Doa dan Air Mata Saat Idul Fitri di Myanmar yang Hancur Akibat Gempa

1 day ago 8

Mandalay -

Ratusan umat muslim yang berduka berkumpul untuk melaksanakan salat Idul Fitri di jalanan di Mandalay, Myanmar. Suasana duka menyelimuti perayaan Idul Fitri usai gempa dahsyat merusak berbagai wilayah di Myanmar.

Dilansir AFP, Senin (31/3/2025), salat id digelar di jalan di luar dua masjid tempat 20 orang meninggal akibat gempa. Isak tangis dari umat muslim yang hadir dalam salat id semakin kuat saat imam berdoa untuk korban tewas gempa Myanmar.

"Semoga Allah memberi kita semua kedamaian. Semoga semua saudara terbebas dari bahaya," ujarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Umat Muslim Mandalay berkumpul untuk salat Idul Fitri yang muram tiga hari setelah gempa bumi bermagnitudo (M) 7,7 melanda negara tersebut saat mereka sedang salat Jumat. Menara masjid Sajja Selatan di lingkungan Muslim Mawyagiwah runtuh akibat gempa dan menewaskan 14 anak-anak serta dua orang dewasa.

Empat orang lagi tewas di masjid Sajja Utara yang berdekatan ketika menaranya runtuh. Banyak korban tewas berasal dari keluarga Win Thiri Aung, baik yang dekat maupun yang jauh.

"Pada masa normal, Idul Fitri penuh dengan kegembiraan. Hati kami ringan. Tahun ini, kami tidak seperti itu. Semua pikiran kami tertuju pada anak-anak yang meninggal. Saya melihat wajah mereka di mata saya. Kami percaya jiwa anak-anak dan semua orang yang kami kenal yang meninggal telah mencapai Surga. Kami percaya mereka meninggal dengan bahagia," kata Win sambil menangis.

"Ini adalah ujian dari Allah. Ini adalah pengingat dari-Nya bahwa kita perlu menghadap kepada-Nya. Jadi, kami perlu lebih banyak berdoa," sambungnya

Di luar gang menuju masjid, umat Islam yang merayakan Idul Fitri banyak yang mengenakan pakaian baru. Pengurus masjid mengatakan semua harus berdoa untuk korban gempa.

"Kami harus berdoa di jalan, merasakan kesedihan dan kehilangan. Situasinya sangat buruk sehingga sulit untuk mengungkapkan apa yang sedang terjadi," kata Kepala Pengurus masjid Sajja Utara, Aung Myint Hussein.

Pola kehancuran di kota terbesar kedua Myanmar itu bervariasi. Beberapa bangunan hancur total dan beberapa area mengalami kerusakan yang terkonsentrasi. Di ujung jalan dari masjid, seorang penduduk mengatakan enam orang tewas saat sebuah toko makanan runtuh, serta dua orang lagi tewas di sebuah restoran di seberang jalan.

Namun, sebagian besar kota tampak aman dengan lalu lintas di jalan-jalan dan beberapa restoran mulai kembali buka. Kehidupan sehari-hari mulai kembali normal bagi banyak orang.

Seorang warga, Sandar Aung, mengatakan putranya berusia 11 tahun terluka parah saat salat Jumat dan meninggal di rumah sakit pada malam harinya. Dia mengaku sangat terpukul karena putranya begitu semangat menyambut Idul Fitri.

"Saya sangat sedih, anak saya sangat gembira menyambut Idul Fitri. Kami mendapat baju baru yang akan kami kenakan bersama. Kami menerima apa yang telah direncanakan Allah. Allah hanya melakukan apa yang baik dan apa yang benar dan kami harus menerimanya," kata wanita berusia 37 tahun itu sambil menangis.

Gempa Myanmar telah menewaskan sedikitnya 1.700 orang. Tim penyelamat masih melakukan pencarian dan korban tewas diprediksi akan terus bertambah.

(haf/imk)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial