Libur Akhir Tahun di Perpustakaan

1 month ago 38

Menghabiskan jatah liburan akhir tahun dengan pergi ke perpustakaan mungkin bakal terdengar sangat membosankan. Orang yang tidak kutu buku seperti saya juga berpikir demikian. Tapi setelah mengunjungi Perpustakaan Cikini di komplek Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, pada Senin, 23 Desember 2024, saya jadi punya pendapat berbeda. Saya justru menyesal kenapa tidak dari dulu datang ke pusat oase bagi para pecinta buku ini.

Saat mengutarakan ide untuk berkunjung ke Perpustakaan Cikini pada seorang teman, ia menyarankan saya untuk datang lebih pagi ke sana. Meski awalnya sempat menyangsikan, pada akhirnya saya menurut juga. Setibanya di sana, saya langsung menuju lantai 3 setelah melewati tangga panjang dan eskalator. Di lantai ini saya diminta melakukan proses check in dengan men-scan QR barcode yang ada di aplikasi Jaklitera. Barcode ini bisa didapatkan setelah membuat akun di aplikasi tersebut. Pengunjung hanya diperbolehkan membawa barang penting seperti dompet, gadget maupun alat tulis. Sementara barang-barang lain bisa disimpan di loker yang tersedia.

Jarum jam baru saja menunjukkan pukul 10.00 saat saya tiba di ruang utama perpustakaan di lantai 4. Saya tidak menyangka, di musim liburan yang intensitas hujannya sering, antuasias masyarakat untuk berkunjung ke perpustakaan yang sudah dirancang sejak tahun 2019 oleh arsitek Andra Martin ini justru sangat tinggi. Meja dan kursi di setiap sudut perpustakaan hampir semua terisi. Pantas saja teman saya menyarankan untuk datang lebih pagi.

Lupakan gambaran perpustakaan yang didominasi sekat-sekat dengan aroma buku tua menyerbak. Semenjak mengalami revitalisasi, Perpustakaan Cikini memiliki tampilan layaknya sebuah kafe gaul di Senopati. Perpaduan pencahayaan hangat dan elemen kayu membuat Perpustakaan Cikini terasa lebih nyaman dan estetik. Desain ruang terbuka sejalan dengan konsep #sedekatitu yang diusung Perpustakaan Cikini. Konsep ini memberikan makna bahwa perpustakaan menjadi wadah tempat berkumpulnya masyarakat dan terbuka bagi siapa saja.

Perpustakaannya sendiri terletak di lantai 4 sampai 6. Di lantai 4 terdapat ruang baca keluarga, ruang baca anak, ruang baca tangga, bilik bermain, bilik bercerita, ruang laktasi dan layanan sirkulasi. Sementara lantai 5 ditujukan sebagai ruang baca umum, privat, ruang inklusi, bilik diskusi serta ruang baca tangga. Di lantai 6 terdapat ruang baca deposit, ruang layanan multimedia serta ruang multifungsi. Terdapat lebih dari 100.000 buku yang bisa dinikmati di sini. Genre yang disediakan juga beragam, diantaranya sastra, budaya, seni, ekonomi, arsitektur, agama, fiksi, kuliner, kesehatan, hingga arsip-arsip majalah jadul.

Setelah lama mencari, saya pun memilih salah satu sudut yang masih belum terisi. Saya membaca sebuah buku sambil ditemani pemandangan kawasan TIM yang tengah diguyur hujan. Dinding kaca di sekeliling Perpustakaan Cikini membuat pengunjung dapat menikmati waktu bersantai sambil membaca buku-buku koleksi perpustakaan sembari menikmati pemandangan di luar. Tidak semua pengunjung datang ke sini untuk membaca buku, sebagian dari mereka sibuk berfoto ria, sementara sisanya sibuk dengan laptop di depan meja mereka.

Para orang tua juga memanfaatkan fasilitas di Perpustakaan Cikini untuk mengajak anaknya bermain sambil belajar. Bukan cuma buku, di lantai 4 ada ruangan yang dilengkapi dengan meja dan kursi kecil untuk bermain dan membaca. Terdapat rak berisi berbagai mainan untuk balita, seperti puzzle, balok warna-warni, uno, ring donat, dan berbagai mainan pretend play.

Sebelum menutup kunjungan saya di Perpustakaan Cikini, saya sempat mengobrol dengan Marina, salah satu orang tua yang kerap mengajak putrinya ke perpustakaan ramah anak ini di kala musim liburan tiba. Perempuan yang tinggal di Jatinegara, Jakarta Timur, ini menjadikan Perpustakaan Cikini sebagai alternatif wisata sekaligus untuk menjauhkan anaknya dari bahaya kencanduan gawai elektronik.

“Awalnya saya ajakin ke sini karena kebetulan dekat dari rumah. Belakangan setiap liburan malah anaknya yang minta diajak ke sini. Koleksi bukunya lengkap terutama buat balita sama anak-anak, ya,” kata perempuan berusia 38 tahun ini.

Marina bisa menghabiskan waktu setengah hari di sini. Selain menemani putrinya yang masih berusia 5 tahun, ia jadi ikut kecanduan membaca buku. Fasilitas lengkap yang disediakan di Perpustakaan Cikini membuat Marina betah berlama-lama. “Kapan lagi ada tempat di Jakarta yang sediain fasilitas kayak gini, gratis pula dan adem di sini ada AC juga,” tandasnya.

Bagi pengunjung yang ingin ke sini menggunakan transportasi umum, caranya cukup mudah. Bus Transjakarta jurusan Senen-Lebak Bulus berhenti tepat di depan perpustakaan di halte Taman Ismail Marzuki. Sementara menggunakan Commuter Line (KRL), pengunjung bisa berhenti di Stasiun Cikini dan jalan kaki sejauh 1 Km.

Perpustakaan Cikini buka dari hari Senin-Kamis jam 09.00 sampai 17.00. Sementara hari Jumat-Minggu mulai pukul 09.00 hingga 20.00. Info terkini seputar perpustakaan bisa dilihat di akun Instagram resminya @perpusjkt. Selain perpustakaan, di dalam komplek TIM juga terdapat aktivitas menarik lainnya yang bisa dilakukan seperti mengunjungi Planetarium atau pergi ke teater untuk menyaksikan berbagai acara seni dan budaya seperti pementasan drama, tari, wayang, musik dan sebagainya.

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial