Pendidikan Landasan Moral Kekuatan, Kekuasaan, dan Kewenangan

14 hours ago 6

Jakarta -

Sebuah refleksi di Hari Pendidikan, menyiapkan generasi bermoral, berbakti kepada negeri. Layaknya pepatah 'the man behind the gun', senjata tergantung siapa dan bagaimana menggunakannya.

Di tangan orang baik, sebuah pisau akan memberi manfaat bagi penggunanya dan bagi orang lain. Sebaliknya di tangan orang yang tidak tepat, dapat menghasilkan perbuatan jahat.

Kekuatan, kekuasaan dan kewenangan adalah benda abstrak bermuatan multipower, yang dapat digunakan mencapai berbagai tujuan. Di tangan orang atau kelompok bermoral, maka kekuatan, kekuasaan dan kewenangan menimbulkan kesejahteraan. Tapi di tangan orang atau kelompok amoral, maka kekuatan, kekuasaan dan kewenangan menimbulkan kesengsaraan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada penggunanya, kekuatan, kekuasaan dan kewenangan dapat diniatkan kebaikan. Dan padanya dapat dibangun niat kejahatan, ditambah lagi adanya kesempatan.

Porakporandanya lingkungan, mulai dari rumah tangga hingga perang dunia, bisa disebabkan penyalahgunaan dan penyimpangan kekuatan, kekuasaan dan kewenangan. Penawarnya adalah akhlak dan moral.

Karena di dalam moral terkandung kedalaman tentang iman, nurani, keadilan, dan kemanusiaan. Tanpa landasan moral, maka pemilik kekuatan akan menjadi penguasa yang sewenang wenang.

Sebuah negara yang dipegang oleh kekuatan besar yang tidak bermoral, hanya akan mengedepankan kekuasaannya. Sehingga dengan sewenang-wenang menjalankan pemerintahan.

Demikian juga dengan kelompok atau organisasi apapun. Setiap pemilik kekuatan akan berusaha mencapai tujuannya karena memiliki kekuasaan dan di dalam kekuasaan ia memiliki kewenangan.

Max Weber menunjukkan adanya relasi kekuasaan di dalam mencapai tujuannya. Relasi kuasa tersebut berupa kelas, status, dan partai, yang mampu mendorongnya untuk melakukan penyalahgunaan kekuasaan.

Teori kekuatan (machtatheorie) menjelaskan kekuasaan timbul dari adanya kemampuan atau keunggulan yang dimiliki seseorang atau kelompok untuk memaksakan kehendaknya terhadap orang lain. Teori ini menyatakan bahwa negara dan masyarakat terbentuk karena adanya penaklukan oleh kelompok yang lebih kuat terhadap kelompok yang lebih lemah.

Teori ini berakar pada sifat manusia yang agresif dan selalu ingin meraih kekuasaan, sehingga orang-orang yang lebih kuat akan menaklukkan dan menguasai orang-orang yang lebih lemah. Kekuatan sebagai dasar kekuasaan, menurut teori ini, kekuatan fisik atau kemampuan untuk menaklukkan merupakan dasar utama bagi terbentuknya kekuasaan dalam masyarakat dan negara.

Penaklukan dan Kekuasaan: Negara dianggap sebagai hasil dari penaklukan oleh kelompok yang lebih kuat, yang kemudian memaksakan kehendaknya terhadap kelompok yang kalah dan menjadikan mereka tunduk. Contoh dalam fenomena kehidupan sosial sebagaimana diberitakan banyak media, individu ataupun kelompok yang mengatasnamakan organisasi telah melakukan yang perbuatan ala preman, yang pada dasarnya berorientasi pada penggunaan kekuatan, memaksakan kekuasaan dan bertindak melebihi batas kewenangan.

Majunya sebuah negara ditentukan oleh pendidikannya. Dalam pendidikan terdapat keutamaan adanya penanaman nilai nilai yang berhubungan dengan akhlak dan moralitas. Pendidikan yang hanya sekedar memberikan pengetahuan tanpa dilandasi akhlak dan moralitas hanya akan mengembangkan sikap manusia agresif, berorientasi pada kepentingan dan keuntungan pribadi, yang abai dengan kepentingan sosial dan lingkungan.

Keutamaan pendidikan adalah pada keberhasilan moral yang ditanamkan. Karena tanpa moral pengetahuan, ilmu yang didapatkan hanya akan menjadi alat kejahatan. Tekanan moral pada pendidikan akan menjadi landasan perilaku seseorang terlebih mereka yang punya kekuatan, punya kekuasaan dan kewenangan.

Keberhasilan pendidikan akan berdampak pada Bertumbuh dan berkembangnya peradaban yang dapat dilihat dari keserasian sosial, kesejahteraan, keteraturan, penghormatan terhadap kemanusiaan, dan tentunya meningkatnya ilmu pengetahuan. Keberhasilan pendidikan seseorang bukan hanya dilihat dari seberapa besar nilai ataupun IPK yang di dapatkan, serta ranking dan peringkat yang disandang. tetapi seberapa manfaat atas ilmu yang diamalkan.

Keberlangsungan sebuah bangsa ditentukan generasinya. Karenanya generasi sebuah bangsa harus dipersiapkan agar tetap dapat mempertahankan dan membangun serta memajukan bangsa dan negara.

Pada peringatan Hari Pendidikan Nasional tanggal 2 Mei saat ini, kita wajib merefleksi tentang moral bangsa dan generasi. Setidaknya merefleksi diri sendiri apakah kita telah menjadi bagian dari generasi yang siap membangun dan menjaga keberlangsungan negeri. tentu banyak hal yang harus di benahi.

Pada pendidikan, bergantung kemajuan bangsa. Dan landasan moral adalah modal pendidikan, agar memberi martabat sebuah perjalanan pembangunan dan keberlangsungan bangsa.

Mari kita peduli pada pendidikan yang berlandaskan akhlak dan moralitas untuk menyiapkan generasi dan calon pimpinan bangsa yang memiliki kekuatan untuk ketahanan, menjadi penyelenggara negara dengan kekuasaan untuk kesejahteraan dan keadilan, serta bertanggung jawab dengan kewenangan untuk mewujudkan keteraturan dengan ketaatan.

Selamat Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2025.

Brigjen Dr Susilo Teguh R, M.Si

Karobindiklat Lemdiklat Polri

(aud/fjp)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial