Tak Ada Libur Nataru untuk Banjir Rob Jakarta

4 weeks ago 17

Foto : Penjual sayur keliling menjajakan dagangannya di tengah banjir rob Muara Angke, Selasa (17/12/2024). Natasya Oktavia Raymond (magang detikX)

Senin, 23 Desember 2024

Hujan bergemercik ketika air laut perlahan naik membanjiri Kampung Mandala Bahari, Muara Karang, pada Selasa, 17 Desember 2024. Seperti curug kecil yang amat panjang, air laut melimpas melewati dan mengucur dari retakan beton tanggul pantai pesisir utara Jakarta yang bocor.

Mulanya, sekitar pukul 8 pagi, air hanya setinggi mata kaki. Lalu, perlahan naik hingga menyentuh lutut. Di beberapa titik, ketinggian air mencapai pinggang orang dewasa.

Rumah-rumah warga di sepanjang Jalan Mandala Bahari ikut tergenang. Air laut juga memasuki permukiman nelayan yang sejak era Soeharto hingga saat ini belum memiliki identitas tempat tinggal tersebut.

Kampung ini tidak terdata dalam RT-RW Kelurahan Pluit, Jakarta Utara, lantaran mereka tinggal di area milik Kementerian Kelautan dan Perikanan. Dalam peta tata ruang Jakarta, wilayah kampung ini disebut sebagai area pengedokan kapal Muara Karang.

Karena itu, meski menjadi langganan banjir rob setiap bulan, warga di kampung ini tidak pernah menerima bantuan pemerintah. “Ini kenyataannya orang kalangan bawah ya kayak gini. Mau diapain lagi?” kata Idris, 45 tahun, warga Kampung Mandala Bahari, kepada detikX pada Selasa, 17 Desember 2024.

Idris menuturkan warga Kampung Mandala Bahari sebetulnya sudah terbiasa menghadapi rob tanpa bantuan pemerintah. Namun banjir kali ini agak berbeda.

Biasanya, kata Idris, banjir hanya sampai ke jalan raya. Tidak sampai naik ke rumah-rumah warga. Sebab, kebanyakan rumah warga di kampung ini sudah lebih tinggi 40-70 sentimeter dari permukaan tanah, termasuk rumah dan warung kelontong milik Idris.

“Ini yang paling tinggi. Oh, tapi pernah juga, waktu kapan itu ya, 2006 atau 2007 kalau nggak salah, tapi bukan karena air laut, karena hujan,” kata pria yang telah tinggal di Kampung Mandala Bahari sejak 1993 ini.

Becak motor mogok saat mencoba menerjang banjir Muara Karang, Jakarta Utara, Selasa (17/12/2024).
Foto : Fajar Yusuf Rasdianto/detilX

Sejak Sabtu, 14 Desember 2024, air rob menggenangi Kampung Mandala Bahari. Sejumlah warga, termasuk Idris, mengeluhkan barang-barang elektroniknya yang rusak lantaran terendam banjir. Idris bilang tidak ada pemberitahuan apa pun dari pemerintah kalau air rob akan separah sekarang. Dampaknya, tidak ada warga yang siap memindahkan barang-barang berharganya ke tempat yang lebih aman.

Saat ini, Idris dan warga Kampung Mandala Bahari lainnya hanya bisa pasrah pada keadaan. Mereka tidak ingin diungsikan ke tempat lain yang lebih aman lantaran kampung ini menjadi tempat mereka mencari penghidupan.

“Kalau dibawa ke luar, nggak punya lahan. Paling-paling ya pasrah di sini,” kata Idris.

Lurah Pluit Faizal mengatakan, sampai Selasa, 17 Desember 2024, memang tidak ada warga yang mau diungsikan. Mereka memilih menetap lantaran merasa sudah terbiasa dengan situasi banjir rob.

Secara total, kata Faizal, ada sekitar 5.000 keluarga dari enam rukun warga di Kelurahan Pluit yang terdampak banjir rob. Satu di Muara Karang dan sisanya berada di Muara Angke.

Upaya sosialisasi potensi banjir rob, kata Faizal, sudah dilakukan aparat desa dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta sejak Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dengan memberikan peringatan bencana dua pekan lalu. Meski demikian, Faizal mengakui, tidak semua warga menerima informasi tersebut.

Sepanjang pekan lalu, Pemprov DKI Jakarta sudah menyebar pompa-pompa air di beberapa titik agar banjir rob lekas surut. Bantuan makanan siap saji juga diberikan kepada sejumlah warga yang terdampak.

“Kalau di sini (Mandala Bahari) belum ada karena memang nggak ada permintaan,” ungkap Faizal saat memantau banjir di Muara Karang pada Selasa, 17 Desember 2024.

Seperti yang dikatakan Faizal, banjir rob di Muara Angke memang jauh lebih parah. Lima dari enam RW yang berada di kawasan ini terendam banjir. Saat detikX berkunjung ke lokasi ini pada Selasa, 17 Desember 2024, kawasan Muara Angke sudah saru dengan lautan.

Air menggenang di sepanjang jalan dan rumah-rumah warga. Tidak ada kendaraan beroda yang bisa lewat kecuali odong-odong berkarat milik warga setempat.

Di beberapa titik, odong-odong bahkan tidak bisa lagi digunakan. Satu-satunya cara untuk melewati banjir adalah berjalan kaki menembus air yang sudah setinggi dada orang dewasa atau menumpang kapal karet milik BPBD Jakarta.

Sepanjang jalan, terlihat banyak kendaraan roda dua maupun roda empat yang teronggok di pinggir jalan. Beberapa aktivitas, seperti pelayaran dan pengupasan kerang, terhenti. Meski demikian, warung-warung kelontong dan warung makan tetap buka. Anisa, 33 tahun, menjadi satu dari sekian banyak pemilik warung makan yang masih membuka dagangannya itu meski banjir rob sudah menggenangi seisi rumahnya.

Sejak banjir rob hari pertama pada Sabtu, 14 Desember 2024, Anisa mengaku selalu membuka warung mi ayamnya seperti biasa. Meski sebetulnya, pembelinya tidak seramai biasanya.

“Ya gimana, orang mau jalan saja kan nggak bisa. Ini sampai jam segini (12 siang) masih sepi. Biasanya kan orang-orang pada keluar makan,” kata warga Jalan Dermaga Ujung, Muara Angke, ini kepada detikX pekan lalu.

Anisa mengaku terpaksa tetap membuka warungnya lantaran belum mendapatkan bantuan apa pun dari pemerintah. Bantuan-bantuan yang datang berupa makanan siap saji, kata Anisa, hanya lewat depan rumahnya dan berlalu ke titik-titik banjir lain yang lebih parah.

"Ya kita gimana? Kan nggak bisa ngarepin bantuan juga. Makanya ya saya tetap buka biar bisa tetap makan," keluh Anisa.

Warga menumpang perahu karet milik BPBD Jakarta untuk melewati banjir Muara Angke, Jakarta Utara, Selasa (17/12/2024).
Foto : Fajar Yusuf Rasdianto/detikX

Di Jakarta, Kelurahan Pluit bukan satu-satunya wilayah yang terdampak banjir rob. Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD Jakarta Mohammad Yohan mengungkapkan ada setidaknya lima kelurahan yang terdampak banjir rob sepanjang pekan lalu, yakni Pluit, Marunda, Kepulauan Seribu, Pulau Panggang, dan Pulau Kelapa.

Banjir itu, kata Yohan, tidak bisa dihindari meski BPBD bersama sejumlah institusi terkait sudah melakukan upaya mitigasi sejak dua pekan sebelumnya. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melakukan penguatan pada tanggul-tanggul yang bocor di sepanjang pesisir utara Jakarta.

“Namun tanggul ini sering kali terancam oleh erosi dan penurunan muka tanah,” terang Yohan melalui pesan singkat pekan lalu.

Penguatan tanggul tersebut merupakan bagian dari proyek mercusuar North Coast Integrated Coastal Development (NCICD). Sebuah pembangunan tanggul raksasa dengan trase sepanjang 39 kilometer di pesisir utara Jakarta. Sekretaris Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Hendri mengatakan pembangunan NCICD belakangan tengah dipercepat lantaran Pemprov Jakarta sadar betul banjir rob adalah bencana berulang yang terus terjadi di pesisir utara Jakarta.

Saat ini, sambung Hendri, pembangunan fase pertama sudah dilakukan di kawasan Muara Karang, Pantai Mutiara, Ancol Barat, dan Kali Blencong.

“Dibangun pula pompa dan pintu air di muara sungai, serta sistem monitoring dan early warning systembanjir rob,” terang Hendri melalui pesan singkat.

Selain upaya jangka panjang, Dinas SDA Jakarta melakukan upaya mitigasi jangka pendek untuk mengantisipasi banjir rob susulan yang diprediksi terjadi pada akhir tahun. Dalam pengumuman resminya, BMKG memprediksi, banjir rob Jakarta akan kembali terjadi pada 26 Desember 2024 hingga 5 Januari 2025.

Saat ini, kata Hendri, tengah dilakukan optimalisasi saluran drainase dan pengurasan saluran air untuk mempercepat pengurasan air saat terjadi rob. Pompa-pompa penyedot air juga telah disebar ke sejumlah titik. Selain itu, beberapa titik kebocoran tanggul di sepanjang pesisir utara Jakarta juga sudah ditutup dengan karung pasir.

“Setelah kondisi membaik, tanggul bocor tersebut akan diperkuat dengan cor beton,” pungkas Hendri.

Reporter: Fajar Yusuf Rasdianto, Natasya Oktavia Raymond (magang)
Penulis: Fajar Yusuf Rasdianto
Editor: Dieqy Hasbi Widhana
Desainer: Fuad hasim

[Widget:Baca Juga]

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial