China 'mesra' dengan Vietnam memicu amarah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Kemesraan itu ditunjukkan melalui kunjungan Presiden China Xi Jinping ke Vietnam dalam rangka tur Asia Tenggara.
Dirangkum detikcom dilansir kantor berita AFP, Selasa (15/4/2025), Xi Jinping dalam kunjungan ke Vietnam ini secara terang-terangan menentang intimidasi sepihak tanpa menyebut Amerika Serikat. Kunjungan Xi itu menuai komentar Donald Trump yang menyebut kunjungan tersebut bertujuan untuk 'mengacaukan' AS.
Xi berkunjung ke Vietnam sebagai bagian dari tur Asia Tenggara, yang mencakup Malaysia dan Kamboja, dengan Beijing berupaya memposisikan diri sebagai alternatif yang stabil dibandingkan Trump saat para pemimpin negara-negara dunia menghadapi tarif AS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kunjungannya, Xi menyerukan negaranya dan Vietnam untuk "menentang intimidasi sepihak dan menegakkan stabilitas sistem perdagangan bebas global".
Beberapa jam kemudian, Trump menyampaikan komentarnya saat berbicara kepada wartawan di Gedung Putih, dengan menyebut pertemuan antara Xi dan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam, To Lam, bertujuan untuk melukai AS.
"Saya tidak menyalahkan China. Saya tidak menyalahkan Vietnam. Saya tidak menyalahkan mereka. Saya melihat mereka bertemu hari ini, dan itu luar biasa," ucap Trump dalam komentarnya.
"Itu pertemuan yang baik... seperti berupaya mencari tahu, bagaimana mengacaukan Amerika Serikat," cetusnya.
China dan Vietnam menandatangani 45 perjanjian kerja sama sepanjang Senin (14/4) waktu setempat, termasuk kerja sama bidang rantai pasokan, kecerdasan buatan (AI), patroli maritim bersama dan pengembangan jalur kereta api.
Pertemuan Xi Jinping dan Tom Lam
Foto: Momen Trump dan Xi Jinping bertemu di Jepang tahun 2019 lalu (dok. Reuters)
Dalam pertemuan dengan To Lam pada Senin (14/4), Xi mengatakan bahwa kedua negara "berada di titik balik sejarah ... dan harus bergerak maju dengan tangan terbuka".
Lam, menurut kantor berita Vietnam News Agency, mengatakan setelah pembicaraan dengan Xi bahwa kedua pemimpin "mencapai banyak persepsi umum yang penting dan komprehensif".
Kunjungan Xi ini dilakukan hampir dua pekan setelah AS -- pasar ekspor terbesar bagi Vietnam yang merupakan pusat manufaktur -- memberlakukan tarif sebesar 46 persen untuk barang-barang Vietnam sebagai bagian dari rentetan tarif global.
Meskipun penerapan tarif AS terhadap Vietnam dan sebagian besar negara lainnya ditangguhkan, China masih menghadapi tarif sangat besar dan berupaya mempererat hubungan perdagangan regional dan mengimbangi dampaknya dalam kunjungan luar negeri pertama Xi untuk tahun ini.
Dari Vietnam, Xi akan melanjutkan kunjungan ke Malaysia dan Kamboja, dalam kunjungan yang disebut Beijing "sangat penting" bagi kawasan yang lebih luas.
Xi sebelumnya mendesak Vietnam dan China untuk "dengan tegas menjaga sistem perdagangan multilateral, rantai pasokan, dan industri global yang stabil, serta lingkungan internasional yang terbuka dan kooperatif. Xi juga menegaskan bahwa "perang dagang dan perang tarif tidak akan menghasilkan pemenang, dan proteksionisme tidak akan menghasilkan apa-apa".
(whn/fca)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini