Jakarta -
Kementerian Pekerjaan Umum (PU) memiliki sisa pagu anggaran untuk 2025 sebesar Rp 29,57 triliun. Kondisi ini menyusul efisiensi anggaran sebesar Rp 81,38 triliun, dari yang awalnya Rp 110,95 triliun.
Menteri PU Dody Hanggodo mengatakan, efisiensi ini selaras dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja yang diteken Presiden Prabowo Subianto pada 22 Januari 2025.
"Menindaklanjuti efisiensi anggaran tahun 2025, kami telah melakukan beberapa pembatalan kegiatan fisik pembangunan infrastruktur dan pelaksanaan kegiatan yang tidak prioritas," kata Dody, dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi V DPR RI di Senayan, Jakarta, ditulis Jumat (7/2/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Dody, adanya efisiensi anggaran berimplikasi pada perubahan pola kerja di Kementerian PU. Hal ini termasuk pembatalan kegiatan fisik pembangunan dan pelaksanaan kegiatan yang tidak prioritas.
Dengan anggaran minim ini, PU telah merincikan proyek-proyek prioritas untuk dijalankan pada tahun 2025. Berikut rinciannya.
Bidang Sumber Daya Air Rp 10,70 Triliun
1 unit pembangunan Bendungan Jenelata, 450 hektar pembangunan daerah irigasi, 16.000 hektar rehabilitasi jaringan irigasi, 11 kilometer pengendali banjir, 5,5 kilometer pengaman pantai, dan 0,25 meter kubik per detik penyediaan air baku.
"Pembangunan 1 unit bendungan, Bendungan Jenelata, ini loan (pinjaman) dari China," ujar Dody.
Selanjutnya ada operasi pemeliharaan (OP) infrastruktur sumber daerah air yang sangat-sangat terbatas, tanggap darurat bencana, pengadaan bahan banjiran, pengendalian lumpur di Sidoarjo, dan biaya operasional pengadaan tanah.
Bidang Bina Marga (Jalan dan Jembatan) Rp 12,48 Triliun
Pembangunan jalan baru 63 kilometer untuk jalur pantai selatan (Pansela) Jawa, Trans Papua, dan meneruskan perbatasan Kalimantan Utara (kaltara), serta jalan bypass di Manado. Lalu Peningkatan kapasitas dan preservasi peningkatan jalan baru 342 kilometer antara lain ruas Lubuk-Kambing-Merlung di Jambi dan Simpang Bayah di Banten.
Berikutnya, ada pembangunan dan duplikasi jembatan 1.096 meter antara lain Jembatan Woyla di Aceh, Jembatan Sei Pinyuh sampai dengan batas Pontianak di Kalimantan Barat. Lalu pembangunan flyover, underpass, dan terowongan sepanjang 242 meter, antara lain Flyover Sudirman di Sumatera Selatan, Underpass Bitung di Banten. Terakhir ada Pembangunan jalan tol 13 kilometer.
"Antara lain menyelesaikan Tol Serang-Panimbang di Banten, dan tambahan untuk Tol Akses Pelabuhan Patimban di Jawa Barat. Kami tidak melakukan kegiatan pembangunan jembatan gantung dan preservasi jembatan, kami juga kurangi kegiatan preservasi rutin jalan jembatan serta dukungan teknis dan manajemen dan teknis lainnya," lanjut Dody.
Bidang Cipta Karya Rp 3,78 Triliun
Pembangunan dan peningkatan SPAM 750 liter per detik yakni SPAM Regional Wosusokas di Jawa Tengah, lalu perluasan SPAM 1.702 sambungan rumah, Pengelolaan air limbah 2.000 kepala keluarga, Pengelolaan persampahan 700 kepala keluarga, Pengembangan kawasan 11,5 hektar, dan Pembangunan 2 unit bangunan gedung.
Bidang Prasarana Strategis Rp 1,16 Triliun
Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Madrasah 86 unit, Rehabilitasi dan renovasi perguruan tinggi dan keagamaan 11 unit, Rehabilitasi dan renovasi pasar 4 unit, Prasarana olahraga 2 unit, dan Prasarana lainnya seperti sekolah, pasar, dan puskesmas di Ibu Kota Nusantara (IKN) 4 unit.
Ditjen Bina Konstruksi, Ditjen Pembiayaan Infrastruktur, dan SIBB Rp 1,46 Triliun
Dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya seperti perencanaan, pengawasan, pembiayaan infrastruktur, penguatan SDM, layanan manajemen, dan pembinaan konstruksi.
(shc/eds)