Jakarta -
Harga berbagai Bahan Pokok Penting (Bapokting) mengalami kenaikan menjelang akhir tahun 2024. Harga telur kini tembus Rp 31.000/Kg dari harga normalnya Rp 27.000/Kg. Kenaikan harga juga terjadi pada daging ayam, cabai, bawang merah, bawang putih, telur hingga minyak goreng.
Kenaikan harga tersebut terjadi di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Kamis (26/12/2024). Dari kunjungan detikcom ke lokasi, sejumlah pedagang bilang harga telur akan terus alami kenaikan hingga akhir tahun yang mencapai Rp 33.000/Kg.
Salah satu pedagang di Pasar Kebayoran Lama, Silto mengatakan harga telur Rp 31.000/kg merupakan harga yang sudah naik dalam sepekan terakhir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang masih Rp 31.000/Kg. Ini termasuk mahal, karena biasanya Rp 27.000/Kg. Kenaikan sudah berlangsung selama semingguan," katanya saat ditemui di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Silto mengatakan harga telur akan terus mengalami kenaikan hingga akhir tahun. Ia menyebutkan harga telur bisa mencapai Rp 33.000.
Kenaikan harga telur ini, kata Silto merupakan hal yang sudah biasa ketika mendekati hari-hari besar di Indonesia, seperti tahun baru, Imlek dan Lebaran.
"Biasa tahun baru satu tahun sekali naik, sama kalau bulan-bulan besar itu naik juga. Paling sampai akhir tahun bisa Rp 33.000/Kg. Tahun kemarin juga soalnya bisa sampai Rp 33.000/Kg," katanya.
Kemudian, harga cabai di Pasar Kebayoran Lama sudah alami kenaikan Rp 20.000/Kg hingga Rp 30.000/Kg.
Pedagang sayuran, Tarmidi mengatakan saat ini cabai rawit ijo yang ia jual Rp 90.000/Kg dari harga sebelumnya Rp 70.000/Kg. Sementara cabai keriting merah Rp 70.000/kg dari harga normal Rp 50.000/Kg. Untuk cabai rawit merah dibanderol harga Rp 80.000/Kg. Adapun kenaikan ini baru terjadi 3 hari belakangan.
"Cabai rawit normal itu paling Rp 50.000-60.000/Kg. Sekarang sudah Rp 80.000 sampai Rp 90.000/Kg. Ini kemungkinan naik lagi pasti sampe Rp 100.000/Kg paling tinggi," katanya.
Tarmidi mengungkap, komoditas bawang juga mengalami kenaikan. Bawang merah yang biasanya ia jual Rp 35.000/Kg, kini harganya sudah Rp 45.000/Kg. Untuk bawang putih harga normal Rp 45.000/Kg, kini menjadi Rp 50.000/kg.
Senada, Dewo pedagang sayuran di Pasar Kebayoran Lama mengatakan bahwa harga cabai dan bawang merah saat ini mengalami kenaikan harga. Ia mengatakan kenaikan harga ini lantaran mendekati tahun baru dan itu dianggap hal yang biasa.
Ia menjual cabai rawit merah dengan harga Rp 80.000/Kg dari harga sebelumnya Rp 60.000/kg, cabai keriting merah di harga Rp 60.000/Kg dari harga normal Rp 50.000/Kg.
Untuk bawang merah, ia menjual dengan harga Rp 45.000/Kg dari sebelumnya Rp 35.000/Kg. Untuk bawang putih ia menjual dengan harga Rp 50.000/Kg, dari harga normal Rp 45.000/kg.
"Untuk 3 hari ini kenaikannya sekitar Rp 20.000an. Biasa mau tahun baru pasti harga pada naik," katanya.
Kenaikan juga terjadi pada harga ayam. Sri Asih pedagang ayam di Pasar Kebayoran Lama mengatakan harga ayam potong sudah mengalami kenaikan harga sejak seminggu lalu.
Harga ayam potong yang biasa digunakan untuk pecel lele, ia juga dengan harga Rp 30.000/Kg. Padahal harga normal yang biasa ia jual Rp 27.000/Kg.
"Ayam naik kurang lebih seminggu ini. Perkilonya ukuran buat ayam pecel Rp 30.000/Kg dari Rp 27.000/kg," katanya.
Sementara untuk daging ayam filet per kilogram dikenakan harga Rp 50.000/kg dari harga sebelumnya hanya Rp 45.000/kg. Ia pun mengatakan bahwa harga ayam akan mengalami kenaikan hingga tutup tahun.
"Kalo sampai akhir tahun mungkin naik lagi sekitar Rp2.000 sampai Rp 5.000. Tapi saya pengennya sih nggak naik. Biar penjualan stabil," katanya.
Sementara itu, pedagang sembako bernama Imelda mengatakan saat ini yang paling dirasakan kenaikan harga pada barang yang ia jajakan ialah minyak goreng. Untuk MinyaKita saat ini ia menjual dengan harga Rp 18.000/liter, dari harga sebelumnya Rp 16.000/liter. Padahal harga Harga Eceran Tertinggi (HET) berada di Rp 15.700 per liter.
"MinyaKita sekarang Rp 18.000/liter. Ini naiknya udah lama dari Rp 16.000/liter," katanya.
Selain harganya yang mahal, Imelda juga mengatakan bahwa stok MinyaKita juga tidak banyak, bahkan tidak ada dalam beberapa waktu lalu. Menurutnya hal ini juga yang menyebabkan harga MinyaKita mahal.
"MinyaKita itu stok nggak ada. Kalau mau beli produk minyaKita itu hari 'kawinan'. Jadi kita harus beli barang lainnya juga. Itu dapet harga biasa. Kalo cuma beli minyaKita pasti mahal," katanya.
Ia juga mengatakan harga minyak kemasan lainnya dan minyak curah pun mengalami kenaikan. Kenaikan harga minyak pun variatif. Misalnya minyak kemasan merek Sedaap ukuran 1 liter kini dibanderol Rp 20.000 dari harga sebelumnya Rp 18.000. Untuk minyak curah per liternya kena harga Rp 23.000 dari harga sebelumnya Rp 19.000.
"Minyak sih yang naik banget. Yang lain masih stabil. Minyak per dusnya kalau minyak kemasan naiknya Rp 20.000 per dus," katanya.
(kil/kil)