Ada yang berbeda dengan parkiran di RSUD Tangerang Selatan (Tangsel) usai tidak lagi dikuasai oleh organisasi masyarakat (ormas) Pemuda Pancasila (PP). Parkiran tersebut kini dikelola oleh pihak RSUD Tangsel.
Ormas PP sudah tidak lagi menguasai parkir di RSUD Tangsel semenjak puluhan anggota ormas diamankan pihak kepolisian. Padahal, ormas PP sudah 7 tahun menguasai parkiran RSUD Tangsel.
Dari penguasaan parkiran tersebut, ormas PP Tangsel meraup cuan yang juga tidak sedikit. Mereka meraup Rp 7 miliar dalam 7 tahun penguasaan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk diketahui, puluhan anggota ormas PP Tangsel diamankan buntut dari adanya kericuhan terkait parkir di RSUD Tangsel. Mereka mengancam karyawan hingga merobohkan palang parkir RSUD Tangsel.
Lantas setelah ditinggal ormas PP, seperti apa kondisi parkiran RSUD Tangsel?
Parkiran Saat Ini Memakai Karcis Parkir
Foto: Kondisi area parkir RSUD Tangerang Selatan yang kini tak lagi dikuasai ormas Pemuda Pancasila (PP). (Taufiq/detikcom)
Pantauan detikcom di lokasi, Rabu (28/5) yang lalu pengunjung yang datang ke rumah sakit dengan menggunakan kendaraan pribadi tetap diberi karcis parkir. Dalam karcis itu tertulis 'free parking'.
Pada karcis juga tertulis keterangan aturan parkir di RSUD Tangsel, seperti aturan karcis tidak boleh hilang. Para pemilik kendaraan juga harus menunjukkan STNK saat hendak keluar dari area parkir.
Petugas akan mencatat pelat nomor di karcis tersebut saat pengunjung tiba di RSUD. Kemudian petugas menarik karcis itu saat pengunjung hendak keluar.
Di samping itu, kondisi parkiran di RSUD tampak rapi. Petugas parkir dengan seragam biru sesekali terlihat menata posisi motor.
Petugas parkir mengarahkan kendaraan roda dua ke sisi utara dan barat gedung rumah sakit. Sementara itu, kendaraan roda empat diparkir di sebelah timur gedung rumah sakit.
Sementara ini, palang parkir yang sebelumnya jadi lokasi cekcok berujung viral di media sosial belum tampak dipasang. Terlihat juga mesin tiket masih belum bisa digunakan.
Koordinator kontrol area vendor Max Secure, Rahmat, mengatakan parkir akan digratiskan hingga 2 Juni mendatang. Selanjutnya, parkir akan berbayar dengan rincian satu jam pertama untuk roda dua Rp 2.000 dan roda empat Rp 3.000.
"Kalau untuk tarif dari manajemen itu untuk kendaraan roda 4 satu jam pertama Rp 3.000, sampai tarif maksimal Rp 15 ribu per hari, untuk motor atau roda 2 tarif satu jam pertama Rp 2.000, maksimal Rp 5.000 per hari. Sistemnya, masuk menggunakan uang elektronik," kata Rahmat saat ditemui detikcom, Rabu (28/5).
Diawasi CCTV 24 Jam
Foto: Kondisi area parkir RSUD Tangerang Selatan yang kini tak lagi dikuasai ormas Pemuda Pancasila (PP). (Taufiq/detikcom)
"Pasti nanti akan ada pelayanan yang lebih baik. Motor-motor yang masuk akan ditata lebih baik, untuk keamanan akan dipasang CCTV di pintu masuk dan keluar di area parkir juga ada," kata koordinator kontrol area vendor Max Secure, Rahmat kepada detikcom di RSUD Tangsel, Rabu (28/5).
Rahmat menambahkan, CCTV itu akan berfungsi selama 24 jam nonstop. Rekamannya, kata dia, bisa dijadikan bukti apabila ada keluhan rusak atau kehilangan barang dari pengunjung yang memarkir kendaraannya.
"Ya semua masuk ke sistem. Jadi ada asuransinya ya, bilamana kendaraan itu ada tiket masuknya pas mau keluar kendaraan nggak ada, akan dipantau CCTV dulu, ilangnya ke mana. Ada penyelidikan dulu. Kalau sudah jelas akan bisa klaim asuransinya," jelas dia.
Warga Lebih Pilih Parkir Resmi RSUD Tangsel
Foto: Kondisi area parkir RSUD Tangerang Selatan yang kini tak lagi dikuasai ormas Pemuda Pancasila (PP). (Taufiq/detikcom)
"Nah itu, kalau kita penginnya, misal kita parkir bayar, ya ada tanggung jawabnya kalau ada rusak atau hilang di parkiran. Kan kita bayar," kata warga Serpong, Pangki (45), kepada detikcom di lokasi, Rabu (28/5).
Pangki menuturkan tidak mempermasalahkan sistem parkir dengan palang pintu otomatis. Baginya, yang penting pengelolaan parkir resmi dapat menjamin kendaraan miliknya lebih aman.
"Ya saya sih samain aja sama RS lain yang sudah dikelola dengan baik ya. Banyak itu, lihat (Rumah Sakit) Fatmawati itu bagus pelayanannya. Ada payung hukumnya bagi kita kan. Kalau ada apa-apa, kita bisa klaim," ujarnya.
Selaras, warga lain bernama Rizki (28) juga memilih parkir resmi alih-alih dikelola ormas. Dia tak mempermasalahkan jika parkir RSUD Tangsel, yang saat ini masih digratiskan, nantinya akan dikenakan tarif.
"Kalau saya pilih resmilah. Ya mungkin kalau resmi jadi ditarif per jam, tapi mungkin bakal ada tanggung jawabnya kalau ada rusak-rusak atau hilang apa waktu diparkir, kan. Maksudnya dulu kan liar aja kan, mau ada apa-apa nggak mau tanggung jawab kan entar," jelas Rizki.
"Kalau ngarahin nggak, cuma tinggal masuk aja gitu. Dia (parkir ormas PP) nagih uang doang," tambahnya.
(maa/maa)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini