Emas Antarkan ke Pelaminan

2 hours ago 1

Ketertarikan Arif Rahman, seorang laki-laki asal Kota Bandung pada investasi emas muncul berkat pengaruh sang ibu. Sejak dulu ibunya yang merupakan penggemar perhiasan memiliki moto berhias sambil menabung. Ketika ada uang, ia selalu menyisihkannya untuk membeli perhiasan emas. Dengan begitu ibu Arif merasa ia telah memiliki keuntungan ganda. Bukan hanya menambah kecantikan dalam berbusana, emas sebagai instrumen investasi dinilai memilki pertumbuhan harga yang stabil dan konsisten meski di tengah ketidakstabilan ekonomi dan inflasi.

“Ibu saya dulu sering bilang, 'Emas itu nggak akan hilang nilainya, Nak'. Dari situ saya mulai tertarik," ungkap Arif kepada detikX.

Namun, setelah dewasa, Arif menyadari membeli emas dalam bentuk perhiasan tidak selalu menguntungkan, sebab akan terkena ongkos jasa saat akan dijual. Begitu lulus kuliah dan memiliki penghasilan sendiri, ia memantapkan diri untuk berinvestasi emas Batangan. Bagi Arif, emas juga terasa lebih nyata dan mudah dipahami dibandingkan instrumen investasi lain yang terkadang terasa rumit. Emas sering dianggap sebagai pilihan investasi aman yang nilainya justru berpotensi naik ketika ekonomi global sedang tidak menentu. Kemudahan dalam membeli emas batangan kecil secara bertahap juga menjadi pertimbangan penting, mengingat kondisi keuangannya sebagai freelancer di bidang desain grafis yang tidak selalu stabil setiap bulan.

Arif mulai berinvestasi emas dimulai pada tahun 2017. Dengan menyisihkan sebagian penghasilannya setiap kali mendapatkan proyek desain, ia mulai membeli emas batangan dengan berat 1 gram dan 2 gram secara rutin. Ia memilih membeli emas di platform online terpercaya dan juga memanfaatkan promo-promo yang ditawarkan oleh toko emas. "Setiap dapat rezeki dari proyek, langsung saya sisihkan buat beli emas. Walaupun cuma satu atau dua gram, yang penting konsisten. Tujuannya ditabung dulu saja siapa tahu kan nanti ada kebutuhan penting bisa dipakai hasil dari investasi emas ini," jelas Arif. Harga emas Antam di tahun 2018 berkisar antara Rp 648 hingga Rp 657 ribu.

Semenjak bertemu kekasih di tahun 2020, Arif semakin gencar berinvestasi emas. Kini ia memiliki tujuan yang lebih jelas dan spesifik yaitu untuk mengumpulkan modal pernikahannya dengan sang kekasih. Ia ingin memberikan yang terbaik di hari bahagianya nanti, mulai dari mahar, biaya resepsi, hingga kebutuhan rumah tangga awal. Selama menyimpan emas, Arif tidak terlalu fokus pada fluktuasi harga harian. Ia lebih memegang teguh tujuannya untuk modal menikah. Namun, ia tetap memantau tren harga emas secara umum dan menyadari adanya kenaikan yang cukup signifikan.

"Kami sudah punya target menikah di 2026. Pas sekarang harga emas sudah mencapai level yang paling tinggi. Kemarin sudah saya cicil jual untuk biaya persiapan menikah. Alhamdulillah, keuntungannya lumayan banget. Saya benar-benar bersyukur bisa ngumpulin modal nikah dari investasi emas ini," tutur laki-laki berusia 30 tahun ini. “Kalau nggak investasi emas dari dulu mungkin kita harus menunda pernikahan.” Harga emas keluaran Logam Mulia Antam memang terus mengalami penguatan hingga terus memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa. Bahkan untuk harga emas Antam ukuran 1 gram di Pegadaian sudah tembus Rp 2.037.000 pada Kamis (17/4) kemarin.

Investasi emas telah lama digemari masyarakat luas, baik sebagai cara mengamankan aset maupun sebagai pilihan untuk investasi jangka panjang. Endah Retno, seorang ibu rumah tangga bermukim di Jakarta Barat sudah menjadikan emas fisik sebagai andalannya dalam berinvestasi. Sejak menabung emas dari tahun 2014, ia selalu memantau pergerakan emas yang selalu naik dari tahun ke tahun. Harga emas beberapa kali menciptakan rekor yang tidak pernah tercatat dalam sejarah sebelumnya. Ibu dua anak ini berencana menjadikan emas sebagai bekal untuk menghadapi hari tua.

“Tiap tahun saya selalu nyicil beli emas dalam bentuk koin atau batangan, sekali beli bisa 3-5 gram tergantung kondisi keuangan,” ungkapnya. Sebagai wanita pecinta perhiasan emas, Endah menahan diri untuk tidak banyak membeli perhiasan emas. “Beli emas perhiasan niatnya buat dijadikan aksesoris saja bukan buat investasi.”

Selain investasi emas, Endah juga berinvestasi di instrument lain seperti deposito dan saham. Namun menurutnya sejauh ini baik bunga deposito maupun kenaikan nilai saham masih jauh dibandingkan kenaikan harga emas saat ini. Tahun ini Endah tidak membeli emas karena harganya yang sudah melambung tinggi.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka menilai emas saat ini berada pada level harga yang cukup tinggi. Meski demikian, ia melihat adanya potensi kenaikan lebih lanjut karena tingginya minat untuk spekulasi atau sekadar menyimpan aset yang dianggap aman.

"Kalau dari saya, harga emas sekarang sudah terlalu tinggi. Sudah tidak ideal lagi untuk dibeli," kata Ibrahim. "Banyak orang beli emas karena khawatir kalau nanti terjadi resesi global, surat-surat berharga bisa jadi tidak bernilai. Jadi biasanya pilihannya hanya dua: logam mulia dan dollar.”

Sebagai alternatif, Ibrahim menyarankan masyarakat untuk menjual emas yang dimiliki jika harga sudah sangat tinggi, terutama jika dana tersebut dibutuhkan dalam waktu dekat. Namun, bagi mereka yang tidak memiliki kebutuhan mendesak, ia merekomendasikan untuk tetap menyimpan emas sebagai aset pelindung nilai. Terlebih, ia meyakini harga emas masih berpeluang untuk terus meningkat.

"Kalau sedang perlu uang, ini waktu yang pas untuk jual. Tapi kalau emas itu hasil dari dana menganggur dan kita yakin harga bisa naik lagi, lebih baik ditahan. Harus siap berspekulasi," katanya. Ia memperkirakan, jika tren kenaikan harga terus berlanjut, harga emas bisa mencapai kisaran Rp 2,3 juta hingga Rp 2,4 juta per gram. Dengan demikian, keputusan untuk menjual atau menyimpan bergantung pada kesiapan masing-masing investor dalam menghadapi risiko.

Sementara itu, seorang perencana keuangan bernama Andy Nugroho memiliki pandangan yang berbeda. Menurutnya, tujuan membeli emas adalah untuk investasi jangka panjang, sehingga fluktuasi harga saat ini tidak menjadi masalah. Andy menjelaskan bahwa emas merupakan salah satu aset aman yang nilainya cenderung stabil, bahkan meningkat seiring waktu karena faktor inflasi dan kondisi ekonomi global.

"Kalau tujuannya untuk investasi jangka panjang, minimal tiga tahun, maka membeli emas sekarang tetap langkah yang tepat," ujar Andy. Namun, jika dana terbatas atau masih ragu karena kekhawatiran harga akan turun akibat ketegangan geopolitik, Andy menyarankan strategi pembelian secara bertahap atau dollar cost averaging. "Kalau masih coba-coba atau dananya belum besar, sebaiknya beli sedikit demi sedikit secara rutin dalam jangka waktu tertentu.”

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial