Megaproyek Giant Sea Wall Butuh Ratusan Triliun, AHY Siapkan Strategi Ini

1 week ago 11

Jakarta -

Pemerintah tengah menggarap peta jalan pembangunan megaproyek Tanggul Laut Raksasa atau Giant Sea Wall (GSW) di sepanjang Pantai Utara Pulau Jawa. Proyek ini diproyeksikan menelan biaya sangat besar hingga ratusan triliun.

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan, pihaknya masih mempelajari feasibility study (FS) atau studi kelayakan yang telah dilakukan beberapa tahun lalu terkait pembangunan proyek GSW. untuk mengecek relevansinya dengan kondisi saat ini.

Untuk tahap awal, akan dibangun GSW sepanjang 21 kilometer (km) untuk mengatasi kondisi di kawasan utara Jakarta. Pihaknya juga akan kembali melakukan kajian mendalam terkait penurunan muka tanah (land subsidence) di Jawa Tengah hingga ke Jawa Timur.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Cukup besar anggaran yang diperkirakan untuk bisa membangun itu, kita tetap akan serius untuk bisa menggarap ke depan. Walaupun kita juga tahu, bukan hanya Jakarta yang menghadapi ancaman banjir rob atau land subsidence," kata AHY, dalam konferensi pers di Kantor Kemenko IPK, Jakarta Pusat, Rabu (8/1/2025).

Pemerintah dihadapkan pada dua kondisi yang menimbulkan tantangan dalam merealisasikan proyek ini. Di satu sisi, ada tantangan alam yang membebani kehidupan masyarakat di kawasan pesisir pantai, di sisi lain ada keterbatasan anggaran.

"Kita dihadapkan pada tantangan alam, survival bagi masyarakat kita, terutama di pesisir pantai, tetapi juga kita selalu menghadapi prioritas yang lainnya. Ada keterbatasan anggaran di sana-sini, kita harus mencari sumber-sumber pendanaan yang juga credible. Ini akan terus kami pikirkan dan tentunya menunggu arahan-arahan dari Bapak Presiden (Prabowo Subianto)," ujarnya.

Menurut AHY, pemerintah tidak bisa sendirian untuk merealisasikan megaproyek GSW di sepanjang Pantai Utara Pulau Jawa. Oleh karena itu, pihaknya akan membuka pintu untuk investasi swasta.

"Pemerintah tidak bisa sendirian kita melibatkan atau ingin memperkuat skema kerja sama pemerintah dan badan usaha investasi harus kita hadirkan baik dari dalam maupun luar negeri," kata dia.

Di samping itu, AHY juga memastikan bahwa rencana pembangunan proyek jumbo ini juga diiringi dengan penyelesaian permasalahan-permasalahan mendasar lainnya untuk mengurangi dampak penurunan muka tanah. Hal ini didukung dengan peningkatan suplai air minum dari berbagai bendungan, normalisasi 13 sungai di Jakarta, hingga perbaikan sistem pengolahan limbah (sewerage system).

"Sehingga, pada saatnya ketika memang benar-benar sudah harus dibangun tanggul raksasa, open sea dikes, itu ini juga sudah dibereskan masalah-masalah lainnya sehingga tidak menimbulkan masalah baru," kata AHY.

Diberitakan sebelumnya, proyek ini rencananya masuk daftar Proyek Strategis Nasional (PSN). Rencana besarnya proyek ini terbentang di sepanjang Pantai Utara (Pantura) Pulau Jawa dari Jakarta hingga Jawa Timur, namun untuk tahap awalnya proyek ini akan diprioritaskan dari Jakarta ke Cirebon.

Pada awal 2024, Prabowo Subianto saat menjabat Menteri Pertahanan pernah membahas rencana pembangunan GSW. Pada kala itu, ia menyebut anggaran yang dibutuhkan Rp 167 triliun untuk fase pertama.

Sedangkan apabila dijumlahkan secara keseluruhan ekosistem proyek tersebut, diperkirakan anggarannya bisa tembus US$ 50-60 miliar atau Rp 778-934 triliun (kurs Rp 15.570). Prabowo juga bilang, Belanda butuh waktu hingga 40 tahun menuntaskan GSW.

"Tadi kita lihat untuk fase pertama saja itu Rp 164 triliun, mungkin semuanya nanti yang saya dengar semuanya itu akan memakan US$ 50-60 miliar, mungkin lebih," kata Prabowo, dalam sambutannya di Seminar Nasional Giant Sea Wall di Kempinski Ballroom, Jakarta Pusat, Rabu (10/1/2024).

(shc/ara)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial