Geger Serangan Mannheim, 'Sudah Jadi Berita Sehari-hari di Jerman'

1 month ago 23

Jakarta -

Pekan ini, kota-kota di Jerman barat seharusnya dipenuhi dengan perayaan Karnaval yang meriah. Di Mannheim, acara utama berlangsung pada Minggu (02/03), dan pada Senin (03/03). Pusat kota masih dipenuhi dengan wahana hiburan serta gerobak makanan.

Namun, suasana berubah drastis setelah seorang pria dengan sengaja menabrakkan mobilnya ke kerumunan, menewaskan sedikitnya dua orang.

Menteri Dalam Negeri negara bagian Baden-Wrttemberg mengatakan tersangka yang merupakan seorang pria Jerman berusia 40 tahun, ditahan setelah kejadian tersebut. Ia kini diselidiki atas tuduhan pembunuhan dan percobaan pembunuhan setelah melukai sedikitnya 11 orang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ditangkap, tersangka menembak dirinya sendiri di mulut dan harus dirawat di rumah sakit, sehingga belum bisa diinterogasi. Jaksa menyatakan bahwa pria tersebut memiliki masalah psikologis, yang kini sedang diselidiki lebih lanjut.

Setelah insiden itu, jalan utama kota ditutup, dan polisi berjaga di berbagai titik masuk. Banyak orang yang sebelumnya datang untuk merayakan Karnaval, akhirnya memilih pergi. Sebagian besar warga terkejut, sementara yang lain bersikap lebih realistis dan menyebut "Ini sudah biasa terjadi."

Warga sedih, tetapi tidak lagi terkejut

Seperti dalam kasus darurat lainnya, banyak warga menerima peringatan di ponsel mereka. Namun, bagi mereka yang tidak berada di lokasi kejadian, pesan ini bisa membingungkan.

Gabriel, 19 tahun, langsung menghubungi saudaranya setelah menerima peringatan itu.

"Kekhawatiran saya adalah apakah saudara saya selamat, karena dia juga tinggal di Mannheim. Untungnya, dia aman," katanya kepada DW.

Banyak warga merasa sedih, namun tidak terkejut lagi.

"Ada acara Karnaval di Paradeplatz, banyak orang berkumpul, berdandan, minum alkohol, bersenang-senang, lalu ini terjadi," kata Gabriel. "Ini sangat menyedihkan. Sekarang setiap minggu kita mendengar berita seperti ini, ada yang ditusuk, ada yang ditabrak."

Paul, seorang remaja lain, juga mengatakan bahwa dulu Jerman terasa lebih aman.

"Saya sudah menduganya karena serangan seperti ini sering terjadi akhir-akhir ini," katanya. "Tetap saja, saya terkejut karena itu terjadi di kota saya sendiri."

Serangan publik jadi semakin umum di Jerman

Mannheim sendiri sudah beberapa kali mengalami serangan publik. Mei tahun lalu, seorang polisi tewas saat mencoba mencegah penusukan. Beberapa serangan pisau juga terjadi di Solingen dan Aschaffenburg.

Serangan dengan mobil juga bukan hal baru. Februari lalu, seorang ibu dan anak di Mnchen tewas akibat tabrakan mobil. Pada Desember, enam orang tewas dan sekitar 300 lainnya terluka ketika seorang pria menabrakkan mobilnya ke pasar Natal di Magdeburg.

Meskipun insiden di Mannheim kali ini tidak terkait dengan motif politik atau agama, banyak orang kini menerima bahwa kejadian seperti ini akan terus terjadi.

"Ini sudah jadi berita sehari-hari di Jerman sekarang," kata Gabriel.

Di pusat kota, Alik, 30 tahun, dan istrinya menghadiri acara doa untuk para korban. Namun, ia terkejut melihat hanya ada tiga lilin yang dinyalakan sebagai tanda penghormatan.

"Rekan kerja istri saya melihat semuanya dan sangat terkejut. Istri saya tidak percaya ini terjadi," katanya. "Dia bertanya, 'Apakah ini seperti di Magdeburg?'"

Alik merasa serangan seperti ini, apa pun motifnya, semakin membuat warga tidak percaya dengan keamanan di kota mereka.

"Semakin sulit melihat masa depan dengan harapan dalam situasi seperti ini," ujarnya.

Merz: Jerman harus aman kembali

"Saya turut berduka cita untuk para korban dan keluarga mereka," tulis calon kanselir Jerman, Friedrich Merz, di media sosial X.

Ia menambahkan bahwa "Serangan ini, seperti yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir, mengingatkan kita bahwa kita harus berusaha sekuat tenaga untuk mencegah kejadian serupa di masa depan. Jerman harus menjadi negara yang aman kembali."

Setelah insiden tersebut, Wali Kota Mannheim, Christian Specht, memerintahkan bendera di gedung-gedung pemerintahan dikibarkan setengah tiang sebagai tanda duka.

"Serangan brutal dan tidak manusiawi terhadap orang-orang tak bersalah ini benar-benar mengejutkan kita semua," kata Specht.

Presiden Jerman, Frank-Walter Steinmeier, juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban.

"Apa yang mereka alami sungguh menyedihkan," ujarnya melalui juru bicara di X.

Artikel ini diadaptasi dari DW berbahasa Inggris

(ita/ita)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial