New York -
Utusan Palestina untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Riyad Mansour, mengatakan bahwa para pemimpin dan komunitas dunia seharusnya menghormati keinginan warga Palestina untuk tetap tinggal di Jalur Gaza.
Pernyataan Mansour itu, seperti dilansir AFP, Rabu (5/2/2025), disampaikan setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan keyakinannya bahwa penduduk Gaza harus dimukimkan kembali atau direlokasi ke tempat lainnya "secara permanen".
Namun Mansour tidak menyebut nama Trump secara langsung dalam pernyataannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tanah air kami adalah tanah air kami, jika sebagian hancur, Jalur Gaza, rakyat Palestina telah memilih pilihan untuk kembali ke sana," ucap Mansour dalam pernyataannya.
"Dan saya pikir para pemimpin dan masyarakat harus menghormati keinginan rakyat Palestina," tegasnya.
Trump bertemu Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih pada Selasa (4/2) waktu setempat. Dalam konferensi pers usai pertemuan tersebut, Trump mengatakan dirinya meyakini warga Palestina harus meninggalkan Gaza setelah serangan Israel menghancurkan sebagian besar wilayah itu.
Sementara dalam pernyataan kepada wartawan sebelum pertemuan dengan Netanyahu, Trump mengatakan dirinya menginginkan solusi yang menyediakan "daerah yang indah untuk memukimkan kembali orang-orang secara permanen di rumah-rumah yang bagus di mana mereka bisa bahagia".
Simak Video: Hamas Menolak Keras Rencana Trump Relokasi Warga Gaza
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Di forum PBB, Mansour tidak menyebut nama Trump, namun tampaknya dia menolak gagasan Presiden AS tersebut.
"Negara kami dan rumah kami adalah Jalur Gaza, itu bagian dari Palestina," ucapnya menegaskan.
"Kami tidak memiliki rumah. Bagi mereka yang ingin mengirimkan mereka ke tempat yang bahagia dan menyenangkan, biarkan mereka kembali ke rumah asli mereka di dalam Israel, ada tempat-tempat yang bagus di sana, dan mereka akan dengan senang hati kembali ke tempat-tempat ini," ujar Mansour.
PBB melaporkan bahwa lebih dari 1.9 juta orang -- sekitar 90 persen dari total populasi Gaza -- terpaksa mengungsi akibat rentetan serangan Israel sejak perang dimulai pada Oktober 2023 lalu. Perang antara Israel dan Hamas meratakan sebagian besar bangunan di Gaza, termasuk sekolah, rumah sakit dan infrastruktur sipil.
Sejak gencatan senjata terbaru diberlakukan pada 19 Januari lalu, warga Gaza yang mengungsi itu berbondong-bondong kembali ke rumah-rumah mereka, meskipun sudah hancur.
"Dalam dua hari, dalam waktu beberapa jam, sebanyak 400.000 warga Palestina berjalan kaki kembali ke bagian utara Jalur Gaza. Saya pikir kita harus menghormati pilihan dan keinginan rakyat Palestina, dan rakyat Palestina pada akhir akan mengambil keputusan, tekad mereka," ucap Mansour.
Simak Video Hamas Menolak Keras Rencana Trump Relokasi Warga Gaza
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu