Jakarta -
Menteri Transmigrasi (Mentrans) Iftitah Sulaiman Suryanagara mengatakan seluruh program transmigrasi yang disiapkan oleh Presiden Prabowo Subianto mengusung paradigma baru, jauh berbeda dengan konsep transmigrasi pada era orde baru.
Menurutnya, saat ini transmigrasi bukan sekadar memindahkan penduduk dari satu wilayah ke wilayah lain, namun lebih kepada membangun simpul-simpul pengembangan ekonomi dan sumber daya manusia di daerah tujuan transmigrasi.
"Dulu kita bicara transmigrasi sebagai relokasi. Hari ini kita bicara transmigrasi sebagai transformasi. Transformasi ekonomi, transformasi sosial, transformasi manusia," kata Iftitah dalam konferensi pers Transmigrasi Baru, Indonesia Maju, Senin (24/3/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Iftitah mengatakan ke depan pemerintah tidak hanya berupaya untuk memindahkan penduduk dari kota menuju desa ataupun wilayah tertinggal lainnya, tapi lebih kepada membangun ekosistem perekonomian baru di daerah transmigrasi sehingga masyarakat dengan suka rela ingin pindah dan menetap.
"Tidak lagi soal hanya sekedar distribusi penduduk melainkan menciptakan ekosistem ekonomi baru. Menciptakan pembangunan kewilayahan. Singkatnya, dengan bahasa populer, Kementerian Transmigrasi bertugas untuk menciptakan 'mesin pencetak uang'. Itu tugas utama kami," jelasnya.
"Dengan strategi ada gula ada semut untuk mempermudah pemahaman masyarakat, sekarang ini Kementerian Transmigrasi tidak lagi bertugas memindahkan semut-semut. Tapi bagaimana menciptakan gula supaya semutnya datang. Bahkan kami memprediksi kalau gulanya itu luar biasa magnetnya, perpindahan penduduk itu akan berjalan secara alamiah," papar Iftitah.
Dengan begitu seluruh upaya transmigrasi ke depan dapat turut serta membantu program Asta Cita yang sudah diusung pemerintahan Presiden Prabowo hingga target mencapai pertumbuhan ekonomi 8%.
"Misinya transmigrasi bagaimana implementasi dengan Asta Cita. Dalam Asta Cita itu kan kita diberikan misi pertumbuhan ekonomi lebih dari 8%. Nah kami menilai dari rumus GDP ini, maka kita harus meningkatkan produktivitas penciptaan lapangan kerja dan sebagainya," terang Iftitah.
5 Pilar Program Utama Transmigrasi
Pemerintah juga sudah menyiapkan lima pilar atau program utama transmigrasi ke depan. Menurutnya kelima program ini merupakan bentuk nyata dari transmigrasi sebagai transformasi ekonomi, sosial, serta manusia.
Pertama adalah program Transmigrasi Tuntas. Di mana melalui program atau pilar ini pihaknya akan menyelesaikan berbagai terkait hak-hak transmigran secara tuntas, mulai dari pemberitaan kepastian hukum di wilayah transmigrasi hingga masalah kepemilikan lahan.
"Kedua, transmigrasi lokal. Menggerakkan potensi desa-desa dengan mengedepankan pemberdayaan masyarakat lokal. Dari lokal menuju kota baru yang maju dan mandiri," sambung Iftitah.
Selanjutnya yang ketiga adalah Transmigrasi Patriot, yakni membangun sumber daya manusia unggul dengan salah satunya menghadirkan pusat pendidikan di berbagai wilayah target transmigrasi. Jadi masyarakat sekitar wilayah dapat menempuh pendidikan yang layak tanpa perlu berpindah ke kota-kota besar.
Sebagai contoh, ia mengatakan masyarakat Papua nanti bisa menempuh pendidikan di sekitar wilayahnya, sehingga ia tidak perlu lagi ke Pulau Jawa untuk belajar. Sehingga mereka dapat menetap di kawasan itu dan membangun wilayahnya sendiri.
Begitu juga dengan warga dari pusat perkotaan bisa berpindah ke wilayah target transmigrasi tanpa perlu khawatir akan pendidikan anak atau keluarganya ke depan.
"Keempat, Transmigrasi Karya Nusantara. Menghadirkan kawasan transmigrasi sebagai sentra ekonomi untuk penciptaan lapangan kerja," kata Iftitah.
Dalam hal ini Kementerian Transmigrasi akan bekerja sama dengan berbagai badan usaha, mulai dari milik negara/Pemerintah Daerah hingga swasta murni untuk membuka berbagai pusat industri dan ekonomi baru di berbagai daerah.
"Kolaborasi dengan koperasi dan korporasi, menghubungkan kawasan dengan pasar nasional dan global," ucapnya.
Serta yang kelima, Transmigrasi Gotong Royong. Di mana pihaknya akan melakukan revitalisasi kawasan transmigrasi lama dengan menggunakan konsep gotong royong lintas sektoral dan pembangunan kawasan transmigrasi secara berkelanjutan.
(hns/hns)