Jakarta -
Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Wamen PPA) Veronica Tan mengatakan perempuan seharusnya bisa mandiri secara ekonomi. Hal itu agar tak bergantung kepada suami nantinya sehingga bisa mengantisipasi adanya pelecehan hingga kekerasan.
Hal itu ia sampaikan pada diskusi yang digelar organisasi sayap Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Perempuan Bangsa dengan tema 'Perempuan Berdaya, Bangsa Berjaya Menuju Indonesia Emas 2045' di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (30/11/2024). Awalnya, Dia memaparkan problematika yang harus dihadapinya di kementerian, di antaranya dari pelecehan seksual, kekerasan, hingga perdagangan orang.
"Banyaknya laporan kasus, mulai dari pelecehan seksual, kekerasan terhadap anak, hingga Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO). Kami sedang 'belanja masalah' untuk mencari akar permasalahannya," ucap Veronica.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Vero, beberapa hal seperti kekerasan dan lain sebagainya yang kerap ditemukan kaum perempuan dapat diselesaikan dengan faktor ekonomi. Karena itu, dia menyebut kemandirian ekonomi perempuan menjadi pondasi agar terwujudnya kesetaraan gender.
"Perempuan tidak mandiri secara ekonomi, mereka bergantung pada suami atau pihak lain. Kalau ekonomi perempuan diberdayakan, mereka pasti berani speak up dan mengurus anak dengan lebih baik," ucapnya.
Karena itu, dia mengajak seluruh perempuan untuk dapat mengasah skill-nya dan menjadi berdaya dalam berbagai bidang yang dapat dikembangkan.
"Ketika kita di rumah, yang kita pikirkan adalah bagaimana kita mengedukasi anak kita. Edukasi itu jangka panjang. Kalau kita dengan anak kita, kita bisa berulang-ulang tanpa pamrih, kapanpun anak kita salah, kita tetap edukasi," ujar Vero mencontohkan.
"Pakailah hati yang sama, ketika kita ada di posisi kita, kita menggunakan hati nurani kita, kita berbicara seperti kita mengajarkan karena kita sayang dan kita peduli. Berpikir dengan hal yang sederhana saja, tapi pakai hati yang nurani kita untuk kita bekerja," imbaunya.
Di saat yang bersamaan Wakil Ketua Komisi VII DPR Fraksi Gerindra, Rahayu Saraswati mengingatkan pentingnya pendidikan bagi perempuan.
"Jangan bilang, 'buat apa kuliah S2 atau S3?' Kita harus memberdayakan anak-anak perempuan kita agar mereka bisa mendukung sesama perempuan," kata perempuan yang akrab disapa Rahayu itu.
Meski begitu, dia menekankan perlunya sikap saling perduli antar sesama perempuan. Menurutnya dengan begitu akan terbentuk kekuatan untuk memperjuangkan hak-hak perempuan.
"Satu kata kunci, kolaborasi. Nggak ada dari kita yang bisa melakukan segalanya sendiri. Kita harus united front, harus memberikan rasa persatuan, solid dan kolaborasi yang baik itu untuk mencapai tujuan untuk kita bersama kok. Jadi mari kita semua berkolaborasi," imbuhmya.
Masih dalam acara yang sama, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Nihayatul Wafiroh mengajak perempuan untuk tak khawatir berkiprah dalam dunia politik. Dia menuturkan hal itu perlu untuk mengupayakan hak-hak perempuan.
"Sebenarnya terkadang urusan politik ini sebagai banyak orang mengatakan bahwa jangan di politik, politik itu adalah daerah yang kotor sehingga perempuan tidak bisa di situ," ucap Ninik
"Padahal kalau di politik, kalau saya ingin mengkaitkan dengan agama, sekali kita melakukan hal baik di politik itu jangka panjang yang akan kita lakukan," pungkasnya.
Simak juga Video Tanggapan Veronica Tan soal Meningkatnya Tren Childfree
(ond/azh)