Siapa yang Akan Jadi Paus Berikutnya? Ini Para Kandidat Utama

9 hours ago 5

Jakarta -

Setelah Paus Fransiskus meninggal dunia, siapa yang akan menjadi Paus berikutnya?

Untuk menentukan pemimpin Gereja Katolik dan 1,4 miliar umatnya, Dewan Kardinal akan bertemu dalam konklaf di Kapel Sistina. Pada sesi itu, mereka akan berembuk dan kemudian memberikan suara untuk kandidat pilihan masing-masing sampai akhirnya satu nama terpilih secara bulat.

Para kardinal tidak hanya memilih seorang Paus, tetapi juga akan memilih sosok dengan perspektif global yang luas. Sebab untuk pertama kalinya, kurang dari setengah dari seluruh kardinal yang memiliki hak pilih berasal dari Eropa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski 80% dari para kardinal dipilih langsung oleh mendiang Paus Fransiskus, bukan berarti mereka condong ke kubu "progresif" atau "tradisionalis".

Karena alasan tersebut, sulit memprediksi siapa yang akan terpilih sebagai Paus berikutnya.

Apakah para kardinal akan memilih seorang Paus dari Afrika atau Asia? Atau apakah mereka justru mendukung sosok yang berpengalaman dari administrasi Vatikan?

Berikut sejumlah nama yang disebut-sebut sebagai calon pengganti Paus Fransiskus.

Pietro Parolin

Warga negara: Italia

Usia: 70 tahun

Kardinal Pietro ParolinKardinal Pietro Parolin. (Getty Images)

Kardinal Parolin adalah Menteri Luar Negeri Vatikan merangkap penasihat utama Paus Fransiskus.

Sebagai menlu, dia juga mengepalai Kuria Roma alias administrasi pusat Gereja.

Karena telah bertindak efektif sebagai wakil paus, Parolin disebut-sebut sebagai calon utama pengganti Paus Fransiskus.

Dia dipandang sebagai sosok yang cenderung memprioritaskan diplomasi dan pandangan global.

Para pengritiknya menganggap hal itu sebagai masalah, sementara para pendukungnya melihatnya sebagai kekuatan.

Namun, dia mengkritik legalisasi pernikahan sesama jenis di sejumlah negara.

Dia menyebut referendum di Republik Irlandia pada 2015 yang melegalkan pernikahan sejenis sebagai "kekalahan bagi kemanusiaan".

Walau diunggulkan, Kardinal Parolin amat menyadari pepatah kuno Italia kuno yang menekankan ketidakpastian proses pemilihan paus: "Dia yang memasuki konklaf sebagai Paus, meninggalkan konklaf sebagai kardinal."

Sekitar 213 dari 266 Paus sebelumnya adalah orang Italia, namun selama 40 tahun terakhir tidak ada orang Italia yang menjadi Paus.

Kondisi itu diprediksi akan bertahan mengingat semakin sedikit pejabat-pejabat Gereja Katolik Roma yang berasal dari Italia dan Eropa.

Luis Antonio Gokim Tagle

Warga Negara: Filipina

Usia: 67 tahun

Kardinal Luis Antonio TagleKardinal Luis Antonio Tagle. (Getty Images)

Mungkinkah Paus berikutnya berasal dari Asia?

Kardinal Tagle memiliki pengalaman pastoral selama puluhan tahunyang berarti dia telah menjadi pemimpin Gereja yang aktif di masyarakat, bukan diplomat Vatikan atau pakar hukum Gereja.

Gereja Katolik sangat berpengaruh di Filipina. Sekitar 80% penduduknya menganut Katolik.

Negara tersebut saat ini memiliki rekor lima anggota Dewan Kardinalyang dapat menjadi faksi lobi yang penting bila mereka semua mendukung Kardinal Tagle.

Dia dianggap moderat dalam definisi Katolik, dan telah dijuluki "Fransiskus Asia" karena dedikasinya terhadap isu-isu sosial dan simpatinya terhadap para migransikap yang juga disandang mendiang Paus Fransiskus.

Dia menentang hak aborsi, dan menyebutnya sebagai "suatu bentuk pembunuhan" suatu posisi yang sejalan dengan sikap Gereja yang lebih luas bahwa kehidupan dimulai pada saat pembuahan. Dia juga menentang eutanasia.

Namun pada 2015 saat menjabat sebagai Uskup Agung Manila, Kardinal Tagle meminta Gereja untuk menilai kembali sikapnya yang "keras" terhadap kaum gay, janda cerai, dan ibu tunggal.

Dia mengatakan bahwa kekerasan di masa lalu telah menimbulkan kerusakan yang berkepanjangan dan membuat orang merasa "diberi label", dan bahwa setiap individu berhak mendapatkan belas kasihan dan rasa hormat.

Kardinal Tagle dianggap sebagai kandidat Paus sejak konklaf 2013 saat Fransiskus terpilih.

Ketika ditanya satu dekade lalu bagaimana pandangannya tentang kemungkinan dia menjadi paus berikutnya, dia menjawab: "Saya menganggapnya sebagai lelucon! Kocak."

Fridolin Ambongo Besungu

Warga Negara: Kongo

Usia: 65 tahun

Kardinal Fridolin Ambongo AFPKardinal Fridolin Ambongo.

Sangat mungkin Paus berikutnya berasal dari Afrika, tempat Gereja Katolik terus bertumbuh dan menambah jutaan penganut.

Kardinal Ambongo adalah kandidat utama, yang berasal dari Republik Demokratik Kongo (DRC).

Dia telah menjadi Uskup Agung Kinshasa selama tujuh tahun, dan diangkat menjadi kardinal oleh Paus Fransiskus.

Dia adalah seorang konservatif budaya, yang menentang pemberkatan pernikahan sesama jenis, dengan menyatakan bahwa "pernikahan sesama jenis dianggap bertentangan dengan norma budaya dan pada hakikatnya jahat".

Meskipun Kristen adalah agama mayoritas di Kongo, umat Kristen di sana mengalami penganiayaan kelompok yang menyebut dirinya sebagai ISIS dan kelompok pemberontak terkait.

Dengan latar belakang itulah, Kardinal Ambongo dianggap sebagai pendukung Gereja yang gigih.

Namun dalam sebuah wawancara pada 2020, dia mendukung pluralitas agama, dengan mengatakan: "Biarkan Protestan menjadi Protestan dan Muslim menjadi Muslim. Kami akan bekerja sama dengan mereka. Namun setiap orang harus menjaga identitas mereka sendiri."

Komentar semacam itu dapat membuat beberapa kardinal bertanya-tanya apakah dia sepenuhnya memeluk misi mereka mengingat umat Katolik berharap ajaran Gereja Katolik bisa disebarkan ke seluruh dunia.

Peter Kodwo Appiah Turkson

Warga Negara: Ghana

Usia: 76 tahun

Kardinal Peter Turkson ReutersKardinal Peter Turkson.

Jika dipilih oleh rekan-rekannya, Kardinal Turkson akan mendapat kehormatan sebagai Paus asal Afrika pertama selama 1.500 tahun.

Seperti Kardinal Ambongo, dia mengaku tidak menginginkan status itu.

"Saya tidak yakin apakah ada yang bercita-cita menjadi Paus," katanya kepada BBC pada 2013.

Ketika ditanya apakah Afrika memiliki alasan kuat untuk menjadi Paus berikutnya berdasarkan pertumbuhan Gereja di benua itu, dia mengatakan bahwa dia merasa Paus tidak boleh dipilih berdasarkan statistik, karena "pertimbangan semacam itu cenderung mengaburkan masalah".

Dia adalah orang Ghana pertama yang diangkat menjadi kardinal, pada 2003 di bawah Paus Yohanes Paulus II.

Seperti Kardinal Tagle, Kardinal Turkson dianggap sebagai calon Paus satu dekade kemudian, ketika Fransiskus terpilih. Bahkan, para petaruh menjadikannya favorit sebelum dilakukan pemungutan suara.

Seorang gitaris yang pernah bermain di sebuah band funk, Kardinal Turkson dikenal karena kehadirannya yang energik.

Seperti banyak kardinal dari Afrika, dia cenderung konservatif. Namun, dia menentang kriminalisasi terhadap komunitas gay di negara-negara Afrika, termasuk negara asalnya Ghana.

Dalam wawancara BBC pada 2023, ketika parlemen Ghana sedang membahas rancangan undang-undang yang memberikan hukuman berat kepada orang-orang LGBTQ+, Turkson mengatakan dia merasa homoseksualitas tidak boleh diperlakukan sebagai pelanggaran.

Pada 2012, dia dituduh membuat prediksi yang menakut-nakuti tentang penyebaran Islam di Eropa,

Dia menyampaikan hal itu dalam konferensi para uskup Vatikan, namun kemudian dia meminta maaf.

(ita/ita)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial