semakin berlipat setelah membeli saham di Bank Central Asia (BCA) pada tahun 1997-1998. Kini, mereka mendapatkan sebagian dari kekayaan mereka dari investasi mereka di BCA.
Selain itu, kekayaan keluarga ini juga disumbang dari pabrik rokok kretek Djarum, yang diwariskan ayah mereka. Kini usaha itu dijalankan oleh putra Budi Hartono, Victor. Belum lagi dengan kepemilikan keluarga ini pada merek elektronik Polytron, banyak real estat di Jakarta, serta perusahaan e-commerce Blibli.
2. Prajogo Pangestu
Pendiri dan Komisaris Utama Barito Pacific Group, Prajogo Pangestu berada di posisi kedua dengan kekayaan US$32,5 miliar atau Rp518,7 triliun. Kisah suksesnya bermula dari di bisnis kayu Barito Pacific pada akhir tahun 1970-an, yang kemudian kini menjadi perusahaan petrokimia dan energi.
Prajogo adalah anak dari seorang pedagang karet dari Kalimantan Barat, yang kemudian tekun meniti usahanya. Pada tahun lalu, Prajogo berhasil menempati posisi orang terkaya nomor satu di Indonesia.
3. Low Tuck Kwong
Dikenal sebagai raja batu bara, Low Tuck Kwong punya kekayaan US$27 miliar atau Rp430,92 triliun. Pria kelahiran Singapura ini adalah pendiri Bayan Resources, sebuah perusahaan pertambangan batu bara di Indonesia.
Dia juga mengendalikan perusahaan energi terbarukan Singapura Metis Energy, yang sebelumnya dikenal sebagai Manhattan Resources. Investasi bisnisnya juga ada di The Farrer Park Company dan Samindo Resources.
Ia memulai kesuksesannya sejak bekerja untuk perusahaan konstruksi ayahnya di Singapura saat remaja. Low kemudian pindah ke Indonesia pada tahun 1972 untuk mendapatkan peluang yang lebih besar.
4. Keluarga Widjaja
Keluarga Widjaja yang saat ini mewarisi kerajaan bisnis Eka Tjipta Widjaja, berada di urutan keempat terkaya yakni mengantongi US$18,9 miliar atau Rp301,64 triliun.
Keluarga ini memetik buah manis perjuangan mendiang Eka yang seorang imigran Cina ke Indonesia. Eka saat itu memulai bisnisnya dengan menjual biskuit saat remaja.
Usaha keluarga ini, yakni Sinar Mas bergerak di bidang kertas, real estat, jasa keuangan, perawatan kesehatan, agribisnis, dan telekomunikasi. Eka meninggal pada Januari 2019 pada usia 98 tahun.
Empat putra tertua Eka mengawasi perusahaan mendiang ayahnya. Franky Widjaja yang mengepalai raksasa minyak sawit Golden Agri-Resources, sementara yang lain telah membangun bisnis mereka sendiri.
5. Anthoni Salim dan Keluarga
Di urutan kelima, ada Anthoni Salim dan keluarga dengan kekayaan US$12,8 miliar atau Rp204,28 triliun. Anthoni Salim mengepalai Grup Salim yang berinvestasi dalam bidang makanan, ritel, perbankan, telekomunikasi, dan energi.
Anthoni Salim dikenal sebagai CEO Indofood, salah satu pembuat mie instan terbesar di dunia. Salim dan keluarga memiliki saham di perusahaan investasi First Pacific yang terdaftar di Hong Kong.
Anthoni adalah anak bungsu dari tiga putra mendiang Liem Sioe Liong, seorang taipan yang selama beberapa dekade sangat dekat dengan presiden Suharto. Ia telah memperdalam investasi di bidang pertambangan, memimpin konsorsium yang membeli saham Bumi Resources senilai $1,6 miliar pada tahun 2022. Selain itu, ia juga memiliki saham di Medco Energi dan Amman Mineral.
6. Sri Prakash Lohia
Sempat mengalami penurunan kekayaan di tahun 2019, kekayaan Sri Prakash Lohia terus bangkit sampai di tahun 2024. Ia kini memiliki kekayaan US$8,7 miliar atau Rp138,85 triliun.
Lohia menghasilkan banyak kekayaannya dengan memproduksi pupuk dan polimer. Pada tahun 1970-an dia dan ayahnya pindah dari India ke Indonesia, mendirikan Indorama Corp sebagai pembuat benang pintal.
Indorama Corp kini membuat produk industri termasuk pupuk, poliolefin, bahan baku tekstil dan sarung tangan medis. Lohia menjadi pemimpinnya, sementara putranya Amit menjadi wakilnya. Mereka berdua tinggal di London.
Adik laki-lakinya Aloke Lohia yang juga seorang miliarder, tinggal di Thailand. Aloke menjalankan pembuat polimer PET Indorama Ventures Public Co.
7. Agoes Projosasmito
Agoes Projosasmito adalah presiden komisaris Amman Mineral Internasional, salah satu perusahaan pertambangan tembaga dan emas terbesar di Indonesia. Ia mengantongi kekayaan US$7 miliar setara Rp111,72 triliun.
Agoes memiliki saham minoritas di perusahaan, yang go public di bursa saham Indonesia pada tahun 2023 mengumpulkan $710 juta. Ia juga memiliki saham di perusahaan minyak dan gas Indonesia Medco Energi Internasional dan penambang batu bara Bumi Resources.
Agoes mengaku sebagai sekutu terpercaya miliarder Indonesia Anthoni Salim. Hubungan mereka dimulai pada tahun 1989 ketika dia membantu IPO perusahaan semen Salim, Indocement Tunggal Prakarsa.
8. Tahir dan Keluarga
Kekayaan Tahir, pendiri grup Mayapada semakin meningkat sejak tahun 2022 ke belakang. Ia memang dikenal sebagai konglomerat yang berkecimpung di dunia perbankan, perawatan kesehatan, media, dan real estat.
Tahir dan keluarga punya kekayaan US$5,3 miliar atau Rp84,58 triliun. Keluarga ini memiliki saham di Bank Mayapada dan Maha Properti Indonesia yang terdaftar.
Tahir juga memiliki properti di Singapura, termasuk melalui perusahaan properti yang terdaftar MYP. Istrinya, Rosy, adalah putri dari taipan Indonesia Mochtar Riady.
9. Chairul Tanjung
Chairul Tanjung atau akrab disapa CT, lebih dikenal sebagai bos media. CT kini memiliki kekayaan US$5,2 miliar atau senilai Rp82,99 triliun.
CT Corp milik Chairul Tanjung, terkenal dengan perusahaan perbankan kartu kreditnya, memiliki usaha di bidang supermarket, dan punya stasiun TV ternama. Trans Retail miliknya memiliki toko kelontong di bawah merek Carrefour dan Transmart.
Grupnya juga mengendalikan waralaba Wendy's di Indonesia dan memiliki waralaba Versace, Mango, dan Jimmy Choo. CT juga memiliki saham di maskapai nasional Indonesia Garuda, yang menyelesaikan restrukturisasi utangnya sebesar $10 miliar pada tahun 2023.
Ia juga memiliki saham di Allo Bank Indonesia, salah satu bank digital terbesar di Indonesia.
10. Dewi Kam
Dewi Kam, menjadi satu-satunya perempuan dalam daftar 10 orang terkaya di Tanah Air. Ia memiliki kekayaan US$4,8 miliar atau Rp76,6 triliun.
Nama Dewi Kam bisa dibilang masih baru dalam daftar 10 orang terkaya di Indonesia. Ia mendapatkan sebagian besar kekayaannya dari saham minoritas di penambang batu bara Indonesia Bayan Resources.
Perusahaan ini adalah produsen batu bara terbesar keempat di negara ini berdasarkan volume penjualan. Tidak cuma di pertambangan, Dewi juga bergerak dalam pembangunan pembangkit listrik.
Dirinya memiliki 91% saham dari PT Sumbergas Sakti Prima. Menurut catatan detikcom, perusahaan ini menjadi pengembang di sejumlah proyek pembangkit listrik di Indonesia.
Nah, itulah tadi daftar 10 orang terkaya di Indonesia dalam catatan tahun 2024. Semoga menambah pengetahuanmu, ya!
(aau/fds)