Aiptu Karyanto Sulap Rawa Jadi Tambak Ikan Berdampak Ekonomi Warga Meningkat

3 hours ago 4

Jakarta -

Aiptu Karyanto membantu warga Banjarbaru, Kalimantan Selatan (Kalsel), dengan mendorong peningkatan ekonomi produktif. Ia memanfaatkan lahan kosong di Kelurahan Mentaos, Banjarbaru, untuk dijadikan tambak ikan air tawar.

Aiptu Karyanto saat ini bertugas sebagai Bhabinkamtibmas di Kelurahan Mentaos, Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Setelah sebelumnya mendapat apresiasi dalam program Hoegeng Corner 2024, kini ia juga menjadi kandidat dalam Hoegeng Awards 2025.

Cerita pemanfaatan lahan kosong itu bermula saat Aiptu Karyanto melihat perairan lahan rawa yang tidak produktif. Dia kemudian berkoordinasi dengan masyarakat dan pihak pemerintah untuk mengembangkan tambak ikan dan membentuk kelompok petani ikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia bersyukur ketika ide penggarapan lahan rawa itu digulirkan, masyarakat di wilayah binaannya menyambut baik. Meskipun, kata Karyanto, dalam perjalanannya masyarakat mengalami berbagai kendala.

"Di situ juga ada bantuan, kita berkoordinasi tiga pilar berkaitan dengan semacam dinas terkait, perikanan, kelurahan, dengan RT RW, kita libatkan dan sering kita adakan pertemuan-pertemuan," imbuh Aiptu Karyanto saat dihubungi dalam program Hoegeng Corner 2024 beberapa waktu lalu.

Aiptu Karyanto mengatakan dirinya membantu kelompok petani ikan dalam segi pemodalan hingga penggarapan lahan. Dia juga berkoordinasi dengan lembaga terkait untuk membantu para petani ikan mencarikan solusi ketika ada masalah.

"Karena letaknya strategis dan itu berdampingan dengan saluran irigasi, di situ memang ada UPT, kita bekerja sama untuk pengembangan ikan air tawar itu," ujar Aiptu Karyanto.

Sampai saat ini, ada sekitar 50 orang warga tergabung dalam kelompok petani di tambak ikan air tawar tersebut. Mereka bekerja sama dengan dinas dan didampingi oleh Bhabinkamtibmas.

"Kalau kelompok, kita kan ada bidang perikanan, kita bekerja sama dengan bidang perikanan, baik secara teknis. Cuman kita selalu mendampingi. Keluhan-keluhan dari mereka kita sampaikan," ujar Aiptu Karyanto.

Sementara itu, Karyanto menjelaskan lahan yang digunakan warga untuk tambak ikan merupakan lahan milik warga yang tidak produktif. Para petani ikan menggunakan lahan tersebut dengan sistem sewa atau bagi hasil.

"Mereka pinjam lahan akhirnya mereka berkembang bisa menyewa sendiri, kalau lahan kita pinjam sewa. Lahan itu kadang ada pemiliknya, karena nggak produktif, kita bekerja sama, kita ajak untuk digarap. Kebetulan ada orang yang menggarap," ujar dia.

Namun, kata Karyanto, hal itu disesuaikan kembali dengan kondisi masing-masing petani ikan. Yang terpenting, menurut Karyanto, setiap ada kendala dikomunikasikan dengan berbagai pihak.

"Kadang bagi hasil, kadang sukarela. Kecuali kalau mereka sudah berhasil. Tapi kalau nggak berhasil nggak dituntut juga," ujar Karyanto.

"Pokoknya orang kurang mampu habis itu di situ nggak dikerjakan, kita ajak untuk merangkul mereka, boleh nggak untuk membuka lahan. 'Nggak apa-apa silakan', 'terus gimana?', 'kerjakan dulu saja'. 'Kalau memang nanti anu, kita gampang'," sambung Karyanto menirukan percakapan warga.

Dari hasil tambak ikan tersebut, Karyanto menyebut ekonomi warga semakin membaik. Menurut Karyanto, masyarakat merasakan perubahan dengan adanya usaha tambak ikan air tawar itu.

"Ahamdulillah, cukup stabil (ekonomi warga). Namun namanya benda hidup, kalau musim pengeringan mereka ada masalah, kadang kalau cuaca. Kalau cuaca bagus mereka menghasilkan, kadang kalau pasang surut. Hasil dirasakan masyarakat, mereka merasakan, itu jadi salah satu pekerjaan mereka. Dan mereka menekuni. Alhamdulillah," tutur Karyanto.

(knv/lir)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial