Jakarta -
Diperingati di Israel dan oleh komunitas Yahudi di seluruh dunia, Hari Peringatan Holocaust tahun ini dimulai dengan sebuah upacara pada Rabu (23/04) malam di Yad Vashem, sebuah museum Holocaust paling terkenal di dunia yang terletak di Yerusalem.
Upacara tersebut berlangsung di tengah perang yang masih berlangsung di Gaza serta situasi politik di Israel yang berpotensi berkembang menjadi krisis konstitusional yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pejabat Israel, duta besar, dan para penyintas Holocaust turut hadir dalam upacara peringatan itu.
Sebagian negara di dunia memperingati Hari Peringatan Holocaust Internasional pada 27 Januari, tanggal saat kamp konsentrasi Auschwitz-Birkenau dibebaskan oleh Tentara Merah Soviet. Namun, Israel dan diaspora Yahudi memiliki hari peringatan mereka sendiri, yaitu tanggal 27 Nissan dalam kalender Ibrani. Tanggal itu dipilih karena berkaitan dengan dimulainya Pemberontakan Ghetto Warsawa pada April 1943.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Netanyahu: Hamas ingin 'memusnahkan semua orang Yahudi'
Sama seperti tahun lalu, upacara resmi dan pidato pada Rabu malam (23/04) berfokus pada serangan teroris oleh kelompok militan Palestina, Hamas, pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan sekitar 1.200 orang, dan perang yang dimulai Israel di Gaza setelahnya. Hamas telah ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Israel, Jerman, AS, dan negara-negara lainnya.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang datang terlambat ke upacara tersebut karena mengatakan ada insiden keamanan, sekali lagi mengulang perbandingannya antara anggota Hamas dengan "Nazi, seperti Hitler," yang bertanggung jawab atas kematian 6 juta orang Yahudi Eropa selama Perang Dunia II.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang terlambat hadir di upacara karena menurut kantornya ada insiden keamanan, sekali lagi membandingkan anggota Hamas dengan "Nazi, seperti Hitler," yang bertanggung jawab atas kematian 6 juta orang Yahudi selama Perang Dunia II.
"Mereka ingin membunuh, memusnahkan semua orang Yahudi," kata Netanyahu. "Mereka secara terbuka menyatakan niat mereka untuk menghancurkan negara Yahudi, dan hal itu tidak akan terjadi."
Kepala Yad Vashem, Dani Dayan, telah berulang kali meminta untuk tidak membandingkan serangan teroris 7 Oktober dengan Holocaust, demi menghindari pengabaian pentingnya kedua peristiwa tersebut.
Penyintas Holocaust serukan pembebasan sandera di Gaza
Beberapa sandera yang dibebaskan dari tawanan Hamas di Gaza juga hadir saat acara Hari Peringatan Holocaust ini dimulai.
Penyintas lainnya, serta keluarga dari warga Israel yang saat ini masih disandera Hamas di Gaza, berangkat ke Polandia untuk berpartisipasi dalam "March of the Living", sebuah acara tahunan untuk memperingati perjalanan kematian korban Holocaust dari Auschwitz ke Birkenau.
Selama upacara resmi di Yerusalem pada Rabu (23/04) malam, penyintas Holocaust kelahiran Tunisia, Gad Fartouk, melanggar protokol dengan berteriak agar para sandera dikembalikan ke rumah mereka sambil menyalakan salah satu dari enam obor sebagai penghormatan bagi orang Yahudi yang dibunuh dalam Holocaust.
Fartouk, 93, penyintas Holocaust pertama keturunan Afrika Utara yang menyalakan obor peringatan selama upacara resmi, mengatakan kepada media Israel, Ynet, bahwa dia merasa "kosong" jika tidak menyebutkan 59 sandera — dimana sekitar 20 di antaranya diyakini masih hidup — yang hingga kini masih ditahan oleh Hamas di Gaza.
Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa Inggris
Diadaptasi oleh: Tezar Aditya Rahman
Editor: Rahka Susanto/Hendra Pasuhuk
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini