Drastis! Trump Pangkas Staf Global USAID dari 10 Ribu Staf Jadi 294

2 weeks ago 13

Washington DC -

Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berencana untuk mempertahankan kurang dari 300 staf pada Badan Pembangunan Internasional AS atau USAID, dari total 10.000 staf yang tersebar di seluruh dunia.

Rencana pemerintahan Trump itu, seperti dilansir Reuters, Jumat (7/2/2025), diungkapkan oleh empat sumber yang dikutip Reuters dalam laporannya pada Kamis (6/2).

USAID yang merupakan badan bantuan kemanusiaan utama AS itu, telah menjadi target program reorganisasi pemerintahan yang dipelopori oleh miliarder ternama AS dan sekutu dekat Trump, Elon Musk, yang memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Empat sumber yang mengetahui rencana pemerintahan Trump itu mengungkapkan bahwa hanya 294 staf USAID yang akan diizinkan untuk tetap bekerja, termasuk hanya 12 staf di biro Afrika dan hanya 8 staf di biro Asia.

Rencana tersebut menuai kritikan dari mantan Kepala USAID, J Brian Atwood, yang sebelumnya menjabat selama lebih dari enam tahun. Atwood kini menjadi peneliti senior di Watson Institute pada Brown University.

"Itu keterlaluan," kata Atwood dalam pernyataannya.

Dia menyebut pemutusan hubungan kerja (PHK) massal terhadap staf USAID akan secara efektif membunuh badan kemanusiaan internasional yang selama ini membantu menyelamatkan puluhan juta orang di seluruh dunia dari kematian. "Banyak orang tidak akan selamat," sebut Atwood.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Saksikan juga Blak-blakan, Zulhas: Swasembada Pangan Bukan Angan-angan

Departemen Luar Negeri AS belum mengomentari laporan Reuters tersebut.

Menurut Congressional Research Service (CRS), USAID mempekerjakan lebih dari 10.000 staf di seluruh dunia, dengan dua pertiganya berada di luar AS. USAID mengelola lebih dari US$ 40 miliar pada tahun fiskal 2023, tahun terakhir di mana terdapat data lengkap.

Badan kemanusiaan ini menyediakan bantuan untuk sekitar 130 negara sepanjang tahun 2023, yang kebanyakan hancur akibat konflik dan sangat miskin. Penerima bantuan USAID terbanyak adalah Ukraina, diikuti Ethiopia, Yordania, Republik Demokratik Kongo, Somalia, Yaman dan Afghanistan.

Ketika Trump dan Musk, orang terkaya di dunia, melontarkan tuduhan bahwa para staf USAID merupakan pelaku kriminal, puluhan staf USAID dinonaktifkan, ratusan kontraktor internal dirumahkan, dan program-program penyelamatan nyawa di seluruh dunia terbengkalai.

Pada Selasa (4/2) waktu setempat, pemerintahan Trump mengumumkan bahwa pihaknya akan memberhentikan seluruh staf USAID yang dipekerjakan secara langsung di seluruh dunia, dan menarik pulang ribuan personel yang bekerja di luar negeri.

Tujuan pemerintahan Trump adalah menggabungkan USAID dengan Departemen Luar Negeri AS, dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) Marco Rubio ditunjuk menjadi penjabat administrator USAID. Namun tidak jelas apakah Trump dapat menggabungkan lembaga itu tanpa persetujuan Kongres AS, mengingat USAID dibentuk dan didanai oleh undang-undang yang disahkan Kongres.

Saksikan juga Blak-blakan, Zulhas: Swasembada Pangan Bukan Angan-angan

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial