Jakarta -
Rafal Trzaskowski, walikota Warsawa yang liberal dan sekutu pemerintahan yang dipimpin oleh Donald Tusk, kalah dalam pemilu presiden Polandia, dengan 49,11% dukungan suara. Jajak pendapat pertama yang dipublikasikan tepat saat pemungutan suara ditutup masih menunjukkan kemenangan tipis bagi Trzaskowski. Pemilu presiden putaran kedua itu memang berlangsung ketat.
Setelah pemungutan suara, Karol Nawrocki memang mengatakan bahwa ia tetap yakin akan menang, kalau semua suara sudah dihitung. Pria berusia 42 tahun adalah seorang sejarawan yang skeptis terhadap Eropa dan lebih mengedepankan nasionalisme Polandia.
Saat berkampanye ia mengiming-imingi pemilih, dengan berjanji memastikan kebijakan ekonomi dan sosial lebih memihak warga Polandia ketimbang warga dari negara lain, termasuk pengungsi dari negara tetangga Ukraina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masa lalu hampir membuat Nawrocki tergelincir
Mantan petinju amatir itu menang, meskipun kisah dari masa lalunya mendominasi hari-hari terakhir kampanye presiden - mulai dari pertanyaan tentang perolehan flat dari seorang pensiunan hingga pengakuan bahwa ia ikut serta dalam perkelahian yang direncanakan.
Meskipun parlemen Polandia memegang kekuasaan paling besar dalam sistem pemerintahan, presiden Polandia bisa memveto undang-undang, artinya dia bisa menolak atau memblokir undang-undang yang sudah disahkan parlemen. Karena kuatnya posisi presiden di Polandia, pemungutan suara di negara itu disoroti di Ukraina, Rusia, Amerika Serikat, dan di seluruh Uni Eropa.
Nawrocki, yang didukung oleh Partai Hukum dan Keadilan - Law and Justice (PiS), ditengarai akan melanjutkan kebijakan pendahulunya, Presiden Andrzej Duda, yang juga didukung PiS, termasuk memblokir segala upaya pemerintah untuk meliberalisasi aborsi atau mereformasi peradilan.
Ultra Konservatisme berlanjut?
Pemerintahan saat ini dipimpin oleh Perdana Menteri Donald Tusk yang pro-Eropa, setelah PiS kalah dalam pemilu parlemen dan menjadi partai oposisi. Presiden saat ini Andrzej Duda sering jadi penghalang bagi pemerintahan Donald Tusk, yang mencoba mengoreksi haluan ultra konservatif pemerintahan sebelumnya.
Sementara Donald Tusk memimpin pemerintahan koalisi yang melakukan pendekatan pada pro-Eropa dan mengupayakan reformasi liberal, Presiden Duda sering menggunakan hak vetonya untuk menentang kebijakan pemerintah, terutama yang berkaitan dengan reformasi peradilan dan kebijakan sosial, misalnya soal aborsi.
Di platform media sosial X, Presiden Duda berterima kasih kepada warga Polandia karena telah memberikan suara dalam jumlah besar.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengatakan, tingkat partisipasi pemilih mencapai mencapai 71,31%, sebuah rekor untuk pemilihan presiden putaran kedua.
"Terima kasih! Atas partisipasi Anda dalam pemilihan presiden. Atas partisipasi Anda. Atas pemenuhan tugas kewarganegaraan Anda. Atas tanggung jawab Anda untuk Polandia. Selamat kepada pemenang! Tetaplah kuat, Polandia!" tulis Duda.
*Editor: Hendra Pasuhuk
Lihat juga Video 'Momen Penyelamatan Paus Terperangkap Jaring di Laut Polandia':
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini