Jakarta -
Nada-nada riang dari puluhan bilah angklung menggema memenuhi teras Gedung Pusat Edukasi Antikorupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta. Irama harmonis yang dibawakan oleh komunitas Angklung Perempuan Indonesia (API), berkolaborasi dengan legenda musik Tanah Air H. Rhoma Irama, menghadirkan semangat baru dalam perjuangan memberantas korupsi.
Para anggota komunitas yang telah berusia di atas 60 tahun ini, menyatukan semangat integritas melalui musik, mengajak masyarakat untuk bersama-sama membangun Indonesia yang bersih dari korupsi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penampilan spesial tersebut menjadi bagian dari rangkaian kegiatan Pagelaran Seni Musik Angklung dan Bimbingan Teknis Perempuan Antikorupsi bertema 'Melalui Kesenian Angklung, Gelorakan Upaya Pemberantasan Korupsi di Indonesia' yang digagas oleh Direktorat Peran Serta Masyarakat KPK.
Wakil Ketua KPK, Ibnu Basuki Widodo, menegaskan bahwa seni merupakan media yang efektif dalam mendorong pencegahan korupsi. Ia menilai seni mampu menyampaikan pesan moral secara halus, membangun kesadaran kolektif, serta menumbuhkan nilai kejujuran, integritas, dan keberanian melawan ketidakadilan.
"Melalui kesenian, pesan-pesan kebaikan bisa lebih mudah diterima. Angklung, dengan kedisiplinan dan kekompakannya, merupakan simbol nyata bagaimana kita harus bertindak dalam pemberantasan korupsi," ujar Ibnu dalam siaran pers, Selasa (29/4/2025).
Ibnu menambahkan bahwa pemberantasan korupsi bukan hanya tanggung jawab aparat penegak hukum tetapi juga membutuhkan peran aktif seluruh elemen masyarakat, termasuk komunitas seni seperti API.
Ia menekankan pentingnya integritas sebagai keselarasan antara ucapan dan tindakan.
"Dalam survei yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi pada tahun 2018, sebanyak 78% responden menyatakan bahwa korupsi adalah hal yang biasa terjadi. Melihat kenyataan itu, kita harus mulai mengikis pandangan tersebut," ujarnya.
"Korupsi bukanlah budaya. Yang harus kita budayakan adalah budaya antikorupsi. Dan API, saya harap bisa menyisipkan pesan-pesan antikorupsi dalam setiap penampilan, misalnya melalui penyampaian antikorupsi singkat di sela-sela pergantian lagu, dalam durasi sekitar lima menit," imbuh Ibnu.
Pemberantasan Korupsi Tidak Mengenal Usia
Deputi Bidang Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat KPK, Wawan Wardiana, menyampaikan apresiasinya atas semangat para anggota komunitas API. Ia menyoroti bahwa meskipun mereka berusia 60 hingga 83 tahun, semangat dan energi mereka dalam belajar nilai-nilai antikorupsi justru melebihi generasi yang lebih muda.
"Ini bukti bahwa perjuangan memberantas korupsi tidak mengenal usia," kata Wawan.
Ia juga menekankan bahwa peran seorang ibu sangat strategis dalam menanamkan nilai antikorupsi karena kedekatan emosional mereka dengan keluarga.
"Semua orang bisa berkontribusi dalam memberantas korupsi dengan cara apa saja. Minimal, pulang dari sini, Ibu sebagai nenek, sebagai orang tua, bisa memberikan petuah-petuah yang berisi nilai-nilai antikorupsi. Perilaku-perilaku apa yang harus dihindari, apalagi sudah mendapat bimbingan teknis mengenai antikorupsi," jelas Wawan.
Sementara itu, musisi legendaris H. Rhoma Irama turut memeriahkan pagelaran seni dengan lagu-lagu bertema sosial seperti Indonesia, Keramat, Judi, dan Mirasantika.
Ia mengajak masyarakat untuk memahami pentingnya moralitas dalam kehidupan sehari-hari.
"Setiap kejahatan harus terus dikumandangkan pencegahannya. Jadi sikap KPK untuk mengadakan pendidikan, pencegahan, dan penindakan itu satu konstruksi yang baik sekali, meminimalisir penindakan korupsi di Indonesia. Kita semua berharap, kita doakan agar para pejabat Indonesia khususnya, dan semua orang-orang, takut untuk melakukan korupsi. Kita doakan agar mereka semua tidak suka kepada rompi oranye," tegas Rhoma.
dok. KPK
Ketua Angklung Perempuan Indonesia, Effy Kuswita, menyampaikan rasa bangganya bisa bersinergi dengan KPK dalam gerakan antikorupsi.
"Bagi kami, angklung bukan sekadar alat musik. Ini adalah simbol kebersamaan dan keharmonisan. Sama seperti membangun negeri ini, setiap orang punya peran penting, dan semuanya harus bergerak dalam satu irama: irama kejujuran, irama integritas," tuturnya.
Setelah memukau penonton dalam Pagelaran Seni Musik Angklung, sekitar 100 anggota API melanjutkan semangat mereka dengan mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) Perempuan Antikorupsi.
Kegiatan ini menjadi ruang belajar yang bermakna untuk menggali peran strategis perempuan dalam membangun budaya antikorupsi-baik di lingkup keluarga, komunitas, hingga masyarakat luas.
Hadir dalam kegiatan ini antara lain Ketua Dewan Pengawas KPK Gusrizal; anggota Dewan Pengawas KPK Benny Jozua Mamoto, Chisca Mirawati, dan Sumpeno; Direktur Peran Serta Masyarakat KPK Kumbul Kusdwidjanto Sudjadi; Direktur Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi KPK Amir Arief; Direktur Jejaring Pendidikan pada Kedeputian Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat KPK Dian Novianti; serta Kepala Biro Humas KPK Yuyuk Andriati Iskak.
(SLS/KPK)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini