Fakta Baru Pensiunan TNI Nyetir ke Tangerang hingga Tewas di Marunda

1 day ago 5
Jakarta -

Polisi terus menyelidiki kasus jenderal bintang satu pensiunan TNI yang ditemukan tewas di perairan Marunda, Jakarta Utara (Jakut). Sejumlah fakta baru diungkap polisi berdasarkan hasil penyelidikan.

Korban adalah Brigjen (Purn) Hendrawan Ostevan (75). Jasad korban ditemukan seorang nelayan pada Jumat (10/1) yang lalu dilaporkan ke Subdit Gakkum Ditpolair Polda Metro Jaya.

Pada jasad korban ditemukan kartu tanda anggota (KTA) TNI dan Badan Intelijen Negara (BIN). Hendrawan Ostevan sudah pensiun dari TNI sejak usia 58 tahun atau 2007 lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Korban ditemukan dalam kondisi menggunakan kaus berkerah warna belang, celana panjang jins warna hitam. Setelah itu, jenazah korban dievakuasi ke RSCM untuk keperluan visum.

Direktur Kepolisian Air dan Udara (Polairud) Polda Metro Jaya Kombes Joko Sadono mengatakan tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Namun, belum diketahui penyebab pasti kematian korban.

"Tidak ada bekas luka di tubuh korban, penyebab kematian masih didalami. Dari hasil visum begitu (tidak ada tanda-tanda kekerasan)," ujar Kombes Joko, Rabu (15/1).

Simak, berikut fakta-fakta terbaru kasus ini:

Kendarai Mobil Sendirian Sebelum Tewas

Garis polisi, police line. Rachman Haryanto /ilustrasi/detikfoto Ilustrasi garis polisi. (Dok. detikcom)

Berdasarkan hasil CCTV, Hendrawan Ostevan mengendarai mobil menuju perairan Marunda seorang diri. Belum diketahui penyebab korban tenggelam.

Namun, dipastikan mobil milik korban juga ikut tercebur di lautan. Hendrawan Ostevan masuk ke Dermaga KCN Marunda menggunakan mobil Toyota Vios bernopol B-1606-LB pukul 00.35 WIB.

"Sudah dicek dari e-TLE dan termasuk CCTV KCN. Dari e-TLE, sendiri (mengendarai mobil)," kata Kombes Joko.

"Penyebab tenggelamnya korban masih dalam penyelidikan," ujarnya.

Dari hasil penelusuran CCTV tersebut, mobil yang diduga dikemudikan oleh Hendrawan Ostevan itu melaju menyusuri Kade 07-08 hingga ke ujung dermaga dan tercebur. Mobil yang digunakan Hendrawan juga belum ditemukan.

Rute dari Tangerang, Berakhir di Marunda

Garis polisi, police line. Rachman Haryanto /ilustrasi/detikfoto Ilustrasi garis polisi. (Dok. detikcom)

Polisi mengungkap Hendrawan Ostevan sempat ke beberapa daerah sebelum diduga menceburkan diri di Marunda. Korban berangkat dari rumahnya dan sempat berjalan ke arah Bogor hingga akhirnya ke wilayah Marunda, Jakarta Utara.

"(Korban) dari rumah, berdasarkan keterangan keluarga ke Tangerang. Dari situ berdasarkan analisa IT, ya korban ini muter-muter sampai ke Bogor, ke Senen. Ujungnya ke Cilincing, terakhir ke Marunda tersebut," kata Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Ressa Fiardy Marasabessy kepada wartawan, Kamis (16/1).

Kepolisian sudah memeriksa keluarga korban. Pihak keluarga mengaku korban tidak memiliki masalah dengan siapa pun.

Aktivitas Terakhir Korban Didalami

Garis polisi dilarang melintas..Grandyos Zafna//ilustrasi/detikcom Ilustrasi garis polisi. (Grandyos Zafna/detikcom)

Saat ini polisi masih mencari tahu sosok terakhir yang berkomunikasi dengan korban. Polisi juga mendalami informasi korban tengah mengurus masalah tahannya di Tangerang.

"Kalau dari pihak keluarga Tidak ada musuh, tidak ada masalah, sampai saat ini seperti itu. Tapi masih, kita masih mencari juga orang siapa yang terakhir bertemu korban," ujarnya.

Polisi menyebut pihaknya masih belum bisa memeriksa ponsel korban lantaran berada di dalam mobil yang ikut tenggelam di laut Marunda.

"Apakah benar korban ke Tangerang untuk urusan masalah tanah, tapi belum (bisa dipastikan). Bukan masalah tanah, tapi ngurus tanah pribadi," imbuhnya.

Mobil Belum Dievakuasi

Garis polisi dipasang di swalayan modern di Desa Teloyo, Kecamatan Wonosari, Klaten yang dibobol. Ilustrasi garis polisi. (Achmad Hussein Syauqi/detikJateng)

Polisi masih mencari mobil Hendrawan Ostevan yang tercebur di perairan Marunda. Pencairan mobil terkendala arus kencang dan jarak pandang penyelam yang pendek.

"Susah, karena pertama arusnya kencang, kedua jarak pandang tim selam, titik, jarak pandang itu satu jengkal. Cuaca juga kendala lebih lanjut," kata AKBP Ressa.

Ressa mengatakan ponsel korban diduga berada dalam mobil tersebut. Saat ini pihak kepolisian bersama Basarnas masih melakukan pencarian barang-barang milik korban.

"CCTV terakhir yang terlihat korban dari, dari beberapa CCTV yang kita dapatkan, nyetir sendiri. Indikasinya (ponsel) di dalam mobil tapi belum ditemukan," imbuhnya.

(jbr/eva)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial