Beli Mainan Langsung di Pasar Gembrong Masih Jadi Pilihan Ketimbang Online

23 hours ago 5

Jakarta -

Libur panjang Lebaran telah usai, para penjual mainan anak di Pasar Gembrong pun kebagian rezekinya. Memang saat libur seperti itu merupakan momen yang dinantikan pedagang dalam meraup omzet besar sebab pengunjung yang datang silih berganti, tak terkecuali lapak Johandi yang turut menjual ribuan unit mainan.

Sejak pagi lapaknya memang tak pernah sepi dari hilir mudik pengunjung yang masuk dan keluar dengan menenteng mainan baru, kelengkapan jenis mainan menjadi keunggulan dari kios Johandi yang juga akrab disapa Joang. Memang untuk mainan memiliki tren tersendiri, namun mainan lama yang tak lagi tren tetap bisa dijual meski dengan harga miring.

"Jenis mainan yang sulit dijual bertahun-tahun saya jual murah, (menunjuk mainan) belanjaan mahal ini mas modal Rp 80 ribu saya jual Rp 50 ribu gapapa saya rugi yang penting keputer uangnya, kalo kita nggak berputar uangnya susah juga. Mainan bisa bertahan tahunan yang penting baterainya jangan dipasang," ujar Joang saat ditemui detikcom di kios Joang Toys, Pasar Gembrong, Jakarta Timur, Minggu (6/4/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Memang barang-barang mainan tak lekang oleh waktu dan tak basi, namun untuk terus mengikuti tren Joang tak pernah absen. Hal itu dilakukan agar pengunjung tak kecewa saat menanyakan jenis mainan hingga stok yang tak pernah kosong, untuk harga pun bisa bersaing dengan toko mainan di pusat perbelanjaan dan tak kalah penting mainan di sini harganya masih bisa dinego.

Dengan begitu Joang kini memiliki pelanggan tetap yang setia untuk datang saat mencari mainan, selain lengkap kios Joang juga membolehkan pengunjung untuk mencoba mainan sebelum membeli salah satunya Tama yang datang bersama istri dan kedua anaknya.

"Hampir setiap tahun ke sini bang, daripada beli di mall mobil RC aja Rp 250 ribu di sini, kalau di mall bisa Rp 500 ribu. Anak juga bisa milih kaya begini nih dia (anak pertama) milih mobil pemadam eh adiknya takut, alhamdulillah jadinya beli yang murah, hari ini beli empat mainan total saya beli setengah juta mah jadi ya momen lebaran pakai uang THR masing-masing," ujar Tama saat membeli mainan di Toko Joang.

Memang membeli mainan langsung di toko masih menjadi pilihan utama bagi warga, anak-anak pun dapat memilih langsung mainan yang mereka inginkan. Soal harga dibandingkan dengan online memang kalah menggiurkan, hanya saja jika tidak teliti sebelum membeli bisa saja barang yang datang tak sesuai dengan harapan.

"Kalau online itu jujur ya, kita emang beli produk yang sama yang kita mau tapi untuk kerusakan kita nggak tau, begitu diretur 3 bulan udah males aja sebenernya, kalo online saya nggak berani yang mahal-mahal karena nggak terjamin untuk kualitasnya. Kalau di sini kita lebih puas bisa langsung dilihat dan dites dulu kualitasnya," lanjut Tama

Lebih lanjut Joang menyebut dalam persaingan harga dengan penjual di pasar online memang sangat ketat, mereka bisa menawarkan harga mainan lebih murah karena tidak menyewa toko dan membayar karyawan untuk menjaga toko sehingga bisa memangkas biaya. Sedangkan untuk kualitas mainan Joang menyarankan pembeli untuk datang dan merasakan langsung mainan di toko agar tidak kecewa.

Joang tidak menggunakan penjualan secara online dalam menjual mainannya bukan karena terjebak zona nyaman, namun ia yakin para pembeli masih akan lebih puas untuk datang dan memilih langsung mainan ke tokonya. Momen lebaran menjadi salah satu puncaknya, omzet penjualan mainan di kios Joang pun naik drastis hingga Rp 15 juta dalam satu minggu.

"Kalau buat lebaran gini seminggu udah nutup, udah ada lebih lah saya Rp 15 juta mah lebih. Kita ngitung omset kita paling kecilnya ambil keuntungan 25 persen paling gede 30-40 persen, tergantung orang nawar juga," lanjut Joang.

Selain menjual mainan Joang juga diketahui membuka cabang bisnis lainnya seperti menjual helm, karpet, durian hingga laundry yang berada di Kawasan Pasar Gembrong. Semua unit usahanya dibekali QRIS yang dicetak Bank BRI. Metode itu dinilai cukup membantu dalam menangkal modus-modus pembeli curang, salah satunya modus mengaku sudah bayar padahal belum ada notif dari aplikasi BRIMO.

"Jadi orang bayar-bayar via QRIS tuh ada aja tuh (menunjukkan notif) Rp 270 ribu dari helm semua masuk ke BRI, QRISnya dicetak sama BRI dibikinin. Memudahkan karena ada notif kadang-kadang orang bilang (transaksi) masuk tapi di kita nggak ada notif kan repot, namanya orang mau modus mah jadi QRIS ini memudahkan," tutup Joang.

(hns/hns)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial