Jakarta -
Anggota DPRD Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan Hardiyanto Kenneth mendesak Dinas Sumber Daya Air (SDA) Daerah Khusus Jakarta untuk segera memperbaiki banyaknya kebocoran sheet pile di aliran Kali Pesanggrahan. Kebocoran sheet pile tersebut mengakibatkan banjir di wilayah sekitarnya.
"Padahal umur sheet pile itu belum sampai berumur dua tahun, tapi kenapa banyak sekali kebocoran di puluhan titik di dasar sheet pile, sehingga pada saat terjadi air kiriman dari Ciawi Bogor, air keluar dari lubang lubang sheet pile tersebut dan mengakibatkan banjir sampai ke arah kantor Walikota Jakarta Barat," kata Kenneth dalam keterangannya, Rabu (12/3/2025).
Berdasarkan hasil peninjauannya, pria yang kerap disapa Bang Kent ini menemukan puluhan titik kebocoran di dasar sheet pile yang terletak di Jalan Haji Nabet dan Haji Briti, RW 09, RT 03, Kelurahan Kembangan Selatan, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peninjauan tersebut dilakukan karena dirinya mendapatkan laporan dari warga bahwa banyak titik bocor di bantaran Kali Pesanggrahan yang sudah di sheet pile.
Dalam peninjauan tersebut, Kent didampingi oleh Lurah Kembangan Selatan RM Pradana Putra, pejabat dari Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Barat, serta Ketua RW 09, Masim dan Ketua RT 03, Rohim.
Anggota DPRD Khusus Jakarta, Fraksi PDI Perjuangan Hardiyanto Kenneth Juga Menemukan 5 Pintu Air Yang Rusak di Bantaran Kali Pesanggrahan. Foto: Dok: DPRD DKJ
Selain sheet pile bocor, Kent juga menemukan ada lima pintu air yang sudah tidak berfungsi. Padahal umurnya belum sampai dua tahun, dan ada rumah pompa yang kosong, sementara tidak ada pompa terpasang di sana. Menurut Kent seharusnya ada pompa yang bisa membantu menguras air pada saat debit Kali Pesanggrahan tinggi.
"Ini seharusnya menjadi tanggung jawab penuh dari Dinas SDA untuk dilakukan pemeliharaan awal, sehingga bisa dilakukan mitigasi dini supaya bencana banjir ini tidak terjadi. Dampak dari luapan Kali Pesanggrahan yang keluar dari lubang-lubang sheet pile yang bocor ini bisa dirasakan dari arah Metro TV, persimpangan Pasar Puri, dan sampai ke kantor Walikota Jakarta Barat," beber Kepala BAGUNA (Badan Penanggulangan Bencana) DPD PDIP DKI Jakarta itu.
Kent menjelaskan bencana banjir yang dirasakan belakangan ini seharusnya bisa dijadikan pelajaran berharga bagi Dinas Sumber Daya Air. Dinas SDA diharapkan kedepannya bisa membuat rencana kerja yang lebih baik lagi.
"Hasil dari temuan ini saya akan membuat surat rekomendasi untuk meminta pejabat Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Barat untuk membuat surat kepada Dinas SDA Jakarta supaya permasalahan ini segera bisa diselesaikan dengan segera secara tegas dan bertanggung jawab," tegas Kent.
Kent mengatakan banjir yang terjadi di Jakarta memang sudah sangat mengkhawatirkan, terutama dengan jumlah warga yang terdampak dan harus mengungsi. Diketahui, bencana ini adalah fenomena yang terjadi setiap tahun, namun sepertinya intensitasnya semakin meningkat.
"Faktor-faktor seperti curah hujan ekstrem, masalah infrastruktur yang belum optimal, serta pengelolaan sungai yang belum sepenuhnya efektif menjadi penyebab utama. Kita tahu, Pemerintah sudah berupaya mengatasi hal ini dengan berbagai cara, mulai dari pembangunan kanal banjir, normalisasi sungai, hingga sistem peringatan dini. Namun, ini memerlukan waktu dan investasi besar. Selain itu, perubahan iklim juga berperan dalam meningkatkan curah hujan dan memperburuk kondisi tersebut," kata Ketua IKAL PPRA LXII Lemhannas RI ini.
Anggota DPRD Khusus Jakarta, Fraksi PDI Perjuangan Hardiyanto Kenneth Juga Menemukan Rumah Pompa Yang Kosong Tidak Terisi Pompa Stasioner. Foto: Dok: DPRD DKJ
Kent pun berpesan kepada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan langkah-langkah mitigasi dan kesiapsiagaan menghadapi bencana. Selain itu Kent mengingatkan juga perlu lebih peduli pada masalah sampah yang seringkali memperparah banjir, karena sampah yang menyumbat saluran air akan menghalangi aliran air.
"Secara keseluruhan, penanggulangan banjir di Jakarta membutuhkan kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Infrastruktur yang lebih baik, kesadaran lingkungan yang lebih tinggi, serta penanganan yang cepat saat bencana terjadi akan sangat membantu," pungkasnya.
Perlu diketahui sebelumnya, banjir yang melanda sebagian wilayah Jakarta pada awal Maret ini disebabkan meluapnya beberapa kali seperti Kali Ciliwung, Kali Angke, dan Kali Pesanggrahan. Puncak banjir terparah terjadi pada Selasa 4 Maret 2025, yang membuat 122 RT terendam. Ketinggian air pun mencapai tiga meter.
Banjir juga menggenangi area sepanjang Jalan Pesanggrahan, Kembangan Selatan, Jakarta Barat. Sedikitnya 4 RT di kawasan tersebut tergenang banjir dengan ketinggian yang bervariasi, mulai dari 30 cm hingga yang tertinggi 60 centimeter.
(mpr/ega)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu