Jakarta -
PT Len Industri memproduksi motor listrik trail bernama Sprint. Motor listrik itu sudah digunakan oleh TNI AD dan dipakai personel Babinsa hingga Polisi Militer.
Hal itu disampaikan oleh Karo Infohan Kementerian Pertahanan, Brigjen Frega Wenas. Dia mengatakan motor listrik dari PT Len Industri memiliki spesifikasi yang sesuai dengan kebutuhan TNI AD.
"Jadi kalau yang motor listrik ya, itu kan sudah distribusi untuk Angkatan Darat, untuk Babinsa, termasuk juga dengan Satuan Pengawalan, karena motor listrik yang dibuat oleh LEN ini, juga termasuk motor pengawalan di Polisi Militer, di TNI," kata Frega di PT Len Industri, Bandung, Jawa Barat, Rabu (26/2/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Motor listrik dan becak listrik produksi Len Industri. (Fawdi/detikcom)
Frega mengatakan motor listrik itu sesuai dengan semangat penggunaan energi terbarukan. Dia mengatakan hal itu menjadi pertimbangan penggunaan motor listrik.
"Tentunya karena sudah terdistribusi dan memang produknya juga merupakan produk yang baik, sejalan dengan kebijakan energi terbarukan, tentunya ini juga menjadi salah satu pertimbangan dalam pembangunan logistik," jelasnya.
Selain motor listrik, PT Len memproduksi becak listrik. Direktur Operasi PT Eltran Indonesia, Sentot, mengatakan becak listrik itu dipesan oleh Setneg dan juga dipasarkan untuk sektor pariwisata.
"Kalau terkait dengan becak listrik, saat ini kami sudah ada kerja sama dengan Setneg. Kemudian kalau untuk terkait dengan dipasarkan di masyarakat, itu memang kita ke depan mau melakukan pemasaran becak listrik ini untuk kepentingan pariwisata, untuk kepentingan area-area yang di situ sifatnya itu adalah terkait dengan melestarikan nilai-nilai budaya yang ada di Indonesia," katanya.
Motor listrik dan becak listrik produksi Len Industri. (Fawdi/detikcom)
Direktur Bisnis dan Kerja Sama PT Len Industri, Irwan Ibrahim, mengatakan proses produksi yang dilakukan pihaknya juga dipengaruhi stabilitas geopolitik. Dia mengatakan rantai pasok global sangat berpengaruh pada kebutuhan industri pertahanan.
Dia mencontohkan suplai chip atau semikonduktor yang terdampak perang Rusia-Ukraina. Dia mengatakan chip untuk kebutuhan industri pertahanan di Indonesia terdampak regulasi dalam negeri Amerika Serikat.
"Ya betul, sangat tergantung dengan geopolitik. Karena hal ini ada beberapa hal yang, misalkan chip yang kita beli, itu terganggu oleh pasokan suplai dengan adanya perang, misalkan Ukraina sama Rusia," kata Irwan di Bandung, Jawa Barat, Rabu (26/5).
"Dengan adanya blok, Chips and Science Act dari Amerika, itu mengganggu. Kita sebagai negara berkembang membutuhkan hal ini, dan mari kita lihat, dan seperti apa nanti perkembangan geopolitik ini, tapi yang pasti itu bisa menjadi risiko buat kita," sambungnya.
Dia menjelaskan, PT Len Industri mencoba memitigasi dampak geopolitik itu. Salah satunya dengan mencari vendor dari negara lain yang dapat memenuhi kebutuhan industri dalam negeri Indonesia.
(haf/haf)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu