Diplomasi Baru Kehutanan Indonesia

1 week ago 15

Jakarta -

Indonesia mempunyai disertasi agung seni merestorasi ekosistem hutan. Rumusannya dari sistem perladangan berputar yang dikembangkan oleh leluhur Nusantara. Perladangan diawali dengan pembukaan hutan melalui tebas dan bakar. Namun lintasan akhirnya membangun konfigurasi perhutanan agroforestri yang mirip dengan hutan alam.


Supermarket Alami

Sistem perladangan dibangun atas tradisi keilmuan tinggi apabila menapak jejak perhutanan agroforestri. Lintasan ekologi berjalan bukan hanya mengikuti rentetan suksesi namun sekaligus selaras dengan nilai peruntukkannya. Ada kemajuan iklim mikro yang diiringi perlindungan tanah. Strategi pembenah tapak siap kembang (safe site) yang diteruskan dengan penanaman jenis elit menjadi pilar perhutanan agroforestri bernilai tinggi.

Asosiasi dalam lintasan perhutanan agroforestri memberikan fasilitasi pembenah ekosistem lainnya. Seperti hadirnya jenis buah tidak dapat dimakan (non edible fruit) namun mewah untuk pembenah ekologi. Ada tradisi kearifan ekologi yang menjadi watak khas perhutanan agroforestri yaitu dibiarkannya tumbuhan liar menjadi satu kesatuan. Perhutanan agroforestri seperti supermarket alami. Adanya suplai sumber pangan persis seperti yang dipanen dari hutan alam.

Perhutanan agroforestri memberikan jaminan restorasi hutan bernilai tinggi termasuk di dalamnya pemuliaan ekosistem hutan. Dengan demikian Indonesia mempunyai karya agung perhutanan agroforestri sebagai rujukan spektakuler dalam pengelolaan hutan nol deforestasi.

Indonesia waktunya mengambil kembali rumusan agung yang diletakkan oleh leluhur Nusantara. Stempel Indonesia sebagai negara deforestatif perlu mendapatkan perlawanan melalui diplomasi berkenusantaraan tinggi. Diplomasi baru kehutanan Indonesia yang dimulai dengan menutup kitab scientific forestry.


Perubahan Paradigmatik

Hutan Indonesia mengalami perubahan paradigmatik pada era kolonial dengan gelombang monokulturisasi. Peluso (1992) menjelaskan scientific forestry merupakan struktur dan ideologi pengelolaan hutan "ilmiah" yang berasas kuat pada kayu. Ekosistem hutan telah direduksi total hanya untuk industri kayu.

Perhutanan agroforestri dalam sejarah panjang kehutanan kolonial mengalami kesepian ruh kenusantaraan (desolasi). Restorasi hutan yang diformulasikan oleh leluhur mengalami ketidakbermaknaan (absurditas). Dampak kuat paradigma scientific forestry sampai sekarang yaitu kebekuan wacana hutan berkenusantaraan.

Status hutan Indonesia saat ini dalam kondisi laju degradasi tidak mampu dikejar oleh laju rehabilitasi. Dengan kata lain Indonesia dalam kondisi darurat kehutanan. Scientific forestry yang menjadi kitab sakti kehutanan Indonesia waktunya untuk ditutup. Tafsir ulang kesejarahan perhutanan agroforestri dapat menjadi spirit baru kehutanan. Indonesia waktunya mengambil inspirasi hutan yang berorientasi pada nilai kenusantaraan tinggi.


Babak Baru

Guncangan negatif deforestasi memasuki babak baru ketika Parlemen Uni Eropa mengesahkan Undang-Undang Komoditas Bebas Deforestasi pada 2022. Meskipun diplomasi penundaan berhasil (UU akan diterapkan Desember 2025) namun tekanan negatif tidak berhenti.

Indonesia waktunya memainkan panggung narasi dunia dengan membangun scientific evidence nol deforestasi berbasis perhutanan agroforestri. Spektrum kehutanan ditata ulang dengan narasi baru untuk menggeser arena pandang dunia. Kalkulasi spektrum baru dengan merancang fasilitas ilmiah menghasilkan grammar baru yaitu Indonesia mempunyai karya gemilang nol deforestasi.

Sejarah agung Nusantara dalam membangun perhutanan agroforestri yang berkembang di berbagai pulau dari Sabang sampai Merauke dijadikan bukti ilmiah untuk menguatkan posisi di dunia global. Indonesia menginterupsi arena perbincangan global dengan menggeser perdebatan negatif deforestasi dengan bingkai baru rujukan spektakuler nusantara mengelola nol deforestasi. Narasi ini dikemas dalam dokumen kenegaraan Mahataman Peragroforestrian Indonesia (Matarian Indonesia) yang disampaikan di berbagai forum dunia.

Matarian Indonesia merupakan scientific evidence dengan daya tarik tinggi yang nantinya diintegrasikan dengan soft diplomacy bergengsi. Pengarusutamaan Matarian Indonesia sebagai sistem kehutanan nol deforestasi menjadi soft power dan sekaligus new national branding. Indonesia lebih atraktif dan berkekuatan dengan membuka lebar perkembangan ilmu pengetahuan yang belum tereskplorasi (unexplored domain of knowledge). Literasi baru ini mementaskan Indonesia semakin fasih dan lihai dalam menghadapi kampanye negatif deforestasi.

Kehutanan Nusantara terkode ulang dengan DNA Matarian Indonesia yang dikemas dalam kecerdasan taktis secara halus, terbuka, dan aktif (gentle, open, dan active). Hal ini sebagai bagian dari taktik diplomasi Nusantara kontemporer yang terintegrasi dalam perang urat saraf (psy-war). Target awal dari perlawanan ini yaitu menggeser parkir dunia internasional terkait stempel deforestasi.

Diplomasi Matarian Indonesia mengemban misi kemenangan karena adanya rujukan dunia atas tata kelola hutan nol deforestasi berpusat di Indonesia. Rujukan ini menjadi pusat pembelajaran dunia dengan mengedepankan empati permasalahan global (global emphaty).

Matarian Indonesia dibentengi dengan strategi berlapis mengikuti skema perang gerilya. Indonesia melalui refleksi kebangsaan yang tinggi secara pararel membuat roadmap baru kehutanannya. Ada haluan 100 tahun kehutanan berkenusantaraan agung yang menjadi rujukan peradaban dunia. Hutan untuk pangan, energi, air, dan termasuk di dalamnya perkebunan kelapa sawit di kawasan hutan ditemukan jalan gemilang berkenusantaraan agungnya yang semuannya menginduk kuat pada Matarian Indonesia.

Priyono Suryanto Guru Besar Fakultas Kehutanan UGM, Ketua Umum Masyarakat Agroforestri Indonesia

(mmu/mmu)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial