Serangan Udara Pasukan Junta Militer Tewaskan 12 Orang di Myanmar

6 hours ago 2

Naypyidaw -

Serangan udara junta militer Myanmar di sebuah desa yang dikuasai oleh pejuang antikudeta menewaskan sedikitnya 12 orang. Pejabat administratif setempat mengatakan pemboman itu menargetkan wilayah sipil.

Dilansir AFP, Minggu (16/3/2025), militer Myanmar merebut kekuasaan dalam kudeta tahun 2021 yang telah menjerumuskan negara itu ke dalam perang saudara yang bergejolak. Para analis mengatakan junta yang sedang berjuang itu semakin banyak menggunakan serangan udara untuk menargetkan warga sipil.

Serangan pada Jumat (14/3) sore itu menghantam Desa Letpanhla yang terletak sekitar 60 Km di utara kota terbesar kedua di negara itu, Mandalay. Desa di kotapraja Singu itu dikuasai oleh Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF) yang merupakan gerilyawan antikudeta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PDF telah mengangkat senjata setelah militer menggulingkan pemerintah sipil negara itu 4 tahun lalu. Bom dijatuhkan di wilayah yang ramai.

"Banyak orang terbunuh karena mereka menjatuhkan bom di daerah yang ramai. Itu terjadi pada saat orang-orang pergi ke pasar. Saat ini kami sedang membuat daftar dan telah mencatat 12 orang tewas," kata pejabat administratif setempat, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya.

Juru bicara junta tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar. AFP juga belum dapat memverifikasi jumlah korban tewas secara independen. Unit PDF setempat melaporkan ada 27 korban tewas.

Saksi Myint Soe (62) mengatakan dirinya mencoba bersembunyi saat sebuah pesawat datang untuk melakukan pengeboman. Setelah kejadian itu, bangunan yang tampak seperti rumah dan restoran terbakar. Orang-orang berpakaian sipil dan seragam kamuflase kemudian menyiram api dengan air.

"Saya mendengar suara ledakan bom besar pada saat yang sama ketika saya bersembunyi. Ketika saya keluar dan melihat ke area pasar, saya melihat tempat itu terbakar," ujar Myint.

Tubuh seorang anak yang lemas dengan luka berdarah di kepala dimasukkan ke bagian belakang ambulans oleh seorang pria yang seragamnya ditandai dengan lambang PDF. Ratapan duka terdengar saat sebagian orang melihat ke atas ke langit.

Myanmar kini dikuasai oleh pasukan junta, kelompok etnis bersenjata, dan partisan antikudeta. Organisasi nirlaba Armed Conflict Location and Event Data (ACLED) menyebut jumlah serangan udara militer terhadap warga sipil meningkat dari tahun ke tahun selama perang saudara dengan hampir 800 serangan pada tahun 2024.

Angka tersebut lebih dari tiga kali lipat dari tahun sebelumnya dan ACLED memperkirakan junta akan terus mengandalkan serangan udara karena 'mendapat tekanan militer yang meningkat di darat'.

"Militer akan terus melakukan serangan udara tanpa pandang bulu terhadap wilayah berpenduduk sipil dalam upaya untuk melemahkan basis dukungan oposisi dan menghancurkan moral mereka," katanya pada bulan Desember.

Serangan oleh aliansi kelompok etnis bersenjata pada akhir tahun 2023 menimbulkan kerugian teritorial yang menyakitkan bagi junta. Namun, para analis mengatakan angkatan udara Myanmar yang beroperasi dengan dukungan teknis Rusia telah menjadi kunci untuk menangkis musuh-musuhnya yang sebagian besar bermarkas di daerah perbatasan. Lebih dari 3,5 juta warga saat ini mengungsi dan separuh penduduk hidup dalam kemiskinan.

Lihat juga Video: Serangan Artileri di Kamp Pengungsi Myanmar, 29 Orang Tewas

(haf/imk)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial