RS Polri Kramat Jati akan mengidentifikasi jenazah korban kebakaran Glodok Plaza, Jakarta Barat. Diperlukan waktu sekitar dua minggu untuk mengidentifikasi korban kebakaran tersebut.
Saat ini, RS Polri Kramat Jati memeriksa tujuh korban tewas insiden kebakaran Glodok Plaza. Ketujuh korban itu dilaporkan dalam kondisi hangus saat diperiksa.
Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Polri Kramat Jati Brigjen Prima Heru Yulihartono mengatakan hasil identifikasi belum keluar hingga kini. Proses identifikasi ketujuh korban masih berlangsung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk hasil belum ada, karena kondisi korban terbakar hangus," kata Brigjen Prima Heru Yulihartono saat dihubungi detikcom, Sabtu (18/1/2025).
Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Polri Kramat Jati, Brigjen Prima Heru Yulihartono (Maulani/detikcom) Foto: Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Polri Kramat Jati, Brigjen Prima Heru Yulihartono (Maulani/detikcom)
Prima Heru melanjutkan, tujuh korban yang dibawa ke RS Polri datang secara berangsur-angsur. Pertama, mereka menerima tiga kantong jenazah pada Kamis (16/1), lalu dua jenazah pada Jumat (17/1) pagi, disusul dua jenazah pada sore.
Untuk itu, proses identifikasi korban dilakukan secara bertahap. "Kemarin sudah lima kantong yang diperiksa dan hari ini dua kantong yang diperiksa," jelasnya.
Prima Heru melanjutkan, saat ini lima korban yang sudah diperiksa masuk ke tahapan pemeriksaan selanjutnya. Namun dia belum menyampaikan kapan identifikasi benar-benar selesai.
"Yang lima sedang menunggu pemeriksaan DNA," ucapnya.
Butuh Waktu 2 Pekan
Foto: Taufiq Syarifudin/detikcom
"Ya pengalaman kami itu satu sampai dua minggu (proses pemeriksaannya) ya, itu kalau lancar. Mudah-mudahan lancar. Tapi kalau misalkan ada kendala, kita ulang lagi sampai nanti hasilnya keluar apa tidak. Dalam artian, tidak menutup kemungkinan memang karena kondisi jenazah yang agak sulit," kata Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri Kombes Ahmad Fauzi kepada wartawan di RS Polri.
Pemeriksaan itu dilakukan dengan pengambilan sampel DNA. Sebelumnya, tim dokter forensik RS Polri lebih dulu melakukan pengecekan sidik jari hingga gigi.
Ahmad Fauzi menjelaskan alasan mengapa pemeriksaan korban kebakaran bisa berlangsung lama. Katanya, pemeriksaan DNA memang memakan waktu yang tidak sebentar.
"Jadi DNA yang kita ambil dari jenazah, nanti kita periksa di lab DNA, kita cari profilnya, kemudian kita juga periksa sampel DNA dari keluarga. Sama-sama kita cari profilnya, nanti kita bandingkan," jelas dia.
Dia melanjutkan, pemeriksaan yang dilakukan timnya tidak dibatasi waktu. Sebab, keakuratan menjadi hal yang utama dalam pemeriksaan ini.
"Dalam artian, kita menuntut ketepatan, kehati-hatian. Jadi kita penginnya cepet, lebih cepet lebih baik. Namun kan jangan sampai nanti karena kita terburu-buru, tidak akurat, hasilnya salah. Jadi mohon kesabarannya dari pihak keluarga," ucapnya.
13 Keluarga Serahkan Data-DNA
Foto: Maulani Mulianingsih/detikcom
"Sampai sore ini ya, keluarga korban yang sudah melapor, yang merasa kehilangan keluarganya, ada 13 orang," kata Kombes Pol Ahmad Fauzi, kepada wartawan.
Dalam pelaporan itu, keluarga diminta menyerahkan data ante mortem, termasuk sampel DNA identifikasi kecocokan. Utamanya DNA diambil dari orang tua kandung.
"Dari 13 itu, kita ambil semua data. Memang ada data-data yang perlu dilengkapi. Seperti tadi ada data DNA yang kita butuhkan dari keluarga kandungnya," jelas dia.
Ahmad menerangkan, data antemortem dari keluarga korban akan dicocokkan dengan data postmortem dari jenazah untuk memastikan identitasnya. Untuk memastikan itu, kedua sampel akan dibandingkan dokter.
"Pemeriksaan DNA kan perlu waktu. Jadi, DNA yang kita ambil dari jenazah nanti diperiksa di lab DNA untuk mencari profilnya. Kemudian, kita juga periksa sampel DNA dari keluarga. Sama-sama kita cari profilnya, nanti kita bandingkan," jelas Ahmad.
Adapun 13 keluarga yang melapor, satu di antaranya belum menyerahkan sampel DNA. Sehingga kini RS Polri tinggal menunggu dua sampel DNA dari total 14 keluarga yang mengaku kehilangan.
"Ya, kemarin itu sudah lainnya sudah diambil semua, tinggal dua itu, satu tinggal menuju sini, satu lagi besok," ucap dia.
Katanya, satu sampel DNA dalam perjalanan ke Jakarta dari Malang. Sebab, satu keluarga yang merasa kehilangan berasal dari Malang.
"Kemarin tadi sudah diambil oleh di Pubdokkes Rumah Sakit Bhayangkara Batu Malang, sudah dikirim ke Jakarta, saat ini sedang menuju ke sini sampel DNA," sambung dia.
(aik/aik)