Gaza City -
Kelompok Hamas menanggapi ancaman Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump soal kematian akan menyelimuti Jalur Gaza jika para sandera yang tersisa tidak dibebaskan. Hamas menyebut ancaman Trump itu akan "mendorong" Israel untuk mengabaikan ketentuan dalam gencatan senjata Gaza.
Trump, seperti dilansir AFP dan Reuters, Kamis (6/3/2025), menuntut Hamas untuk "membebaskan semua sandera sekarang", termasuk menyerahkan jenazah para sandera yang tewas dalam perang di Jalur Gaza. Jika pembebasan sandera tidak dilakukan, Trump mengancam: "Anda akan mati."
"Ancaman-ancaman ini memperumit masalah perjanjian gencatan senjata dan mendorong pendudukan (Israel-red) untuk menghindari penerapan ketentuan-ketentuannya," sebut juru bicara Hamas, Hazem Qasim, dalam pernyataannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Qasim mendesak AS untuk menekan Israel agar memasuki tahap kedua gencatan senjata, setelah tahap pertama berakhir pada akhir pekan.
Juru bicara Hamas lainnya, Abdel-Latif al-Qanoua, mengatakan kepada Reuters bahwa pembebasan para sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza sebaiknya dilakukan dengan memulai tahap kedua gencatan senjata.
"Jalur terbaik untuk membebaskan sisa tahanan (sandera) Israel adalah dengan pendudukan (Israel) memasuki fase kedua dan memaksa mereka untuk mematuhi perjanjian yang ditandatangani di bawah sponsor para mediator," cetus Al-Qanoua dalam pernyataan kepada Reuters.
Di bawah tahap pertama gencatan senjata, Hamas dan militan Gaza lainnya membebaskan 25 sandera dalam keadaan hidup dan menyerahkan delapan jenazah sandera sebagai imbalan atas pembebasan sekitar 1.800 tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Dari 251 sandera yang ditahan sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, sekitar 58 sandera di antaranya masih berada di Jalur Gaza, termasuk 34 orang yang menurut militer Israel, telah tewas.
Israel mendukung perpanjangan tahap pertama gencatan senjata Gaza hingga pertengahan April, seperti yang diusulkan oleh utusan AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, orang kepercayaan Trump.
Namun Hamas berulang kali menolak perpanjangan tersebut, dan lebih memilih transisi ke tahap kedua gencatan senjata Gaza, yang diperkirakan akan mengakhiri perang secara lebih permanen.
Trump Ancam Hamas 'Anda Akan Mati' Jika Sandera Tak Dibebaskan
Trump melontarkan ancaman terbarunya, pada Rabu (5/3), setelah pertemuan di Gedung Putih dengan sekelompok sandera yang dibebaskan pada tahap pertama gencatan senjata Gaza.
"Saya mengirimkan kepada Israel semua yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini, tidak ada satu pun anggota Hamas yang akan aman jika Anda tidak melakukan apa yang saya katakan," kata Trump.
"Bebaskan semua sandera sekarang, bukan nanti, dan segera serahkan semua jenazah orang-orang yang Anda bunuh, atau semuanya akan BERAKHIR bagi Anda. Ini peringatan terakhir Anda! Untuk kepemimpinan, sekarang waktunya meninggalkan Gaza, selagi Anda masih memiliki kesempatan," ucapnya.
Trump juga memperingatkan dampaknya terhadap Jalur Gaza secara keseluruhan, di mana hampir seluruh penduduknya mengungsi akibat gempuran tanpa henti militer Israel dalam perang melawan Hamas sejak Oktober 2023.
"Kepada Rakyat Gaza: Masa depan yang indah menanti, namun hal itu tidak akan terjadi jika Anda menahan para sandera. Jika Anda melakukannya, Anda akan MATI! Ambil keputusan yang CERDAS, BEBASKAN PARA SANDERA SEKARANG, ATAU AKAN ADA NERAKA YANG HARUS DIBAYARKAN KEMUDIAN!" tegasnya.
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu