Penegasan Puan Minta Panas PDIP Versus Jokowi Disudahi

14 hours ago 6
Jakarta -

Hubungan antara PDI Perjuangan (PDIP) dan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi), kembali memanas. Ketua DPR RI Puan Maharani meminta agar seluruh pihak menyudahi panas PDIP versus Jokowi.

Dirangkum detikcom, Senin (17/3/2025), perseteruan ini bermula dari pernyataan Ketua DPP PDIP Deddy Sitorus yang menyebut pada 14 Desember 2024 lalu, ada utusan meminta Sekjen Hasto Kristiyanto mundur dari jabatannya. Tak hanya itu, utusan itu disebut meminta PDIP tak memecat Jokowi.

"Perlu diketahui bahwa sekitar tanggal 14 Desember itu ada utusan yang menemui kami yang memberitahu bahwa Sekjen harus mundur lalu meminta jangan pecat Jokowi dan menyampaikan ada sekitar 9 orang dari PDIP Perjuangan yang menjadi target dari pihak kepolisian dan KPK," kata Deddy Sitorus, Rabu (12/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak tinggal diam, Jokowi pun merespons tudingan tersebut. Ia meminta agar PDIP membuktikan siapa utusan yang dimaksud.

"Nggak ada (utusan), ya harusnya disebutkan siapa, biar jelas. Siapa? Siapa?" tegas Jokowi ditemui di rumahnya, Sumber, Banjarsari, Jumat (14/3). Jokowi merespons pertanyaan soal PDIP yang menyebut ada utusan yang datang meminta Hasto mundur dan Jokowi tak dipecat.

Jokowi mengaku tidak memiliki kepentingan menyuruh utusan untuk datang ke PDIP dan meminta agar dirinya tidak dipecat.

"Kepentingannya apa saya mengutus untuk itu kepentingannya apa. Coba logikanya," ujarnya.

Jokowi bahkan mengaku selama ini dirinya memilih diam ketika difitnah. Eks kader PDIP itu kemudian mengingatkan kesabarannya ada batas.

"Saya itu udah diem lho ya. Difitnah saya diam, dicela saya diam, dijelekkan saya diam, dimaki-maki saya diam. Saya ngalah terus lho, tapi ada batasnya," terangnya.

Perseteruan Berlanjut, Relawan Jokowi Pasang Badan

Presiden ke-7, Joko Widodo (Jokowi) ditemui di Sumber, Banjarsari, Kamis (6/3/2025). Joko Widodo. Foto: Tara Wahyu NV/detikJateng

Perseteruan pun terus berlanjut. Politikus PDIP Deddy Sitorus, merespons kembali pernyataan Jokowi. Ia mengungkit sein kiri belok kanan. Deddy bahkan sempat sesumbar mengajak Jokowi ngopi bareng demi mengungkap sosok utusan yang dimaksud.

"Siapa orangnya, kalau Jokowi mau tahu bisa saya kasih tahu sambil ngopi dengan beliau," ujar Deddy kepada wartawan, Sabtu (15/3/2025).

Deddy meluruskan dirinya tak pernah mengatakan Jokowi mengirim utusan. Namun, ada 'utusan' yang datang ke PDIP dan meminta Jokowi tidak dipecat.

"Jokowinya mungkin baperan atau mau bikin drama, silakan dicek video saya," sambungnya.

Deddy SitorusDeddy Sitorus Foto: Taufiq Syarifudin/detikcom

Secara khusus, Politikus PDIP Guntur Romli merespons ucapan Jokowi yang mengaku diam meski dicela. Menurutnya, ucapan Jokowi kontradiktif.

"Saya juga ingin mengomentari penyataan Jokowi yang ngaku diam, tapi tiap hari sepertinya dia tiga kali sehari ngomong ke media, udah kayak minum obat. Bagaimana disebut diam?" ujar Guntur lewat pesan singkat kepada detikcom, Sabtu (15/3).

Menurutnya, pernyataan Jokowi banyak yang melenceng dari kenyataan. Salah satunya Jokowi yang bilang akan kembali ke Solo dan menjadi rakyat biasa.

"Ternyata masih terus 'blusukan politik' ke mana-mana malah mau bikin partai super tbk. Omon-omonnya (soal) Gibran tidak akan jadi cawapres karena baru 2 tahun jadi wali kota, soal usia, tiba-tiba didukung jadi cawapres," sambungnya.

Sejumlah relawan Jokowi pasang badan membela eks kader PDIP itu. Salah satunya, Ketum Pro-Jokowi (Projo), Budi Arie Setiadi meminta PDIP setop berdrama dan mengarang cerita terkait Jokowi.

"Berhentilah buat drama dan mengarang cerita tanpa fakta. Rakyat semakin cerdas untuk membedakan hoax, fitnah dan kepalsuan," kata Budi Arie kepada wartawan, Minggu (16/3/2025).

Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi (Andhika Prasetya/detikcom)Budi Arie Setiadi (Andhika Prasetya/detikcom)

Budi Arie mengajak PDIP bersama-sama membangun negeri. Menurutnya, rakyat jangan dijejali dengan cerita-cerita kepalsuan tentang Jokowi.

"Saatnya kita membangun negeri dan mengurus rakyat bukan menjejali publik dengan narasi-narasi yang penuh kepalsuan," ucap Budi.

"Rakyat paham mana loyang mana emas. Sejarah akan bekerja dan memberi bukti. Kebenaran pasti hadir pada waktunya," sambungnya.

Relawan lainnya yang merespons keras PDIP yakni Organisasi Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP). Ketumnya, Utje Gustaaf Patty, menyatakan pihaknya membuka peluang akan mendesak Jokowi untuk mengambil langkah hukum ke pihak yang memfitnah.

"Pak Jokowi hampir tidak pernah bereaksi terlebih karena beliau adalah tokoh bangsa. Tapi saat ini beliau tidak lagi menjabat presiden, jadi tidak tertutup kemungkinan kami akan mendesak beliau untuk mengambil langkah hukum terhadap para pemfitnah," kata Utje kepada wartawan, Minggu (16/3).

Penegasan Puan Maharani

Puan Maharani Puan Maharani. Foto: dok. DPR RI

Ketua DPP PDIP Puan Maharani merespons seteru PDIP dan Jokowi. Puan meminta agar hal itu disudahi, terlebih di bulan Ramadan.

"Jadi sudahi hal-hal yang kemudian hanya membuat kita ini terpecah belah, sudahi hal-hal yang membuat kita ini kemudian hanya berkutat dengan hal-hal yang kemudian membuat kita itu saling berprasangka. Apalagi ini di bulan Ramadan, bulan yang penuh berkah. Marilah kita berpikir positif dan kemudian ayo kita sama-sama bangun bangsa ini bersama-sama dengan berpikiran positif," kata Puan kepada wartawan di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (17/3/2025).

Puan menegaskan masih banyak persoalan bangsa yang perlu diatasi bersama-sama. Menurutnya, tidak ada pihak yang bisa membangun bangsa tanpa kerja sama dengan pihak lain.

"Kita masih banyak masalah bangsa dan negara harus kita sama-sama cermati bersama bagaimana kita membangun bangsa dan negara bersama-sama," ujar Puan.

"Bangsa ini perlu kita bangun, nggak bisa sendirian, bangsa ini harus kita bangun bersama-sama. Jadi semua yang mempunyai kontribusi, yang mempunyai pemikiran baik untuk bangsa ini, ya marilah ayo kita sama-sama bangun bangsa ini dengan pemikiran positif ke depan," sambungnya.

Ditanya bagaimana hubungan PDIP dan Jokowi terkini, Puan tak menjawab gamblang. Dia hanya meminta semua pihak introspeksi diri.

"Ya kita semua pastinya manusia yang tidak sempurna, kita semua pasti punya masa lalu, tapi kita ingat bahwa membangun bangsa itu nggak bisa sendirian. Kita semuanya itu pasti semua punya kesalahan, tapi kita juga harus introspeksi diri bahwa bagaimana ke depan untuk bangsa ini dengan problema global dan masalah-masalah yang tidak mudah kita selesaikan sendiri," kata Puan.

(taa/fas)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu


Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial