Jakarta -
PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau PT SMI merayakan 16 tahun kontribusinya dalam percepatan pembangunan di Indonesia. Pada hari jadinya, Rabu (26/2/2025), PT SMI mengusung tema 'Delivering Development through Resilience'.
Direktur Utama PT SMI Reynaldi Hermansjah menegaskan tema tersebut bukan sekadar slogan, tetapi filosofi yang membimbing bisnis dan operasional perusahaan sepanjang tahun.
"Filosofi ini berfokus pada bagaimana PT SMI akan mengerahkan seluruh kemampuan yang ada, terus menerus berinovasi untuk menghadirkan pembangunan yang merata," ujar Reynaldi dalam keterangannya, Rabu (26/2/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Reynaldi menjelaskan dalam konteks ini, 'resilience' atau ketahanan mencakup kemampuan untuk menghadapi dan bangkit dari kesulitan, kegagalan, tekanan dan kemampuan untuk beradaptasi dengan tantangan yang ada.
"PT SMI harus memiliki semangat resilience untuk dapat menggebrak pembangunan nasional jangka panjang demi membangun fondasi yang kokoh bagi pertumbuhan inklusif dan berkelanjutan," ujarnya.
Adapun resilience sendiri merupakan salah satu dari 6 corporate value PT SMI, yang memang sudah terintegrasi ke dalam diri segenap karyawan PT SMI, atau yang dikenal dengan sebutan SMIers. Segenap karyawan PT SMI siap mendukung langkah strategis Perseroan, dalam menciptakan peran dan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan.
Pembiayaan Daerah Sokong Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat
Dalam mendukung upaya Pemerintah untuk meningkatkan pemerataan pembangunan, PT SMI mendorong Pemerintah Daerah (Pemda) untuk mengakses fasilitas pembiayaan daerah Perseroan. Ada beberapa alasan mengapa Pemda perlu mempertimbangkan untuk mengambil pembiayaan daerah.
Pertama, untuk mempercepat pembangunan infrastruktur. Banyak daerah memiliki potensi besar namun terkendala oleh keterbatasan anggaran. Dengan pembiayaan daerah, Pemda dapat mempercepat pembangunan infrastruktur seperti jalan, jembatan, irigasi, dan fasilitas umum lainnya yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Infrastruktur yang memadai akan membuka akses yang lebih baik bagi masyarakat untuk mobilitas dan distribusi barang dan jasa.
Kedua, untuk meningkatkan kualitas layanan publik. Pembiayaan daerah dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas layanan publik seperti pendidikan, kesehatan, dan transportasi. Dengan fasilitas layanan yang lebih baik, maka masyarakat akan mendapatkan manfaat yang lebih besar untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Pendidikan yang bermutu akan menghasilkan generasi yang cerdas dan kompetitif, sementara layanan kesehatan yang baik akan memastikan masyarakat tetap sehat dan produktif.
Ketiga, untuk meningkatkan daya saing daerah. Dengan adanya infrastruktur dan layanan publik yang baik, daya saing daerah tentu akan meningkat. Hal ini akan menarik investasi dan menciptakan lapangan kerja baru, yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Daerah yang kompetitif akan menjadi magnet bagi investor dan pelaku usaha untuk menanamkan modalnya, sehingga perekonomian daerah akan berkembang dengan pesat.
Keempat, untuk mendorong pemanfaatan sumber daya daerah yang lebih optimal. Pembiayaan daerah dapat digunakan untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya daerah yang selama ini belum terkelola dengan baik. Dengan pengelolaan yang baik, potensi daerah dapat dikembangkan secara maksimal untuk kemakmuran bersama. Misalnya, pengembangan sektor pariwisata, pertanian, dan industri kreatif yang dapat menjadi sumber pendapatan baru bagi daerah.
Terakhir, untuk mengurangi ketergantungan dana transfer pusat. Dengan adanya pembiayaan daerah, Pemda dapat memiliki sumber pembiayaan alternatif sehingga tidak bergantung pada dana transfer pusat. Hal ini akan memberikan fleksibilitas dan kemandirian bagi pemerintah daerah serta meningkatkan kualitas perencanaan dan pelaksanaan program-program pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi daerah masing-masing.
Sejak 2016, PT SMI juga telah menjadi mitra strategis Pemerintah Daerah lewat fasilitas pinjaman daerah. Hingga Desember 2024, PT SMI telah menyalurkan pinjaman daerah senilai Rp 36,66 triliun dalam bentuk komitmen, dan outstanding senilai Rp 21,19 triliun.
Beberapa contoh proyek yang mendapat dukungan pinjaman daerah dari PT SMI antara lain adalah pembangunan jalan di Kabupaten Tabalong, Jembatan Konaweha di Kabupaten Kolaka, Pasar Bersehati di Kota Manado, Pasar Bauntung di Banjarbaru, RSUD di Kabupaten Solok, RSUD Provinsi NTB, Menara Teratai di Kabupaten Banyumas, dan RSUD di Kabupaten Bangli.
Pada masa pandemi COVID-19 tahun 2020 dan 2021, PT SMI juga membantu Pemerintah dalam menjalankan peran countercyclical dengan menyalurkan pinjaman Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) ke Pemerintah Daerah dan BUMN. Pinjaman PEN yang disalurkan memberikan kontribusi positif dengan menahan kontraksi ekonomi, mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, meningkatkan pendapatan rumah tangga, dan menciptakan lapangan kerja.
PT SMI membantu meningkatkan perekonomian masyarakat Banjarbaru, Kalimantan Selatan melalui pinjaman daerah untuk pengembangan Pasar Bauntung. Pasar Bauntung kini dapat menampung 1.072 pedagang, naik hampir 2 kali lipat. Foto: dok. PT SMI
Urgensi Transformasi Menjadi DFI
Sadar akan pentingnya pinjaman daerah untuk menggerakkan pembangunan, serta meningkatnya kebutuhan akan layanan publik, Perseroan pun tengah bertransformasi menjadi Development Finance Institution (DFI).
"Dengan menjadi DFI sepenuhnya, PT SMI akan mendorong penguatan pembiayaan publik, salah satunya dengan membiayai pembangunan proyek-proyek yang memiliki risiko besar dan tidak dapat dibiayai oleh lembaga pembiayaan lain," ungkap Reynaldi.
"Pinjaman daerah bukan hanya sebagai salah satu instrumen pembiayaan, tetapi juga sebagai alat strategis untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, pembangunan infrastruktur, dan peningkatan kualitas hidup masyarakat," lanjutnya.
Sebagai DFI, PT SMI tidak hanya akan berfokus pada pembiayaan proyek infrastruktur skala besar, tetapi juga memperkuat dukungan kepada pemerintah daerah untuk menyelaraskan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan yang inklusif.
Reynaldi menegaskan PT SMI bertransformasi menjadi DFI untuk semakin meningkatkan peran dan juga impact yang dihasilkan Perseroan, dari pembiayaan-pembiayaan proyek khususnya sarana dan prasarana publik.
"PT SMI juga telah mendapatkan persetujuan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) 2024-2028 dari pemegang saham yang menjadi roadmap baru dan kritikal karena mengakomodasi substansi utama transformasi perusahaan menjadi DFI dengan penekanan pada penguatan pembiayaan publik," tegasnya.
Saat ini, PT SMI tengah berada dalam fase awal transformasi menuju Development Finance Institution (DFI), yang bersifat developmental, dengan penekanan pada penguatan pembiayaan publik. Transformasi tersebut diharapkan dapat mengubah operasional Perseroan mengacu pada praktik-praktik yang dijalankan oleh Development Finance Institution (DFI) seperti World Bank, Asian Development Bank (ADB) dan lainnya.
Pelaksanaan transformasi pembiayaan publik yang dilakukan oleh Perseroan juga akan memberikan nilai tambah yang signifikan khususnya untuk pemerataan pembangunan di Indonesia. PT SMI berupaya mengembangkan produk, perluasan sektor, entitas debitur, dan model bisnis yang beragam.
Selain itu, implementasi pinjaman program dan pengembangan aset pembiayaan PT SMI terus didorong kualitasnya. Dasar terhadap upaya dan komitmen tersebut menghasilkan pilar-pilar sebagai fokus kami dalam menjalankan transformasi.
"PT SMI akan memiliki fungsi seperti 'Mini World Bank' yang lebih aktif memberikan akses pembiayaan, tetapi bukan level ke negara-negara, tetapi kepada pemerintah daerah, dengan tujuan menghasilkan impact lebih besar kepada perekonomian dan masyarakat di daerah-daerah," jelas Reynaldi.
Diketahui, sesuai dengan rencana transformasi menjadi DFI, PT SMI akan lebih berperan dalam Pembiayaan Publik/Pemda di Indonesia dengan meningkatkan Disbursement Pembiayaan Publik. Tahun 2025, PT SMI menargetkan disbursement pembiayaan publik sebesar Rp 3,8 triliun hingga Rp 4 triliun.
Lebih lanjut, PT SMI akan memanfaatkan repayment dana PEN yang dapat digunakan oleh PT SMI untuk pendanaan Pembiayaan Publik dengan instrumen yang sesuai dengan regulasi sehingga tidak terlalu bergantung pada PMN. PT SMI juga akan meningkatkan leverage pendanaan dari pasar pada Pembiayaan Publik.
PT SMI akan memperluas target penyaluran pembiayaan, tidak hanya Pemerintah Daerah, tapi juga menyasar BUMD, khususnya PDAM, serta BLU/D khususnya BLU Rumah Sakit.
"Produk-produk pembiayaan publik juga akan ditambah variasinya, seperti Pinjaman Daerah berbasis kegiatan, Pinjaman Daerah berbasis hasil (P4R), Pinjaman Daerah berbasis syariah, Sustainability-linked loan ke PDAM, hingga pinjaman ke BLU," ungkap Reynaldi.
Dorong Pembiayaan Berbasis Riset
Salah satu pilar dalam mewujudkan mimpi besar transformasi sebagai DFI adalah dengan membentuk SMI Institute (SMII) pada tahun 2023. Kehadiran SMII dimanfaatkan untuk melakukan kajian-kajian di daerah terkait sektor apa saja yang dibutuhkan, kajian klastering wilayah berdasar kondisi sosio-ekonomi dan kemampuan fiskal daerah, serta dampak sosial ekonomi dari program-program yang akan dibiayai PT SMI.
"Pada akhirnya program-program pembiayaan publik PT SMI menjadi lebih terarah dan terfokus kepada sektor sektor yang memang diperlukan oleh pemerintah daerah yang berbeda-beda di Indonesia," jelas Reynaldi.
Reynaldi juga menuturkan salah satu kegiatan rutin yang dilakukan SMII adalah Regional Diagnostic, yaitu kajian yang dibuat untuk mendukung Pemerintah Daerah dalam merencanakan infrastruktur prioritas berbasis data dengan mengidentifikasi kondisi sosial, ekonomi dan politik suatu daerah.
"Hingga 2024, telah dilakukan regional diagnostic di 10 daerah, yaitu Provinsi Kepulauan Riau, Provinsi Kalimantan Selatan, Provinsi Jawa Barat, Kota Banjarbaru, Kota Bitung, Kota Gianyar, Kota Palangkaraya, Kota Solok, Kota Bogor, dan Kabupaten Morowali Utara," tuturnya.
Di sisi lain, berdasarkan riset SMI Institute, PT SMI ke depan akan menajamkan fokus untuk mendukung pembiayaan di sektor : Jalan dan Jembatan, Rumah Sakit (Pusat dan Daerah), Pasar, Air Minum, Sanitasi, Persampahan, Perubahan Iklim, Digitalisasi, dan lainnya.
SMI Institute rutin menggelar kegiatan diseminasi kajian dan capacity building untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas penyediaan fasilitas publik. Foto: dok. PT SMI
"Pada akhirnya segala upaya yang dilakukan oleh PT SMI, diperuntukkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran bangsa, sesuai dengan mandat yang telah diberikan kepada Perseroan," ujar Reynaldi.
"Setiap aktivitas PT SMI dilakukan dengan motivasi untuk bagaimana menciptakan dampak yang optimal agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Selamat Ulang Tahun ke-16 PT SMI. Semoga terus dapat mengobarkan semangat dalam membangun negeri," pungkasnya.
(prf/ega)