Saat festival Thaipusam Hindu menarik jutaan umat ke Gua Batu Malaysia pada hari Selasa (11/2/2025), keluarga dan teman tidak hanya berkumpul untuk melakukan doa ritual tetapi juga merayakan ikatan kuat dan tradisi semarak yang berlandaskan pada kepercayaan bersama mereka.
Festival yang memperingati kelahiran Dewa Murugan ini diadakan di India tetapi juga di negara-negara seperti Malaysia dan Singapura yang memiliki komunitas Hindu Tamil.
Ritual kuno membawa kavadi, semacam altar kayu portabel yang biasanya beratnya puluhan kilogram dan dihiasi dengan gambar dewa-dewa Hindu dan bulu merak, tetap menjadi landasan festival ini.
Praktik membawa kavadi telah diwariskan turun-temurun, dan seiring dengan itu muncul perubahan, seperti penggunaan dioda pemancar cahaya, atau LED.
Bagi Satish Raj, 26 tahun, pembuat kavadi generasi ketiga, membawa kavadi telah menjadi tradisi keluarga sejak kecil, ketika ia terpesona melihat ayahnya menaiki 272 anak tangga ke puncak Gua Batu sambil membawa altar.
Terinspirasi oleh praktik inovatif di Sri Lanka dan Maladewa, Sevaraja berencana untuk mengirim Satish ke luar negeri untuk pelatihan lebih lanjut dalam bidang kerajinan tersebut. Sevaraja percaya bahwa menggabungkan teknik global dengan warisan Malaysia akan memperkaya tradisi mereka yang berharga dan menjaganya tetap hidup.