Kementan Gelontorkan Vaksin Antisipasi Kasus PMK Sapi

1 month ago 21

Jakarta -

Kementan Gelontorkan Vaksin Atasi Kasus PMK Sapi di Beberapa Daerah

Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) menggelontorkan vaksin untuk mengatasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di berbagai provinsi di Indonesia. Hal ini sebagai respon ditemukan ratusan sapi terindentifikasi terkena PMK.

Kepala Balai Besar Veteriner Farma (BBVF) Pusvetma Surabaya, Edy Budi Susila menjelaskan bahwa vaksin PMK yang didistribusikan adalah produksi Balai Besar Veteriner Farma (BBVF) Pusvetma Kementan dan telah teruji dan mendapatkan persetujuan penggunaan oleh Ditjen PKH untuk pengendalian penyakit PMK di Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Vaksin ini diterima oleh Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Situbondo didampingi Pejabat Otoritas Veteriner (POV) Kabupaten, petugas Dinas Propinsi, Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari dan Ketua DPD APPSI Jatim untuk kemudian didistribusikan ke petugas kesehatan hewan untuk langsung disuntikkan pada hewan sehat untuk menjaga dan membatasi penyebaran virus PMK," ujarnya dalam keterangannya, Kamis (2/1/2025).

Edy menambahkan bahwa distribusi vaksin PMK mencapai 2.000 botol atau 50.000 dosis yang disebarkan ke berbagai wilayah, antara lain Jawa Timur, Jawa Tengah, Bogor, Banten, DI Yogyakarta, DKI Jakarta, dan Lampung.

Untuk Jawa Timur, distribusi vaksin sejumlah 12.500 dosis diserahkan ke Dinas Kabupaten Kediri, Blitar, Tulungagung, Jombang, Situbondo, Bondowoso, Banyuwangi, dan Jember.

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan (PPHNAK), Makmun menyampaikan bahwa bantuan vaksin PMK ini merupakan komitmen nyata dari Kementan untuk melakukan pengendalian penyakit PMK di lapangan.

Selain vaksin, Kementan juga telah menyediakan bantuan berupa obat-obatan, antibiotik, dan desinfektan untuk membantu peternak dalam mengatasi potensi penyakit lainnya.

Langkah lain yang dilakukan Kementan juga berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk melakukan kewaspadaan. Seperti yang dilakukan di Desa Kedungguwo, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.

Pertama, tim lapangan melakukan koordinasi intens dengan perangkat desa dan masyarakat peternak setempat untuk memperoleh informasi terbaru mengenai perkembangan kasus PMK. Kedu, pemerintah daerah mengeluarkan surat edaran kewaspadaan dini kepada Camat dan Kepala Desa/Kelurahan Kedungguwo, guna meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran PMK di wilayah tersebut.

Langkah lain yang diambil adalah pengobatan bagi ternak yang terindikasi terkena PMK. Pengobatan dilakukan melalui call center (URC) Dinas Peternakan dan Perikanan Magetan.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan, Agung Suganda, menegaskan bahwa kesehatan ternak adalah fondasi ketahanan pangan.

"Melalui vaksinasi, pengobatan, dan penguatan biosekuriti, produktivitas peternakan dapat dilindungi dari ancaman penyakit," ujarnya di Kantor Kementan Jakarta, Jumat (27/12).

Sebagai informasi, dikutip dari detikJatim sebanyak 30 ekor sapi mati akibat terserang PMK. Kepala Desa Kedungguwo, Noor Hayati mengatakan dari data yang dilaporkan ada lebih dari 30 sapi mati. Yakni dengan ciri-ciri mengeluarkan lendir pada bagian mulut dan sapi kesulitan makan.

"Kalau yang mati ada 30 lebih, sebelumnya tidak mau makan kemudian dari muluntya keluar lendir. Untuk penyebab kematianya saya kurang tahu pasti, tapi ini sudah kita lapporkan ke Dinas Peternakan," tandas Noor.

Di tempat lain juga terjadi yakni Mojokerto, teridentifikasi 241 terkena PMK. Penyakit yang disebabkan apthovirus ini menyebabkan 13 sapi mati.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto Tutik Suryaningdyah menjelaskan, PMK kembali merebak 2 Desember 2024. Laporan kasus pertama dari Desa Ketapanrame, Kecamatan Trawas.

"Peternak beli ternak di pasar dalam kondisi sakit, lalu menular," jelasnya kepada wartawan di kantornya, Jalan RA Basuni, Sooko, Senin (30/12/2024).

(ada/rrd)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial