Jakarta - Bunga deposito atau tabungan berjangka terus menyusut. Hal ini terjadi seiring rendahnya suku bunga acuan BI 7 days repo rate yang berada di level 4,25%.
Pertengahan November 2017, bunga deposito sejumlah bank tercatat mengalami penurunan hingga ke level 4-5% untuk tenor yang berbeda. Sebut saja sejumlah bank besar seperti PT Bank Negara Indonesia (BNI) yang memberikan bunga 4,25%, Bank Mandiri 4%, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) 4% dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) 4,25% untuk tenor 1 bulan.
Anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan Destry Damayanti menjelaskan dengan turunnya bunga deposito bisa menimbulkan pergeseran ke instrumen investasi lain ke depannya dalam menyimpan uang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bisa aja masyarakat tidak memasukkan uang lagi ke deposito. Sebenarnya itu wajar, kalau melihat bunga deposito yang terus turun dan makin rendah," kata Destry belum lama ini.
Dia mengatakan, masyarakat umumnya akan mencari alternatif investasi lain yang lebih menguntungkan dan risikonya tidak terlalu tinggi. Menurut dia, investasi alternatif tersebut bisa dilakukan dengan membeli instrumen yang lebih pasti seperti emas hingga properti.
"Masyarakat lama lama akan cari alternatif investasi lain kalau bunga depositonya paling tinggi 4%. Misalnya emas, tapi sekarang sudah mulai terlihat geliat ekonomi bisa masuk ke properti," imbuh dia.
Emas dinilai menjadi instrumen investasi yang cukup aman untuk orang-orang yang belum paham investasi seperti saham.
Perencana Keuangan dari Mitra Rencana Edukasi (MRE) Andi Nugroho mengatakan ketika bunga deposito tak lagi memberikan imbal hasil yang tinggi, maka nasabah bisa mengalihkan tabungan ke instrumen lain.
"Tapi kembali lagi, tujuannya benar-benar untuk menabung dalam hal ini menyimpan uang atau memang menabung sekaligus mencari keuntungan? Kalau cari imbal hasil, bisa alihkan ke reksa dana atau logam mulia," kata Andi saat dihubungi detikFinance, kemarin.
Dia mengatakan, kedua instrumen tersebut memiliki risiko yang cukup rendah. Reksa dana misalnya, masyarakat bisa memilih produk seperti pendapatan tetap dan pasar uang, karena memiliki kemiripan dengan tabungan biasa, namun imbal hasil bisa lebih tinggi.
"Jadi untuk masyarakat yang baru pindah dari deposito, bisa mulai di reksa dana dengan profil risiko konservatif, karena lebih nyaman meski pendapatannya tidak setinggi saham namun aman," kata Andi.
Selain reksa dana, logam mulia atau emas bisa mencari 'pelarian' yang tepat ketika bunga deposito dinilai tak lagi cuan. Logam mulia adalah instrumen investasi yang aman untuk masyarakat yang belum paham reksa dana.
"Tapi baiknya beli dalam bentuk batangan, jangan dalam bentuk perhiasan karena akan mempengaruhi harga jual kembali nya nanti," imbuh dia.
Dia mencontohkan, jika masyarakat ingin membeli emas 50 gram, bisa dengan cicilan. Jadi setiap bulan membayar cicilan sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan. "Ini lebih efektif, karena bisa lebih ringan dan lebih aman karena emas masih disimpan di bank," ujar dia.
Deputi Komisioner Pengawasan Perbankan I Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Budi Armanto menjelaskan saat ini likuiditas di perbankan longgar, hal ini tercermin dari pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK). Dari data uang beredar Bank Indonesia (BI) per September 2017 tercatat Rp 4.992 triliun, tumbuh 11,1% dibandingkan periode bulan sebelumnya 9,4%.
"Karena likuiditasnya cukup banyak, bank saat ini dalam kondisi 'kalau mau masukan uang ya silahkan, tidak ya tidak apa apa' karena mereka juga harus mengurangi beban bunga," jelas dia.
Budi mengatakan, pengurangan beban bunga juga karena bank harus berkompetisi dengan non bank dalam hal penyaluran kredit. Pasalnya, dengan beban bunga yang tinggi, bunga kredit juga susah turun.
Dari data uang beredar Bank Indonesia (BI) secara rata-rata untuk bunga deposito jangka waktu 1 bulan per September 2017 berada di level 6,09% dari bulan Agustus 2017 6,3%. Kemudian untuk jangka waktu 3 bulan bunga deposito tercatat 6,46% lebih rendah dibanding bulan sebelumnya 6,54%.
Lalu untuk bunga deposito jangka waktu 6 bulan tercatat 6,8% menurun dibandingkan periode bulan sebelumnya 6,86%. Sedangkan untuk bunga deposito jangka waktu 12 bulan 6,99% dibandingkan periode bulan sebelumnya 7,06%. Terakhir untuk bunga deposito jangka waktu 24 bulan tercatat 6,91% menurun dibandingkan bulan sebelumnya 6,94%.
(mkj/mkj)