Pekanbaru -
Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan mengajak para mahasiswa Universitas Lancang Kuning (Unilak) untuk ikut berperan aktif menyelamatkan kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) Pelalawan. Menjaga Tesso Nilo sebagai kekayaan alam di Bumi Lancang Kuning, berarti menjaga marwah Provinsi Riau.
Irjen Herry Heryawan menyerahkan kaus bergambar gajah bertuliskan 'Tesso Nilo Rumahku' dan boneka gajah Domang dan Tari, kepada Dosen Fakultas Ilmu Budaya Unilak, Jefri Al Male, di kampus Unilak, Senin (7/7/2025). Turut hadir di lokasi, Rektor Universitas Lancang Kuning (Unilak) Prof Dr Junaidi, S.S., M.Hum., Ph.D, dan General Manager PT PLN (Persero) UIP3B Sumatera, Amiruddin.
"Domang dan Tari ini adalah simbol, Domang dan Tari tidak dapat menyuarakan keadilan," kata Irjen Herry Heryawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada kesempatan itu, Irjen Herry Heryawan juga mengajak civitas akademika untuk terus merawat budaya Melayu, seperti pantun dan syair, sebagai upaya untuk menjaga marwah atau citra Provinsi Riau.
"Melindungi Tuah menjaga marwah. Tuah ini adalah kekayaan alam yang ada di Provinsi Riau, kekayaan budaya juga harus dijaga," katanya.
"Marwah itu integritas kita, citra diri, itu juga harus dijaga. jadi kalau tuah tidak dijaga dengan baik, citra kita akan jelek di mata nasional dan internasional," tambahnya.
Ia berharap budaya berpantun dan syair ini diharapkan dirawat oleh seluruh mahasiswa yang ada di kampus Unilak.
"Saya minta tolong adik-adik di sini bukan hanya di fakultas sastra, semuanya harus bisa baca pantun, syair. Pak Rektor, minta tolong Pak Rektor, biar budaya Melayu itu tetap kita jaga," lanjutnya.
Pada kesempatan itu, Irjen Herry Heryawan juga melakukan penanaman pohon di kampus Unilak. Penamanan 300 pohon ini merupakan bagian dari 'Green Action' yang diinisiasi oleh kampus Unilak bersama Perusahaan Listrik Negara (PLN) Wilayah Sumatera.
Dalam sambutannya, Kapolda menyampaikan 'Green Action' dengan penanaman pohon ini adalah bentuk komitmen dan kolaborasi yang baik antara civitas akademika, kepolisian dan pelaku usaha.
"Karena komitmen itu tidak bisa dijalankan tanpa ada kerja sama dan kolaborasi," kata Irjen Herry Heryawan, di Unilak, Senin (7/7/2025).
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi agar terbangun kesadaran kolektif, baik di kalangan civitas akademika, pelaku usaha, tokoh masyarakat, dan tokoh adat, serta peran penting media.
"Jadi kesempatan ini saya sangat senang sekali, bahagia, bangga. Inisiasi dari rektorat dan PLN ini yang kita butuhkan untuk bisa memberikan kesadaran kolektif," ungkapnya.
Ia menambahkan pentingnya kesadaran kolektif dalam upaya menghijaukan Bumi Lancang Kuning ini, salah satunya latar belakang Provinsi Riau yang memiliki potensi risiko kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
"Karena memang Riau basis dampak masalah lingkungan hidup, kita punya stigma negatif tentang kabut asap yang berulang kali," katanya.
(mea/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini