Asinnya Ikan Teri Jadi Sumber Rezeki Warga Pulau Pasaran Bandar Lampung

4 days ago 6

Jakarta -

Potensi ikan teri di Pulau Pasaran Bandar Lampung menjadi berkah tersendiri bagi warga lokal. Sebab potensi tersebut mampu menggerakkan perekonomian masyarakat Pulau Pasaran dan sekitarnya.

Berdasarkan Data Sementara Kelautan dan Perikanan Kota Bandar Lampung, ada 5 jenis teri unggulan yang diproduksi dari pulau tersebut sejak 2021-2023. Adapun detail jumlah produksinya yakni Teri Nasi 20%, Teri Nilion 5%, Teri Jengki 20%, Cumi Asin 5%, dan Teri Halus (Buntiau) 50%.

Manajer Koperasi dan Pengolahan Ikan Teri Toto Heriyanto mengatakan terdapat rantai produksi yang cukup panjang sebelum teri-teri tersebut bisa sampai ke tangan konsumen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi pengolahan kita di pulau pasaran ini sistem pengolahannya dari hulu ke hilir gini teman-teman kita yang dari Cungkeng satu kampung mereka mencarinya, mereka yang menangkap ikan. Kemudian kami yang di Pulau Pasaran ini sebagai pengolah jadi modelnya kita punya kapal kemudian kapal kita dilengkapi dengan perebusan tungku. dengan sistem rebus pakai gas," kata Toto seperti dikutip dari 20detik, Kamis (9/1/2025).

"Nah masing-masing pengolah ini tinggal berangkat saja di malam hari. Kemudian nanti ada nelayan yang menangkap ikan terinya. Ketika sudah ada ikan terinya kita datangi, kemudian kita transaksi di sana. Setelah transaksi cocok harganya kita rebus, setelah direbus kita tiriskan kemudian kita muter lagi," sambungnya.

Dia menambahkan proses perebusan ikan teri di dalam kapal ini bukan tanpa sebab. Menurutnya, dulu sebelum tahun 2000-an, proses perebusan ikan teri dilakukan di daratan.

"Namun hal itu justru membuat desa menjadi kotor. Oleh karena itu, setelah tahun 2000-an, proses perebusan langsung dilakukan di laut. Jadi zaman generasi orang-orang tua kita itu masih ngerebusnya di rumah. Efeknya kampung kita kotor. Karena kotoran ikan perebusan itu adanya di kampung," ujarnya.

"Nah, generasi kita ke sini tahun 2000-an ke sini sistem pengolahan sudah diatas kapal, kampung kita jadi bersih. Karena tidak ada kotoran yang tersisa di kampung. yang ada ikan tinggal dijemur, itu dari sisi lingkungan," tambahnya.

Menurutnya, teknik tersebut juga mampu menjaga kualitas dari ikan teri itu sendiri. Sebab ikan yang ditampung dari bagan masih dalam kondisi segar.

"Dari sisi kualitas harga ikan juga lebih tinggi dibanding pengolahan jaman dulu. Karena harga ikannya sudah variasi ada yang bagus dan yang kurang bagus. Tapi dengan sistem pengolahan di kapal 80% kualitasnya pasti bagus 20% ikan yang memang kemungkinan besarnya didapatkan karena sudah terlampau lama di bagan baru kita ketemu. Jadi secara umum kualitas ikan kita udah bagus, harga tinggi menit dan pasar juga semakin banyak tau kualitas ikan di Pulau Pasaran itu sangat baik," jelasnya.

Setelah direbus, ikan-ikan tersebut kemudian disortir dan dijemur di daratan. Menurutnya, proses penjemuran ini lah yang mampu menyerap tenaga kerja hingga 1.200 ibu-ibu dari berbagai kampung di sekitar Pulau Pasaran.

"Kalau satu pengolah butuh 30 orang ibu-ibu untuk menyortir berarti butuh 1200 orang. Nah jadi 1200 ibu-ibu setiap pagi datang dari kampung sebelah kita Kampung Cungkeng, Kota Karang Raya itu mereka datang ke sini untuk menyortir, bisa menciptakan lapangan kerja juga bisa membantu ekonomi keluarga," ungkapnya.

Dalam pemasarannya, dia menjelaskan masih mencakup daerah lokal yakni di Jakarta dan Pulau Sumatera. Serta mampu memproduksi ikan teri 4-5 ton per hari.
"Pasar kita terbesar di Jakarta 50%, 30% di Sumatera (seperti) Palembang, Jambi, sampai Medan. 20% lokal," tuturnya.

Toto menambahkan pengembangan potensi ikan teri di Pulau Pasaran ini tidak terlepas dari dukungan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Menurutnya, KKP memberikan dukungan melalui sejumlah lini mulai dari pelatihan hingga menghadirkan fasilitas berupa cold storage untuk mendukung produksi para nelayan.

"Kementerian Kelautan dan Perikanan juga telah memberikan pelatihan tentang digitalisasi, packing yang baik. (Ilmu ini) Kita gunakan juga Ketika ada pameran-pameran yang kita ikuti," jelasnya.

Tak hanya itu, dia menambahkan kehadiran cold storage atau ruang pendingin juga menghadirkan manfaat tersendiri bagi para anggota koperasi. Pasalnya ruangan pendingin tersebut mampu menyimpan ikan-ikan berlebih dari para pengolah ikan teri di Pulau Pasaran.

"Jadi di koperasi inikan ada nama cold storage. Kami menyarankan pengolah, ketika nanti produknya berlimpah untuk dimasukan ke pendingin kita pendingin koperasi. Pendingin yang ada bantuan dari KKP," tuturnya.

Menurutnya, kehadiran ruang pendingin juga membantu untuk menjaga kestabilan harga ikan teri. Serta menjadi wadah penyimpanan untuk daerah-daerah yang belum ada permintaan ikan teri dari Pulau Pasaran.

"Saat Harga tidak stabil cold storage ini bisa digunakan untuk menyimpan nah itu sering digunakan saat Harga ikan di Jakarta lagi tidak stabil. Kemudian kemudian daerah lain blm ada permintaan ikan jadi kita simpan dulu," jelasnya.

Dukungan KKP untuk Pengambangan Potensi Ikan Teri Pulau Pasaran

Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP Budi Sulistiyo mengatakan KKP telah memberikan sejumlah dukungan untuk pengembangan potensi perikanan dan kelautan di Pulau Pasaran.

"Jadi pada waktu tim kami ke Pulau Pasaran mempelajari bagaimana masyarakat tersebut mengolah sumber daya perikanan tangkap teri ini terutama satu yang udah berkembang," kata Budi.

Dia menambahkan dukungan KKP diberikan untuk berbagai aspek mulai dari proses penangkapan, pengolahan, hingga pemasaran. Langkah ini dilakukan agar potensi perikanan di daerah tersebut bisa maksimal.

"(Dukungan) Perbaikan bisnis proses dari penangkapan, pengolahan, dan pemasaran domestic dan siap diekspor," ungkap Budi.

Lewat dukungan tersebut diharapkan usaha-usaha yang dijalankan oleh para nelayan bisa berkembang. Jika sudah berkembang maka bisa terus meningkatkan fasilitas pengolahan ikan secara mandiri.

"Kami harapkan ketika pendapatan (nelayan/pengolah ikan teri) meningkat mereka bisa meningkatan fasilitas sendiri. Sehingga usahanya semakin besar semakin besar," tutup Budi.

(akd/akd)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial