Jakarta -
Tanggal 19 April resmi ditetapkan sebagai sebagai Hari Keris Nasional. Penetapan ini bertepatan dengan momentum berdirinya Sekretariat Nasional Perkerisan Indonesia (SNKI).
Adapun SNKI adalah sebuah lembaga budaya yang telah memperoleh akreditasi UNESCO dan menjadi satu dari enam organisasi kebudayaan Indonesia yang diakui secara internasional.
"Penetapan Hari Keris Nasional ini kami harapkan menjadi langkah penting dalam memperkenalkan kembali nilai-nilai keris sebagai warisan budaya yang memiliki makna historis, artistik, dan spiritual," ujar Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon dalam keterangan tertulis, Minggu (20/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia pun menekankan pentingnya meningkatkan pemahaman terhadap makna keris bagi generasi muda. Menurutnya, pengetahuan merupakan awal dari tumbuhnya kesadaran dan komitmen dalam melestarikan budaya bangsa.
"Dengan warisan budaya yang sangat beragam seperti wayang, batik, dan keris, kita harus memastikan generasi mendatang tetap memiliki kedekatan dengan akar budayanya," tuturnya.
Fadli juga mendorong sinergi pemerintah, lembaga pendidikan, serta para pegiat budaya dalam menjadikan Hari Keris Nasional sarana mendorong kegiatan edukatif dan promosi budaya, bukan hanya sekadar peringatan simbolik semata. Ia menyebut berbagai media seperti podcast, film dokumenter, diskusi, dan pameran menjadi media literasi budaya yang relevan di era digital.
Fadli berharap keris dapat menjadi bagian dari diplomasi budaya Indonesia di kancah global. Ia mencontohkan Presiden Prabowo Subianto yang kerap menghadiahkan keris kepada para pemimpin dunia sebagai simbol penghormatan dan identitas bangsa.
"Indonesia memiliki kekayaan budaya yang luar biasa, yang tak ada bandingannya di dunia. Dari wayang hingga batik, dari keris hingga tari Bali, semuanya mencerminkan identitas kita sebagai bangsa yang kaya akan tradisi," ujar Fadli Zon.
Keris, lanjut Fadli, telah diakui UNESCO sebagai bagian dari warisan budaya dunia. Keberhasilan Indonesia mendapatkan pengakuan dari UNESCO bukanlah hal yang mudah.
"Proses untuk memasukkan warisan budaya kita ke dalam daftar UNESCO sangat panjang dan penuh tantangan. Hanya negara-negara yang memiliki tradisi dan budaya yang sangat kuat yang bisa meraihnya," tambahnya.
Keris sebagai senjata tradisional dinilai memiliki nilai spiritual dan artistik tinggi, juga menjadi simbol dari berbagai macam ekspresi seni dalam satu objek.
"Keris bukan hanya warisan fisik, tetapi juga sarat dengan makna filosofis dan spiritual yang dalam," kata Fadli Zon.
Selain itu, Fadli Zon juga mengapresiasi peran komunitas-komunitas seni dalam menjaga kelestarian budaya. Dalam pidatonya, ia menekankan peran aktif organisasi-organisasi kebudayaan di Indonesia, termasuk yang berkaitan dengan keris, dalam memajukan kesenian dan kebudayaan Indonesia.
"Indonesia kini telah memiliki 18 warisan budaya tak benda yang terdaftar di UNESCO, dan kami berharap angka ini terus meningkat," ungkapnya.
Fadli Zon juga menekankan pentingnya pengakuan terhadap budaya Indonesia sebagai bagian dari pembangunan ekonomi. Menurutnya, kebudayaan dapat menjadi sumber daya ekonomi yang sangat berharga.
"Budaya bukan hanya sebuah warisan, tetapi juga bisa menjadi pendorong ekonomi kreatif yang dapat memperkuat daya saing Indonesia di kancah global," jelasnya.
Fadli Zon pun mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk terus menjaga dan melestarikan kekayaan budaya bangsa.
"Ini adalah modal budaya kita yang harus kita jaga, agar bisa terus diwariskan kepada generasi berikutnya dan menjadi kebanggaan bangsa Indonesia di mata dunia," tutupnya.
(ega/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini