Jakarta -
Pada tahun 2024, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menargetkan 30 Juta UMKM mengadopsi teknologi digital. Sayangnya, untuk mencapai target tersebut masih banyak tantangan yang harus dilalui karena saat ini sebanyak 67 persen pelaku UMKM masih berjuang untuk mempertahankan bisnis.
Meski masih banyak tantangan yang harus dilalui, pebisnis tetap tak boleh lengah karena berdasarkan Riset Bain & Company dan Facebook di tahun 2020, disebutkan bahwa sektor belanja daring di Indonesia diprediksi akan tumbuh 3,7 kali lipat menjadi US$ 48,3 miliar di tahun 2025.
Masih Banyak Tantangan Lain
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain tak boleh lengah, penting juga bagi para pebisnis untuk mengetahui tantangan lain yang sekiranya akan dihadapi saat masuk ke dunia digital. Menurut Owner Instagram @kamusngonten, Margareth Eka mengatakan tantangan pertama yang harus dilewati adalah kegagalan produk mencetak winning yang membuat pebisnis harus berusaha lagi dari nol.
Tantangan selanjutnya adalah kegagalan brand untuk berkomunikasi dengan audiens. Saat ini, banyak brand yang hanya sekedar membuat logo dan menempatkannya di beberapa spot tertentu dengan harapan menarik calon pembeli. Padahal, strategi ini belum tentu berhasil karena target audiens tidak bisa terukur dengan baik.
Tantangan terakhir, adalah kurangnya brand awareness dari sebuah brand. Penting sekali bagi sebuah brand memiliki brand awareness yang tepat dan kuat. Caranya gampang! Bisa dengan menempatkan owner atau tim kreatif lain untuk meningkatkan brand awareness.
Temukan Harta Karun Terpendam
Meski terlihat sulit jika diatasi, tiga tantangan ini akan membuka sebuah harta karun yang terpendam. Contohnya, seperti brand Apple yang dibangun dengan brand awareness yang sangat kuat.
Berkat brand awareness ini, Apple bahkan dinobatkan sebagai The Most Valuable Brand in The World. Tak main-main, value-nya mencapai USD 574,5 miliar yang artinya sudah meningkat sampai 11% dari tahun 2024.
Bukan cuma brand Apple, di Indonesia juga ada Mie Gacoan yang sukses membangun brand awareness dengan cara yang unik. Personal branding yang sukses ini akan membuat Mie Gacoan tetap mudah diterima masyarakat meski banyak perubahan yang terjadi di depan.
Selling dan Branding, itu Beda!
Kesuksesan brand yang sudah disebutkan di atas, bersumber juga dari pengetahuan yang tepat terkait perbedaan selling dan branding. Selling hanya terbatas proses jual beli, berbeda dengan
branding yang merupakan cara pendekatan brand kepada konsumen.
"Beda ya selling sama branding, kalau selling anda jual beli putus, kalau branding gimana caranya brand kita melekat di benak konsumen, dan customer anda beli lagi produk yang anda tawarkan bahkan sampai tahap brand advocacy," tutur Margareth, dalam keterangannya, Kamis (6/2/2024).
Tingkatkan Brand Awareness Bersama kamusngonten
Meningkatkan brand awareness memang bukan hal yang mudah, tapi tenang karena saat ini banyak wadah belajar untuk meningkatkannya. Salah satunya adalah platform kamusngonten karya Margareth Eka.
Diketahui, saat ini kamusngonten memiliki ratusan ribu pengikut dan membuka kelas coaching serta grup reseller untuk semua pemilik bisnis yang tertarik meningkatkan brand awareness. Bukan tanpa tujuan peningkatan brand awareness ini adalah modal awal untuk masuk ke dunia bisnis digital dan meningkatkan penjualan.
Selain itu, bukan cuma bisnis owner saja yang tertarik bekerja sama dengan kamusngonten, perusahaan besar seperti BUMN pun sudah banyak yang menjalin kerja sama dengan kamusngonten. Tujuannya sama, yaitu untuk memperkenalkan perusahaan dalam dunia bisnis digital.
Jika Anda tertarik bekerja sama dengan kamusngonten seperti yang sudah dilakukan banyak bisnis owner dan BUMN, segera kunjungi Instagram @kamusngonten atau contact person di nomor 081222345684.
(prf/ega)