Sebelum Terpuruk, Pusat Percetakan Tebet dulu Banjir Pesanan dari Luar Negeri

4 weeks ago 21

Jakarta -

Pusat percetakan di Pasar Tebet Barat, Jakarta Selatan lambat laun kalah melawan zaman. Padahal pesona usaha percetakan di kawasan ini dulunya memancar sampai ke negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.

Salah satu penyedia jasa percetakan di Pasar Tebet Barat, Isdarmadi, mengatakan puncak kerjaan kawasan tersebut sebagai sebagai pusat percetakan undangan terjadi di kisaran tahun 2002-2016. Sejak saat itu pesona lambat laun kian tergerus, hingga puncaknya saat pandemi Covid-19 melanda.

Bahkan saat awal pandemi karena adanya kebijakan pemerintah yang melarang warga untuk berkumpul atau mengadakan acara termasuk pernikahan, bisnis percetakan di kawasan itu langsung jatuh terpuruk. Termasuk jumlah pesanan percetakan dari Malaysia dan Singapura.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya sudah 26 tahun di sini jadi tahu semua. Dari 2002 sampai 2016 itu bagus banget usaha di sini. Terus turun-turun, nggak seberapa sih turunnya, cuma pas pandemi tuh yang parah. Gara-gara itu saya juga sempat libur lama kan," katanya saat ditemui detikcom di lokasi, Rabu (8/1/2025).

"Dulu sampai Malaysia sampai Singapura. (Jadi sekarang sudah tidak terima pesanan dari sana?) sekarang ada saja sih satu dua, tapi nggak kaya dulu saja. Saya kan cuma jasa cetak saja, yang terima pesanan toko-toko di depan, beberapa langganan sama saya, mereka yang terima pesanan. Masih ada yang punya langganan dari sana mungkin," jelas Isdarmadi lagi.

Imbas penurunan pesanan percetakan ini omzet yang diterima Isdarmadi mengalami penurunan yang cukup signifikan, dari dulu ia bisa mendapatkan untung bersih sekitar Rp 15 juta per minggu hingga kini hanya berkisar Rp 3 juta per minggu.

"Kalau dulu ya, (menggunakan) mesin dua bersih Rp 15 juta. Sekarang mesin satu bersih paling Rp 3 juta. (Dulu bisa pakai dua mesin sekarang cuma satu kenapa?) kebutuhan. Memang kondisi waktu itu sempat tutup kan, pandemi, sampai akhirnya pulang kampung saya, jadi jual satu mesin," terangnya.

"(Jadi dulu punya dua mesin?) iya dulu mesin dua, pegawai enam, sekarang mesin tinggal satu, makin kecil saja usaha saya ini. Alhamdulillah sekarang sudah mulai naik lagi, cuma nggak mengandalkan undangan pernikahan doang. Kaya cetak box-box tadi itu lumayan ramai," tambah Isdarmadi.

Selain itu Isdarmadi juga mengatakan untuk mendongkrak usahanya, saat ini dirinya tak hanya mengandalkan pesanan dari toko-toko yang berada di kawasan tersebut. Tapi ia memperluas jaringannya hingga ke luar Pulau Jawa seperti Kalimantan hingga Makassar.

"Kalau Kalimantan, Jambi, Bengkulu kita itu banyak, kaya Makassar terutama. Saya saja pernah cetak dari Makassar 21.000. Masih ada kok satu dua yang bikin di atas 1.000, cuma nggak banyak, kalah sama online. Jadi nggak terima orderan dari sini saja sih saya, banyak, harus gerak," paparnya.

Sementara itu, seorang penjaga toko percetakan di Pasar Tebet Barat bernama Jefri mengatakan kawasan ini memang sudah lama dikenal sebagai salah satu sentra percetakan di Jakarta selain Pasar Senen, Jakarta Pusat. Khususnya untuk percetakan undangan pernikahan.

"Kalau pusat percetakan memang di sini sama Pasar Senen. Tapi kalau untuk undangan paling besar di sini, untuk yang lain masih di Pasar Senen," kata Jefri.

Sayang, ia yang sudah 10 tahun bekerja di sentra percetakan itu mengatakan kini toko-toko di kawasan itu sudah sangat minim pengunjung. Sebab saat ini banyak orang lebih memilih untuk menggunakan undangan pernikahan digital atau online daripada undangan fisik.

"Sepi, sekarang sudah sepi banget. Mungkin karena sekarang orang banyak sebar undangan online kan, pakai link gitu, jadi yang cetak undangan sekarang dikit banget," jelasnya.

Menurutnya saat ini banyak orang lebih memilih undangan pernikahan digital alih-alih undangan cetak karena lebih irit biaya. Sebab untuk membuat undangan digital hanya diperlukan biaya desain undangan dan setelahnya undangan itu bisa langsung disebar ke banyak orang.

Alhasil jumlah pelanggan yang datang untuk membuat undangan pernikahan fisik di kawasan tersebut menjadi sangat sedikit. Kondisi inilah yang kemudian ikut membuat pesona pusat percetakan di Pasar Tebet Barat semakin pudar.

"Kalau undangan online kan sekali bikin bisa langsung dikirim ke mana saja, jadi bisa mengurangi biaya buat nikah kan. Kalau yang dicetak kan dibikin sesuai sama jumlah undangan," terangnya lagi.

(fdl/fdl)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial