Jakarta -
Presiden Amerika Serikat Donald Trump ingin merundingkan kesepakatan nuklir dengan Iran dan telah mengirim surat kepada pemimpin negara tersebut. Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menolak bernegosiasi.
Dilansir Reuters, Minggu (9/3/2025), dalam sebuah wawancara dengan Fox Business, Trump mengatakan, "Ada dua cara untuk menangani Iran: secara militer, atau Anda membuat kesepakatan" untuk mencegah Teheran memperoleh senjata nuklir.
Pada pertemuan dengan pejabat senior Iran, Khamenei mengatakan tujuan AS "memaksakan harapan mereka sendiri," menurut laporan media pemerintah Iran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Desakan beberapa pemerintah yang suka mengintimidasi dalam perundingan bukanlah untuk menyelesaikan masalah. ... Pembicaraan bagi mereka adalah jalan untuk mengajukan tuntutan baru, ini bukan hanya tentang masalah nuklir Iran. ... Iran pasti tidak akan menerima harapan mereka," kata Khamenei, tanpa secara langsung menyebut Trump.
Menanggapi komentar Khamenei, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih Brian Hughes menegaskan kembali hampir kata demi kata pilihan negosiasi atau tindakan militer yang Trump katakan telah disampaikan kepada Iran.
"Kami berharap Rezim Iran mengutamakan rakyatnya dan kepentingan terbaiknya di atas teror," kata Hughes dalam sebuah pernyataan.
Sambil menyatakan keterbukaan terhadap kesepakatan dengan Iran, Trump telah menerapkan kembali kampanye "tekanan maksimum" selama masa jabatan pertamanya sebagai presiden untuk mengisolasi Iran dari ekonomi global dan mendorong ekspor minyaknya ke titik nol.
Iran mengatakan bahwa pekerjaan nuklirnya semata-mata untuk tujuan damai. Khamenei, yang memegang keputusan terakhir tentang kebijakan utama Iran, mengatakan "tidak ada cara lain untuk melawan paksaan dan intimidasi".
"Mereka mengajukan tuntutan baru yang tentu saja tidak akan diterima oleh Iran, seperti kemampuan pertahanan, jangkauan rudal, dan pengaruh internasional kami," katanya.
Meskipun Teheran mengatakan program rudal balistiknya murni bersifat defensif, program itu dipandang oleh Barat sebagai faktor yang tidak stabil di Timur Tengah yang bergejolak dan dilanda konflik.
Teheran dalam beberapa bulan terakhir telah mengumumkan penambahan baru pada persenjataan konvensionalnya, seperti kapal induk drone pertamanya dan pangkalan angkatan laut bawah tanah di tengah meningkatnya ketegangan dengan AS dan Israel.
Trump Kirim Surat ke Pemimpin Iran
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa ia ingin merundingkan kesepakatan nuklir dengan Iran dan telah mengirim surat kepada pemimpin negara tersebut. Trump mengatakan bahwa ia berharap negara Republik Islam tersebut akan setuju untuk berunding.
"Saya katakan saya harap Anda akan berunding, karena itu akan jauh lebih baik bagi Iran," kata Trump dalam wawancara dengan Fox Business Network yang disiarkan pada hari Jumat (7/3) waktu setempat, dilansir Reuters dan Al Arabiya, Sabtu (8/3/2025).
"Saya pikir mereka ingin mendapatkan surat itu. Alternatif lainnya adalah kita harus melakukan sesuatu, karena Anda tidak dapat membiarkan senjata nuklir lainnya," ujar Trump.
Tidak ada tanggapan langsung dari kementerian luar negeri di Iran atas permintaan komentar mengenai pernyataan Trump tersebut.
"Ada dua cara untuk menangani Iran: secara militer, atau Anda membuat kesepakatan," kata Trump. "Saya lebih suka membuat kesepakatan, karena saya tidak ingin menyakiti Iran. Mereka orang-orang hebat," imbuhnya.
Simak juga Video: Iran Gelar Latihan Perang, Siap Hadapi Israel dan Ancaman Trump
(yld/idn)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu