Jakarta -
Sejumlah warisan dokumenter Indonesia telah diakui sebagai bagian dari warisan dunia oleh UNESCO. Per April 2025, terdapat lima arsip bersejarah Indonesia yang resmi masuk dalam Daftar Internasional Memory of the World (MoW) UNESCO.
Pengakuan kelima arsip bersejarah Indonesia tersebut berlangsung pada Sidang Dewan Eksekutif UNESCO ke-221 pada tanggal 2-17 April 2025 di Paris, Prancis. Keputusan ini merupakan bagian dari pengakuan 74 nominasi baru Memory of the World yang disetujui UNESCO, dari total 122 usulan yang diajukan oleh negara-negara anggota.
Seperti dilansir Antara, Selasa (22/4/2025), kelima arsip bersejarah tersebut antara lain: Arsip Tarian Khas Mangkunegaran periode 1861-1944, Naskah Sang Hyang Siksa Kandang Karesian, Karya-karya Hamzah Fansuri (pengajuan bersama Indonesia dan Malaysia), Surat-surat dan Arsip Kartini (pengajuan bersama Indonesia dan Belanda), dan Arsip Lahirnya ASEAN periode 1967-1976 (pengajuan bersama Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip dari laman UNESCO, berikut ini serba-serbi kelima arsip bersejarah Indonesia yang resmi diakui UNESCO sebagai bagian dalam Daftar Internasional Memory of the World per tahun 2025:
1. Arsip Tarian Jawa: Tarian Khas Mangkunegaran (1861-1944)
Arsip ini mencakup koreografi, notasi musik, dan dokumentasi pertunjukan tari tradisional Mangkunegaran yang diciptakan oleh Mangkunegara IV. Warisan ini mencerminkan kekayaan budaya dan seni pertunjukan Jawa.
2. Naskah Sang Hyang Siksa Kandang Karesian
Naskah Sunda Kuno abad ke-16 ini memuat ajaran moral dan etika yang menjadi pedoman kehidupan masyarakat Sunda pada masanya. Naskah ini disimpan di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dan diakui karena nilai historis serta kebijaksanaan lokal yang terkandung di dalamnya.
3. Karya-karya Hamzah Fansuri (pengajuan bersama Indonesia dan Malaysia)
Hamzah Fansuri adalah penyair sufi terkemuka dari Aceh pada abad ke-16. Karya-karyanya yang berbahasa Melayu dan berisi ajaran tasawuf menjadi warisan penting dalam khazanah sastra dan spiritualitas Nusantara.
4. Surat-surat dan Arsip Kartini (pengajuan bersama Indonesia dan Belanda)
Kumpulan surat-surat Raden Ajeng Kartini yang berisi pemikiran tentang pendidikan dan emansipasi perempuan Indonesia. Arsip ini disimpan di Leiden University Libraries, Nationaal Archief, dan Arsip Nasional Republik Indonesia.
5. Arsip Lahirnya ASEAN periode 1967-1976 (pengajuan bersama Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand)
Dokumen-dokumen yang merekam proses pembentukan ASEAN, termasuk Deklarasi Bangkok 1967. Arsip ini menjadi bukti penting peran Indonesia dalam diplomasi dan kerja sama regional di Asia Tenggara.
Pengakuan lima arsip ini menegaskan peran Indonesia dalam melestarikan memori kolektif bangsa dan kawasan, serta memperkuat posisinya di dunia sebagai penjaga warisan dokumenter yang bernilai tinggi bagi peradaban manusia.
(wia/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini