Menyoal LPG 3 Kg Tidak Lagi Dijual Di Warung Eceran

2 days ago 5

Jakarta -

Pemerintah menetapkan aturan tentang gas LPG 3 kg yang tidak boleh lagi dijual di warung eceran. Hal ini disebut sebagai cara negara untuk memastikan agar program pengadaan gas subsidi tersebut dapat tepat sasaran. Warung pengecer dinilai sebagai salah satu faktor penambah mata rantai penjualan sehingga harga gas tidak sesuai dengan yang dicanangkan oleh pemerintah.

Usaha ini dilakukan oleh pemerintah guna mengatur serta merapikan alur distribusi gas LPG bersubsidi kepada masyarakat. Hal ini ditegaskan oleh Mensesneg Prasetyo Hadi. Meski demikian, pihaknya menyebut jika aturan ini tidak akan mempengaruhi perubahan harga eceran gas.

"Kalau harganya kan belum ada perubahan apa-apa. Ya itu kan karena ini ya, karena mekanisme pasaran, jadi kalau masalah kenaikan, tapi kalau dari sisi pemerintah kan harga itu belum ada perubahan. Kebijakan terhadap LPG pasti jalan terus," ujar Prasetyo dikutip dari detikNews, Senin (3/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setali tiga uang dengan Mensesneg, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia juga mengatakan jika aturan ini bertujuan agar tidak ada disparitas harga yang dibanderol oleh pemerintah dengan harga yang diterima oleh masyarakat.

Soal kendala warga dalam mengakses LPG 3 kg di masa mendatang, Bahlil menyebut jika pemerintah juga tengah menyiapkan aturan baru status para pengecer bisa diubah menjadi pangkalan. Dengan demikian harga serta akses masyarakat terhadap gas subsidi tetap mudah namun dengan harga yang lebih rendah.

"Itulah kemudian kami berpikir bahwa harus masyarakat kita bagaimana mensosialisasikan ini, untuk ngambilnya jangan di pengecer, tapi di pangkalan. Supaya apa? Harganya tidak mahal, harganya sesuai dengan apa yang diatur oleh pemerintah," kata Bahlil.

Namun dengan munculnya aturan baru soal warung eceran tidak lagi dapat menjajakan gas subsidi, terjadi percikan kebingungan di tengah masyarakat. Berdasarkan penelusuran detikcom, beberapa SPBE di sejumlah daerah ramai dikunjungi warga untuk memperoleh gas subsidi 3 kg.

Mengutip detikJabar, sejumlah warga mengeluhkan sulitnya membeli gas. Seperti yang dirasakan oleh warga bernama Rahmat. Pria yang tinggal di Baturaden, Kecamatan Rancasari, Kota Bandung itu sudah empat hari mencari gas LPG ukuran 3 kg.

"Untuk 4 hari ke belakang kok jadi susah, biasanya ketika habis pergi ke warung langganan ada tersedia, kemarin saya bawa ternyata kosong, coba ke tempat lain sama," kata Rahmat dihubungi detikJabar, Sabtu (1/2/2025).

Lalu sejauh mana efek pemotongan rantai pasok LPG subsidi ini mempengaruhi masyarakat? Ikuti ulasannya dalam detikSore.

Beralih ke topik lainnya, detikSore hari ini akan menghadirkan Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Yandri Susanto. Seperti diketahui, Menteri Yandri sukses menggelar perhelatan perdana Hari Desa pada pertengahan Januari lalu. Melalui acara ini, ia ingin mengatakan kepada seluruh masyarakat terutama yang tinggal di wilayah pedesaan jika pemerintah memiliki keseriusan untuk membangun Indonesia mulai dari desa.

Sejumlah hal yang menjadi kendala seperti penggunaan dana desa yang kurang maksimal hingga arus urbanisasi yang masih deras mengalir akan dibahas dalam diskusi sore ini. apa saja strategi menteri Yandri untuk mengembangkan denyut ekonomi masyarat desa? Ikuti diskusinya dalam Editorial Review.

Sementara itu untuk menutup episode kali ini, detikSore akan menghadirkan tokoh pemuda dari Papua. Ia adalah Maximus Tipagau, sosok penguat pariwisata dari kaki gunung Jayawijaya. Berusaha mengangkat ekonomi warga di wilayahnya, Maximus Tipagau, putra asli Suku Moni di Mimika merupakan satu-satunya orang asli Papua yang menjual pariwisata Carstensz lewat Adventure Carstensz. Lalu bagaimana sepak terjang Maximus? Bagaimana peristiwa menipisnya es abadi di puncak Cartenz mempengaruhi ekonomi sektor wisata di sana? Temui Maximus dalam Sunsetalk jelang matahari terbenam nanti.

Ikuti terus ulasan mendalam berita-berita hangat detikcom dalam sehari yang disiarkan secara langsung langsung (live streaming) pada Senin-Jumat, pukul 15.30-18.00 WIB, di 20.detik.com dan TikTok detikcom. Jangan ketinggalan untuk mengikuti analisis pergerakan pasar saham jelang penutupan IHSG bersama InvestasiKu di awal acara. Sampaikan komentar Anda melalui kolom live chat yang tersedia.

"Detik Sore, Nggak Cuma Hore-hore!"

(far/vys)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial