Taliban Larang Perempuan Afghanistan Ikut Kursus Kebidanan

1 month ago 20

Kabul -

Pemerintah Taliban menghentikan kegiatan pelatihan kebidanan bagi perempuan Afghanistan, yang secara efektif menutup akses perempuan di negara itu untuk melanjutkan pendidikan.

Para perempuan di lima institusi berbeda yang tengah menjalani pelatihan sebagai bidan dan perawat di Afghanistan mengonfirmasi kepada BBC bahwa Taliban telah memerintahkan mereka untuk menghentikan aktivitas pelatihan kebidanan hingga pemberitahuan lebih lanjut.

Sejumlah video yang beredar di dunia maya memperlihatkan reaksi para perempuan yang menangis usai mendengar larangan ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BBC telah mengonfirmasi hal ini ke kementerian kesehatan Taliban, namun belum ada komentar resmi dari mereka.

Langkah terbaru yang ditempuh Taliban ini sejalan dengan kebijakan kelompok tersebut menutup akses pendidikan terhadap perempuan Afghanistan, yang mengakibatkan remaja perempuan di negara itu tak dapat mengakses pendidikan menengah dan tinggi sejak Agustus 2021.

Taliban berulang kali menjanjikan para siswa perempuan dapat kembali bersekolah setelah kelompok tersebut menuntaskan sejumlah hal, termasuk memastikan kurikulum yang "Islami".

Namun hingga kini kebijakan tersebut belum terealisasi.

Salah satu dari sedikit jalan yang masih terbuka bagi perempuan untuk menempuh pendidikan adalah melalui perguruan tinggi pendidikan lanjutan di negara tersebut, tempat mereka dapat belajar menjadi perawat atau bidan.

garis

BBC

BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.

Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.

garis

BBC

Kebidanan dan keperawatan juga merupakan satu-satunya karier yang dapat dijalani perempuan di bawah pembatasan pemerintah Taliban terhadap perempuan.

Profesi ini sangat penting karena dokter pria tak diperbolehkan merawat perempuan kecuali ada wali pria.

Karyawan senior di sejumlah lembaga yang menawarkan kursus keperawatan dan kebidanan di Afghanistan pada 3 Desember mengatakan perempuan akan dilarang mengikuti kelas, menyusul perintah pemimpin tertinggi Taliban.

Karyawan senior di sejumlah lembaga yang menawarkan kursus keperawatan dan kebidanan di Afghanistan mengatakan perempuan akan dilarang mengikuti kelas, menyusul perintah pemimpin tertinggi Taliban pada 3 Desember. (Getty Images)

Tiga bulan lalu, BBC mendapat akses ke pusat pelatihan kebidanan yang dikelola Taliban. Di sana, belasan perempuan berusia sekitar 20-an tahun belajar membantu persalinan bayi.

Para perempuan tersebut menunjukkan kebahagiaannya karena mendapat kesempatan belajar.

"Keluarga saya merasa sangat bangga dengan saya," kata salah satu peserta pelatihan bernama Safia.

"Saya meninggalkan anak-anak saya di rumah demi berada di sini, mereka tahu saya berbakti kepada negara."

Meski begitu, saat itu sejumlah perempuan menunjukkan kekhawatiran mereka jika suatu saat program pelatihan ini dihentikan.

Belum diketahui apa yang akan terjadi kepada para perempuan di pusat pelatihan tersebut saat ini, juga sekitar 17 ribu perempuan lain yang menjalani pelatihan.

Belum ada pengumuman resmi mengenai larangan ini, meski dua sumber BBC yang enggak diungkap identitasnya di Kementerian Kesehatan telah mengonfirmasinya.

Dalam sebuah video yang diterima BBC dari pusat pelatihan lain menunjukkan para peserta pelatihan menangis.

Baca juga:

"Berdiri di sini dan menangis tak akan membantu," kata seorang siswi kepada sekelompok perempuan di salah satu video.

"Pejabat Kementerian Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan [yang menegakkan aturan Taliban] ada di dekat sini, dan saya tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada kalian."

Video lain yang dibagikan kepada BBC memperlihatkan para perempuan secara tak terang-terangan melancarkan protes saat meninggalkan kampus, sambil bernyanyi saat berjalan melalui lorong-lorong.

Seorang pelajar di Kabul mengatakan dia mendapat pemberitahuan untuk "menunggu sampai pemberitahuan lebih lanjut".

Taliban terapkan aturan berpakaian ketat bagi perempuan, picu kritik global, Kandahar, Afghanistan, pada 22 Agustus 2024

Taliban terapkan aturan berpakaian ketat bagi perempuan, picu kritik global, Kandahar, Afghanistan, pada 22 Agustus 2024 (EPA)

"Meskipun ini sudah memasuki akhir semester, namun ujian belum dilaksanakan, dan kami belum mendapat izin untuk melaksanakan ujian," katanya kepada BBC.

Sementara itu, siswa lain menceritakan "kami hanya diberikan waktu untuk mengambil tas kami dan meninggalkan kelas".

"Mereka bahkan meminta kami untuk tidak berdiri di halaman karena Taliban bisa datang kapan saja, dan sesuatu bisa saja terjadi. Semua orang ketakutan," katanya.

"Bagi banyak dari kami, menghadiri kelas adalah secercah harapan setelah lama menganggur, depresi, dan terisolasi di rumah."

Belum diketahui imbas dari kebijakan baru ini bagi perawatan kesehatan perempuan, namun tahun lalu Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan Afghanistan membutuhkan tambahan 18.000 bidan untuk memenuhi kebutuhan negara tersebut.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Afghanistan merupakan salah satu negara dengan tingkat kematian ibu tertinggi di dunia.

Laporan lembaga tersebut pada 2023 menunjukkan 620 perempuan meninggal per 100 ribu kelahiran.

---

Laporan tambahan oleh BBC Afghan.

(nvc/nvc)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial