Bicara Nasib Tiktok, Trump Klaim Banyak yang Minat Beli di AS

1 day ago 8

Jakarta -

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengungkapkan kabar terbaru dari TikTok usai adanya larangan beroperasi di AS beberapa waktu lalu.

Trump menyampaikan bahwa ada banyak minat untuk membeli TikTokdi AS. Saat ini pemerintahannya berupaya untuk menengahi penjualan aplikasi populer tersebut.

"Minat besar terhadap Tiktok! Akan menjadi sesuatu yang luar biasa bagi China, dan semua pihak yang terlibat," kata Trump dikutip dari Reuters, Selasa (4/2/20245).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti diketahui, nasib aplikasi tersebut saat ini masih belum pasti di AS sejak undang-undang mewajibkan pemiliknya dari China, ByteDance, menjualnya ke AS dengan alasan keamanan nasional. Trump kemudian menandatangani perintah eksekutif yang berupaya menunda pemberlakuan undang-undang tersebut selama 75 hari.

Pemerintahan Trump sedang menyusun rencana untuk menyelamatkan TikTok dengan melibatkan perusahaan perangkat lunak Oracle. Pemberitaan ini didapat berdasarkan sumber yang mengetahui diskusi tersebut. Disebutkan pula, ada sejumlah pihak luar yang juga tertarik.

Trump sendiri saat ini sedang dalam proses diskusi bersama sejumlah pihak menyangkut pembelian TikTok. Langkah ini seiring dengan ancaman pelarangan hingga penghentian operasi platform tersebut beberapa waktu terakhir karena risiko keamanan nasional.

Keputusan menyangkut platform tersebut akan diumumkan Trump dalam kurun waktu 30 hari mendatang. Menurutnya, ada pihak yang menunjukkan ketertarikan besar untuk mengambil alih operasi TikTok.

"Saya telah berbicara dengan banyak orang mengenai TikTok dan ada minat besar terhadap TikTok," kata Trump di Air Force One dalam penerbangan menuju Florida, dikutip dati Reuters, Minggu (26/1/2025).

Berdasarkan kesepakatan yang dinegosiasikan oleh Gedung Putih, pemilik TikTok yang berbasis di China, ByteDance, akan tetap memiliki saham di perusahaan tersebut. Tetapi pengumpulan data dan pembaruan perangkat lunak akan diawasi oleh Oracle, yang telah menyediakan fondasi infrastruktur Web TikTok.

Sumber menambahkan, persyaratan dari setiap kesepakatan potensial dengan Oracle bersifat fleksibel dan kemungkinan akan berubah. Lalu cakupan penuh dari diskusi tersebut belum ditetapkan dan dapat mencakup operasi AS serta wilayah lain.

Kesepakatan yang sedang dinegosiasikan mengantisipasi partisipasi dari investor AS ByteDance saat ini. Susquehanna International Group milik Jeff Yass, General Atlantic, Kohlberg Kravis Roberts (KKR) dan Sequoia Capital termasuk di antara pendukung ByteDance di AS.

Adapun pihak lain yang ikut serta berlomba untuk mengakuisisi TikTok, termasuk kelompok investor yang dipimpin oleh miliarder Frank McCourt ataupun kelompok lain yang melibatkan Jimmy Donaldson atau yang lebih dikenal sebagai bintang YouTube Mr. Beast, tidak menjadi bagian dari negosiasi Oracle.

Namun, dalam komentarnya kepada wartawan saat penerbangan tersebut, Trump mengatakan bahwa ia belum berbicara dengan Larry Ellison dari Oracle tentang pembelian aplikasi tersebut. Ketika ditanya apakah ia sedang menyusun kesepakatan dengan Oracle dan investor lain untuk menyelamatkan TikTok, Trump menampiknya.

"Tidak, tidak dengan Oracle. Banyak orang berbicara kepada saya, orang-orang yang sangat penting, tentang pembeliannya dan saya akan membuat keputusan itu mungkin dalam 30 hari ke depan. Kongres telah memberikan waktu 90 hari. Jika kita dapat menyelamatkan TikTok, saya pikir itu akan menjadi hal yang baik," ujarnya.

TikTok awalnya membuat kesepakatan dengan Oracle pada tahun 2022 untuk menyimpan informasi pengguna AS. Hal ini dilakukan guna meredakan kekhawatiran Washington tentang campur tangan pemerintah China.

Menurut salah satu sumber, manajemen TikTok akan tetap di tempatnya untuk mengoperasikan aplikasi video pendek tersebut. Aplikasi yang digunakan oleh 170 juta warga Amerika itu dinonaktifkan sementara untuk pengguna, sesaat sebelum undang-undang yang meminta penjualan ataupun pelarangan atas dasar keamanan nasional mulai berlaku pada 19 Januari.

(eds/eds)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial