Kisah di Balik Pencipta Sirup Marjan yang Legendaris

1 week ago 16

Jakarta -

Kalau kata warganet, salah satu tanda bulan Ramadan tiba adalah sirup Marjan yang banyak nampang di rak terdepan swalayan, sampai iklannya yang banyak muncul di TV.

Marjan dianggap lebih dari sekadar minuman, tetapi juga simbol datangnya Ramadan. Namun, di balik popularitasnya, sirup Marjan memiliki sejarah panjang yang menarik untuk ditelusuri.

Dari awal kemunculannya hingga menjadi salah satu merek sirup paling ikonik di Indonesia, perjalanan Marjan tidak lepas dari tangan dingin seorang pengusaha sukses yang juga berperan dalam dunia ritel modern di Indonesia. Bagaimana Sirup Marjan bisa melegenda?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kisah di Balik Sirup Marjan yang Legendaris

Sirup Marjan yang legendaris lahir dari tangan Muhammad Saleh Kurnia. Dilansir dari laman resmi PT Lasallefood dan berbagai sumber lainnya, pengusaha keturunan Tionghoa ini lah yang melahirkan Marjan melalui PT Suba Indah, sebelum perusahaan itu dijual.

Kurnia, begitu sapaannya, mendirikan PT Suba Indah pada 1975. Awalnya dia memproduksi susu namun tidak begitu berhasil. Akhirnya Kurnia mencoba peruntungan dengan memproduksi sirup Marjan. Tak disangka, produk milik pria yang juga pendiri dari toko ritel modern Hero itu, sangat disukai pasar.

Pria kelahiran 1 Desember 1934 itu memang sudah kenal dunia bisnis sejak kecil. Ia terinspirasi dari orang tuanya yang memiliki usaha toko kelontong yang menjual barang pecah belah dan pakaian jadi, mirip dengan konsep grocery store.

Saat Kurnia berusia sembilan tahun, toko milik orang tuanya habis terbakar akibat pendudukan tentara Jepang. Beberapa tahun setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, keluarganya pindah ke Jakarta dan memulai usaha baru dengan membuka toko kecil yang menjual makanan dan minuman di Gang Lebar, Pintu Besar.

Di sana Kurnia mulai membantu orang tuanya sambil belajar berdagang. Lalu pada tahun 1950-an, Kurnia bersama kakaknya, Wu Guo Chang, mendirikan bisnis berbentuk CV (Commanditaire Vennootschap) dengan nama CV Hero.

Ia mengaku memulai usaha tersebut dengan modal kerja keras, keuletan, dan gaya hidup hemat. Seiring berjalannya waktu, bisnis mereka berkembang dan mulai merambah impor barang dalam skala kecil.

Setelah lebih dari 20 tahun berusaha, CV Hero berkembang pesat dan pada tahun 1973 resmi menjadi PT Hero Supermarket. Perusahaan ini terus bertumbuh dan memiliki delapan cabang di Jakarta. Gerai pertama mereka didirikan di Jl. Falatehan No. 23, Kebayoran Baru.

Dalam menjalankan bisnisnya, Kurnia selalu fokus pada dua aspek utama, yaitu pengembangan teknik perdagangan dan pengelolaan karyawan yang lebih baik. Dengan dukungan 700 karyawan, PT Hero Supermarket tetap fokus pada bidang usaha ritel dan tidak terjun ke sektor lain.

Ide untuk mendirikan bisnis minuman Marjan kemudian datang dari Phang Kang Hoat, seorang rekan Kurnia. Saat itu, Phang menyarankan Kurnia untuk mendirikan pabrik minuman, karena masyarakat Indonesia masih sangat bergantung pada produk impor.

Pada tahun 1970-an, industri minuman lokal masih terbatas, dengan kebanyakan pemain hanya bertindak sebagai distributor produk luar negeri. Dalam autobiografinya yang berjudul Perintis Ritel Modern Indonesia: Memoar Pendiri Grup HERO (2003), Kurnia mengisahkan bahwa produk pertama PT Suba Indah bukanlah sirup, melainkan susu.

Namun, produk ini kurang berhasil di pasaran. Kegagalan ini mendorong Kurnia untuk mengalihkan fokus usahanya ke produksi sirup, hingga akhirnya lahirlah Marjan Bouduin pada 1975.

Sejak awal peluncurannya, Marjan mendapat respons positif dari masyarakat, meskipun telah ada beberapa pesaing di pasar. Salah satu faktor utama yang mempercepat pertumbuhan bisnis Marjan adalah keberadaan Hero Supermarket.

Pada era 1970-an dan 1980-an, Hero menjadi salah satu supermarket paling sukses di Indonesia, bahkan menjadi pionir dalam konsep supermarket yang buka di hari Minggu. Disadur dari laman resminya, Sirup Marjan diproduksi oleh PT Lasallefood Indonesia yang berdiri sejak tahun 2002.

Perusahaan ini berdiri dengan mengakuisisi bisnis dari PT Suba Indah. Sejak saat itu, perusahaan berhasil meningkatkan usahanya hingga 50 kali lipat dalam 18 tahun.

Beragam merek-merek produksinya jadi unggulan di pasar ritel dan sektor layanan makanan. Dan di situlah Marjan menjadi merek sirup terdepan, dengan mengklaim sebagai sirup premium yang menggunakan 100% gula asli.

Nah, itulah jejak sejarah dari sirup Marjan yang legendaris dan jadi populer saat Ramadan.


(aau/fds)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial