Anggota PPD Ngaku Diculik-Diberi Duit untuk Atur Pilgub Papua Pegunungan

1 month ago 34

Jakarta -

Saksi calon Gubernur-Wakil Gubernur Papua Pegunungan nomor urut 2 Befa Yigibalom dan Natan Pahabol, Agus Kogoya, mengaku diculik dan diberi duit untuk mengatur pemenangan lawan mereka di Pilgub Papua Pegunungan. Agus mengaku duit itu sudah habis.

Hal itu disampaikan saat sidang perkara 293/PHPU.GUB-XXIII/2025 di Gedung MK, Jakarta Pusat, Rabu (12/2/2025). Mulanya, Agus yang merupakan PPD Kai mengaku diculik dan dibawa ke rumah calon Bupati Tolikara Willem Wandik.

Agus mengatakan penculikan itu terjadi karena tidak adanya kesepakatan untuk melakukan pemungutan suara tingkat provinsi. Sedangkan, kata dia, pemungutan suara Pilbup Tolikara telah berlangsung pada 28 November 2025.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kapan bapak diculik?" tanya Saldi.

"Kami diculik itu tanggal 28 (November) malam jam 11 lewat," jawab Agus.

"Yang menculiknya bapak tahu nggak?" tanya Saldi.

"Yang diculik itu dari kandidat nomor 4 sendiri Pak Willem Wandik tapi sementara ini sudah jadi Bupati Tolikara," jawab Agus.

"Belum Pak, belum dilantik, baru selesai di sini, masih ada tanggal 20 (Februari) dilantik," kata Saldi.

Agus mengatakan ponselnya juga disita oleh penculik. Dia diminta untuk mengatur agar 100% suara di Distrik Kai diberikan kepada Willem Wandik untuk Pilbup Tolikara dan kepada John Tabo untuk Pilgub Papua Pegunungan.

"Di HP kami disita habis, setelah itu besoknya tanggal 29 itu Bapak Willem sendiri sampaikan ke kami untuk memberikan suara untuk bupati nomor urut 4, 100% dan juga untuk Provinsi Papua Pegunungan calon nomor urut 1, 100%," kata Agus.

Agus mengatakan ada 3.922 suara di Distrik Kai yang diminta oleh pasangan Cabup-Cawabup Tolikara nomor urut 4 Willem Wandik-Yotam Wonda dan pasangan Cagub-Cawagub Papua Pegunungan nomor urut 1 John Tabo-Ones Pahabol. Dia mengaku diberi uang Rp 150 juta untuk mengatur suara di Distrik Kai itu.

"Setelah kami isi bakal kandidat nomor urut 4 untuk kabupaten, sampaikan ke kami untuk ketemu sehingga kami ketemu malam sekitar jam 8 lewat, itu kami diberikan uang, money politic di situ diberikan uang ke kami Rp 150 juta," kata Agus.

Saldi bertanya uang tersebut diterima atau tidak oleh Agus. Saksi mengaku menerima uang itu dan telah dihabiskan.

"Bapak terima uangnya?" tanya Saldi.

"Iya pak terima," kata Agus.

"Sekarang uangnya ke mana pak hehe?" tanya Saldi.

"Uangnya sudah habis," jawab Agus.

"Wah hehe gitu pak," kata Saldi.

Agus mengatakan dirinya bertemu cagub John Tabo pada 12 Desember 2024. Dia mengaku menerima uang sebesar Rp 20 juta dari John Tabo.

"Kami ketemu itu di tanggal 12 (Desember) malam jam 20.00," kata Agus.

"Terima duit lagi gak pak?" tanya Saldi.

"Bapak juga memberikan kami uang sekitar Rp 20 juta," kata Agus.

"Rp 20 juta per orang?" tanya Saldi.

"Rp 20 juta satu distrik," jawab Agus.

Agus mengatakan, pada 27 November 2024, tim kemenangan pasangan John-Ones juga memberikan uang Rp 100 juta. Saldi berkelakar jika uang yang diterima Agus cukup banyak.

"Saya kembali lagi ke tanggal 27 (November), itu dari tim kemenangan kandidat nomor urut 1 memberikan kami juga uang Rp 100 juta," kata Agus.

"Banyak juga uangnya ini, Pak. Rp 150, Rp 100 juta, Rp 20 juta, udah Rp 270 juta, Pak. Ini sedikit lebih banyak dari lagu Rhoma Irama, kalau lagu Rhoma Irama itu 170 juta penduduk Indonesia katanya, ini 270 juta, haha," canda Saldi.

Agus juga mengaku diberi uang oleh pegawai KPU, Heroyoku. Dia mengatakan uang yang diberikan sebesar Rp 500 ribu.

"Jadi Pak Hero itu telepon ke saya dengan nomor baru masuk sampaikan untuk ketemu Jadi kami ketemu sekitar jam 12.00 siang kami ketemu di Pak Hero punya rumah sendiri dan Pak Hero sampaikan untuk tanda tangan. Jadi tanda tangan itu yang di situ saya baca 'itu untuk suara provinsi Pak John Tabo itu sudah sah jadi kamu PPD harus tanda tangan'," kata Agus.

"Lalu ketemu bapak dapat duit lagi?" tanya Saldi.

"Itu saya sempat juga saya tolak, saya sempat tolak saya bilang minta maaf tidak bisa untuk tanda tangan ini," kata Agus.

"Tapi duitnya diterima pak?" tanya Saldi.

"Saya tidak bisa untuk tanda tangan, tapi Pak Hero bilang tidak apa-apa tanda tangan saja, jadi sudah dari situ ada sedikit dia paksa untuk saya harus tanda tangan. Akhirnya saya tanda tangan, Pak Hero sendiri yang kasih saya uang Rp 500 ribu," jelas Agus.

"Rp 500 ribu? Ini makin lama makin kecil uangnya pak haha," kata Saldi.

(amw/haf)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial