Jakarta -
Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyampaikan stok beras di Perum Bulog mencapai 2,16 juta ton beras per 21 Maret 2025. Stok beras ini termasuk terbesar dalam lima tahun terakhir.
Sekretaris Utama Sarwo Edhy mengatakan stok tersebut merupakan stok beras yang tersisa dari tahun sebelumnya. Lebih rinci, sebanyak 2.110.626 ton beras merupakan stok cadangan beras pemerintah (CBP) dan 50.515 merupakan stok komersial.
"Untuk komoditas beras, Perum Bulog saat ini memiliki stok sebanyak 2,16 juta ton yang tersebar di seluruh gudang di Indonesia. Stok tersebut merupakan carry over tahun 2024 dan sebagian pengadaan dalam negeri tahun 2025 serta merupakan stok terbesar dalam lima tahun terakhir," kata Sarwo dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR, Jakarta, Senin (24/3/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun realisasi serapan gabah dari petani oleh Perum Bulog baru mencapai 534 ribu ton setara beras dari target 3 juta ton. Angka ini baru mencapai 17,82% dari target tersebut. Sarwo berharap serapan gabah ini dapat meningkat seiring adanya panen raya yang jatuh pada Maret-April 2025.
"Realisasi serap gabah beras dari petani yang dilakukan oleh Perum Bulog per tanggal 21 Maret 2025 telah terserap sebanyak 471 ribu ton. Kami berharap dengan periode panen raya Maret dan April ini, Bulog mampu meningkatkan jumlah serapan guna menambah cadangan beras pemerintah serta semakin meningkatkan kesejahteraan petani," terang dia.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Direktur Utama Perum Bulog Marga Taufiq mengatakan stok beras di Bulog per 23 Maret 2025 mencapai 2.234.000 ton beras. Stok beras itu terdiri dari 2.198.309 ton beras medium untuk Public Services Obligation (PSO) dan 35.986 ton beras premium.
"Stok tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan 477 kompleks pergudangan di seluruh Indonesia selain komoditas penugasan beras," kata Marga.
Untuk realisasi pengadaan setara beras dalam negeri, Marga menerangkan Perum Bulog per tanggal 23 Maret 2025 telah mencapai 544.995 ton dari target 3 juta ton beras. Realisasi tersebut terdiri dari gabah kering panen (GKP) sebesar 572.686 ton dan beras 239.295 ton. Realisasi penyerapan ini terus meningkat seiring dengan pengadaan yang secara masif dilakukan oleh Perum Bulog di seluruh wilayah Indonesia.
"Sebagai perbandingan penyerapan gabah dan beras atau setara beras di 8 tahun terakhir membuktikan bahwa Perum Bulog serius mengambil bagian dalam mewujudkan suas mendapangan khususnya pada komoditi beras untuk pengadaan gabah jumlah tersebut merupakan terbesar sepanjang sejarah pengadaan gabah di Bulog," terang dia.
Persiapan penyerapan beras
Dalam rangka penugasan pemerintah ini, Perum Bulog telah menyusun sejumlah strategi pengadaan atau penyerapan gabah beras.
Pertama, melakukan sinergi pengadaan gabah atau beras di Kanwil Kancap Bulog dengan petani, poktan, gapoktan melalui kerjasama mitra makloon dan beberapa asosiasi.
"Perlu diketahui bahwa memang Bulog saat ini masih terbatas tentang fasilitas dryer sehingga kita perlu bersinergi dengan mitra-mitra penggilingan yang punya fasilitas dryer," tambah Marga.
Kedua, Perum Bulog menerjunkan personil ke lapangan untuk optimalisasi penyerapan gabah beras melalui tim jemput gabah bekerjasama dengan tim liaison officer (LO) atau penghubung yang dibentuk oleh Bulog. Ketiga, pelaksanaan serap gabah petani dengan melibatkan jajaran TNI-Polri dan pemerintah daerah di lapangan.
"Kami selama ini memang Bulog itu lebih orientasinya adalah personil yang menjaga gudang dengan jumlah personil yang ada kemudian strategi berikutnya adalah pembentukan posko pengadaan di Kanwil Kancap guna mempermudah korelasi antara Bulog dengan petani atau poktan atau gapoktan," imbuh Marga.
Kelima, memonitoring harian untuk memudahkan kontrol dan akselerasi penyerapan gabah dan beras dalam negeri di posko terpusat.
(hns/hns)