Jakarta -
Wakil Ketua MPR RI dari Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) menegaskan pentingnya memastikan pelayanan, pengawasan, pembinaan, pendataan, hingga pengampunan bagi WNI atau PMI di Malaysia. Menurutnya, seluruh aspek perlindungan tersebut harus berjalan dengan baik dan komprehensif demi menjamin hak dan keamanan para pekerja migran.
Hal tersebut dia sampaikan ketika bertemu dengan Duta Besar Indonesia untuk Kuala Lumpur, Malaysia, Hermono, di Kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur, Selasa (29/4). Ia juga menekankan pentingnya penguatan keamanan perbatasan untuk mencegah perdagangan ilegal dan peredaran narkotika antar negara.
"Kunjungan ini adalah bagian dari diplomasi kebangsaan untuk memperkuat informasi, komunikasi dan kolaborasi di negeri jiran ini, Malaysia, negeri sahabat, negara serumpun," ungkapnya dalam keterangannya, Rabu (30/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat ini juga mendorong pengembangan sumber daya alam. Dia menyebut, baik Indonesia maupun Malaysia, sama-sama memiliki sumber daya alam yang melimpah.
"Indonesia dan Malaysia punya potensi besar. Sumber daya alam, kekuatan budaya, hingga posisi strategis kalau kita saling memperkuat, bukan tidak mungkin menjadi kekuatan utama kawasan lewat ASEAN plus," ungkapnya.
Lebih lanjut, dia menyoroti banyaknya populasi WNI di Malaysia, yang merupakan Pekerja Migran Indonesia (PMI). Seperti diketahui, Malaysia menjadi negara dengan jumlah WNI terbanyak, mencapai lebih dari 2,5 juta orang.
Dengan tingginya jumlah WNI di Malaysia tersebut, Ibas bersama rombongan delegasi sama-sama menegaskan pentingnya perlindungan, pengawasan, dan pembinaan secara optimal bagi mereka.
"Kita dengar sekitar 2 juta WNI di Malaysia ya Pak. Berarti opportunity (peluang) kita di Malaysia semakin tinggi. Jumlah PMI di Indonesia juga sangat banyak. Oleh karena itu, kami menekankan pentingnya kehadiran negara untuk melakukan perlindungan, pengawasan, dan pembinaan, hingga pengampunan bagi saudara-saudara kita yang sedang bekerja (legal) di negara ini. Mereka wajib dilindungi termasuk para keluarga mereka," ungkap Ibas.
Pada pertemuan tersebut, Wakil Rakyat Partai Demokrat dari Dapil Jatim VII ini bersama delegasi juga menekankan pentingnya pendataan yang baik bagi PMI, di seluruh dunia, termasuk Malaysia. Hal ini dinilainya akan membantu dalam penyelesaian berbagai masalah yang masih menjadi pekerjaan rumah.
Ibas menyampaikan menyebut Malaysia adalah negara yang memiliki daya tarik bagi TKI (Tenaga Kerja Indonesia). Karena itu dia mendorong KBRI bersama Pemerintah agar dapat memberikan perhatian besar dan bekerja lebih keras dalam melindungi dan mengayomi WNI.
Adapun salah satu yang disoroti dalam pertemuan ini yaitu isu mengenai TPPO (Tindak Pidana Perdagangan Orang).
"Jangan sampai ada saudara kita, WNI, yang menjadi korban dari TPPO. Kejahatan, penculikan, penipuan, bahkan eksploitasi. Termasuk jangan sampai ada lagi, penahanan paspor PMI yang bekerja di rumah tangga oleh majikan mereka, yang melanggar peraturan," tuturnya.
Ibas juga membahas tentang perlunya penguatan perbatasan antara Indonesia-Malaysia dalam upaya memberantas perdagangan narkoba dan segala bentuk perdagangan ilegal. Terlebih dengan melihat adanya peningkatan tren transaksi narkoba di perbatasan kedua negara, dengan jumlah kasus dan kuantitas barang yang meningkat.
"Modus penyelundupan juga semakin canggih, melalui ship to ship (kapal ke kapal), ada juga menggunakan jasa PMI sebagai kurir secara tidak sadar, hanya dibayar sangat kecil dibanding hukumannya. Sehingga kami mendesak dan mendorong adanya penguatan jalur lintas di perbatasan negara-negara, di laut dan daratan NKRI kita. Berbagai pihak harus bersinergi untuk mencegah dan memerangi hal tersebut, jangan sampai berhasil masuk ke Indonesia. Patroli Bakamla (Badan Keamanan Laut), Bea Cukai, TNI, POLRI, hingga BIN," tegas Ibas.
Ibas juga menyampaikan pentingnya pembumian konstitusi untuk WNI di Malaysia.
"Sangat diperlukan adanya pembumian, pendidikan, pembinaan yang bertujuan agar saudara-saudara kita di Malaysia memahami konstitusi kita, sehingga mereka tahu hak dan kewajibannya," terangnya.
"Kami juga ingin memberikan dukungan kepada Pak Dubes dan KBRI di Malaysia ini untuk terus menjalankan tugas dan amanahnya. Buat rasa aman, nyaman dan maju agar mereka terus menjadi bagian dalam mengharumkan merah putih," tambah Ibas.
Di akhir sambutannya, Ibas berharap KBRI Malaysia bisa terus bekerja dengan sepenuh hati, dengan kolaborasi untuk menjadi rumah bagi warga di perantauan.
"Karena KBRI adalah tempat mengabdi untuk bangsa, melayani dengan hati. KBRI adalah tempat berkarya untuk bangsa, rumah bagi warga di rantau," pungkasnya.
(akd/akd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini