Kardinal Pietro Parolin (Italia, 70 tahun). Sebagai Sekretaris Negara Vatikan sejak 2013, Parolin dikenal sebagai diplomat ulung yang menjembatani berbagai faksi dalam Gereja. Ia memiliki pengalaman luas dalam negosiasi internasional, termasuk dengan China dan Timur Tengah. (AP Photo/Antonio Calanni)
Kardinal Luis Antonio Tagle (Filipina, 67 tahun). Dijuluki "Fransiskus dari Asia", Tagle dikenal dekat dengan Paus Fransiskus dan mendukung agenda reformasi serta pendekatan inklusif dalam pelayanan Gereja. Ia pernah menjabat sebagai Uskup Agung Manila dan kini memimpin Kongregasi untuk Evangelisasi Bangsa-Bangsa. (AP Photo/Alessandra Tarantino)
Kardinal Peter Turkson (Ghana, 76 tahun). Turkson adalah tokoh penting dalam isu-isu sosial seperti perubahan iklim dan keadilan ekonomi. Ia pernah menjabat sebagai Presiden Dewan Kepausan untuk Keadilan dan Perdamaian serta dikenal sebagai penasihat Paus dalam berbagai isu global. (Beata Zawrzel/NurPhoto via Getty Images)
Kardinal Matteo Zuppi (Italia, 69 tahun). Uskup Agung Bologna ini dikenal karena keterlibatannya dalam diplomasi damai dan pekerjaan sosial. Zuppi juga aktif dalam gerakan Sant'Egidio yang fokus pada perdamaian dan dialog antaragama. (AP Photo/Alexander Zemlianichenko)
Kardinal Fridolin Ambongo (Republik Demokratik Kongo, 65 tahun). Sebagai Uskup Agung Kinshasa, Ambongo dikenal vokal dalam isu-isu keadilan sosial dan lingkungan. Ia merupakan satu-satunya wakil Afrika di Dewan Kardinal dan dianggap sebagai simbol inklusivitas dalam Gereja. (AP Photo/Andrew Medichini)
Secara resmi, tidak ada daftar tetap kandidat Paus karena semua kardinal berusia di bawah 80 tahun berhak dipilih dalam konklaf. Namun, media Vatikan dan pengamat Gereja biasanya menyebut sejumlah papabili (calon potensial) yang punya peluang besar berdasarkan pengaruh, posisi, dan visi mereka. (AP Photo)